Heri Susanto

Heri Susanto, S.Kom., M.Pd.Guru SMK Negeri 4 Surakarta. Gabung di gurusiana pada Januari 2018. Salam kenal ...Email : [email protected] / telp : 081329707...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Hari ke-24 : Rahasia ‘Menunggu’ #3 : Ujian Kesetiaan

Tantangan Hari ke-24 : Rahasia ‘Menunggu’ #3 : Ujian Kesetiaan

Menunggu itu ujian kesetiaan. Setia untuk tetap berada di atas ‘rel’ (agama atau hukum Allah). Ketika kita dalam masa tunggu tersebut, tentu banyak dorongan untuk segera keluar darinya. Pada masa itulah dibutuhkan keyakinan, kekuatan untuk menahan diri hingga berakhirnya masa tunggu.

Contoh sederhana adalah seperti ketika kita belajar hafalan quran. Pada momen itu ada proses ‘menunggu’nya. Yaitu, menunggu dari mulai belajar hingga bisa hafal. Hal itu tentu butuh suatu kesabaran dan kesetiaan. Jika kita tidak setia, bisa jadi sebelum berakhir masa tunggu itu kita akan resign. Dan, jika seperti itu maka kita tidak akan mendapatkan hal yang kita tunggu-tunggu sebelumnya.

Ada rumus sederhana dari sabda Nabi agar kita bisa setia dan sabar dalam masa tunggu tersebut. Nabi kita bersabda :

“Salah satu tali iman yang paling kokoh adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah”. (HR. Thabarani)

Jika kita bisa menerapkan sabda nabi tersebut, maka ‘menunggu’ bukan hal yang sulit ditaklukkan. Mengapa?. Karena kita menjalaninya dengan didasari rasa cinta. Cinta yang Allah cinta. Coba kita bayangkan ketika kita sedang jatuh cinta. Bahkan sebelum naik ke pelaminan pun, ketika kita berproses ke arah sana, maka adanya cuma senang (cinta). Mengapa? Karena ada harapan besar di akhir proses tersebut. Yaitu kita bisa bersanding dengan orang yang kita cintai.

Contoh lain, itulah mengapa ada orang yang mampu begadang tengah malam hanya demi melihat tayangan sepak bola kesayangannya. Mengapa mereka mau melakukannya, padahal mereka bisa lihat hasil akhirnya saja di esok paginya?. Jawabannya, karena mereka senang (cinta) tidak hanya pada hasilnya tetapi juga prosesnya. Jadi, ketika kita ‘cinta karena Allah, dan benci karena Allah’, maka dalam berprosespun kita dalam keadaan senang (cinta). Itulah yang membuat kita bertahan dalam ‘menunggu’. Menunggu itu setia ....

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post