Sigit Priyo Prasetyanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Sebuah Kejujuran

Sebuah Kejujuran

Pagi nan cerah mengiringi langkah Jumakir beraktivitas seperti biasa.

"Ummi, Abi berangkat kerja dulu." Pamit Jumakir kepada Najwa sambil mengulurkan tangannya ke arah istri tercintanya.

"Iya, Bi. Hati-hati di jalan. Ingat jangan ngebut semoga selamat sampai tujuan." Ujar Najwa. Diciumnya tangan sang suami penuh cinta.

"Iya sayang." Jumakir mengiyakan pesan istrinya dengan lembut. Dikecupnya kening Najwa.

"Assalamu'alaikum...," dipegangnya kedua pipi Najwa seraya ia ucapkan salam pagi itu..

"Wa'alaikumussalam, Abi.." Dipandangnya sang suami yang berangsur menjauh berangkat kerja.

Di tengah perjalanan, Jumakir tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah telah dikaruniai istri yang sholihah. Istri yang baginya adalah istri yang sempurna. Tanpa sadar perjalanannya terhenti karena ada kecelakaan. Seorang lelaki berusia lebih dari setengah abad terjatuh dari motor. Bergegas Jumakir menghentikan laju motornya dan menolong bapak tersebut.

"Bapak tidak apa-apa?" sapa Jumakir sambil membantu lelaki tersebut berdiri. Dipungutnya tas dan berkas-berkas yang tercecer.

"Alhamdulillah tidak apa-apa, Dik. Terima kasih telah menolong." Kata lelaki itu.

"Nama bapak siapa dan dari mana? Mungkin ada keluarga bapak yang bisa hubungi." Jumakir mencoba mencari tahu lelaki tersebut.

"Saya Rudi, Dik. Saya dari Dusun Argowani RT 03 RW 01. Tidak perlu menghubungi siapa-siapa. Insya Allah saya bisa pulang sendiri koq." jawab lelaki itu yang ternyata tetangga dusunnya.

Perlahan Pak Rudi menaiki sepeda motornya dan pulang. Tinggallah Jumakir di tempat itu sendirian. Namun ketika ia hendak naik motornya, dilihatnya segepok uang seratus ribuan berada di rerumputan.

Diambilnya uang tersebut, ia yakin bahwa uang itu milik Pak Rudi yang ikut terjatuh tadi. Namun ia tak segera mengembalikannya ke Pak Rudi karena harus bergegas ke kantornya.

Siang hari setelah selesai bekerja, barulah ia menyempatkan mencari rumah Pak Rudi. Berulang kali ia menanyakan kepada orang-orang yang ia temui perihal rumah Pak Rudi. Dan akhirnya sampailah Jumakir di sebuah rumah berwarna hijau muda.

"Assalamu'alaikum..." diketuknya pintu rumah Pak Rudi.

"Wa'alaikumussalam." seoang lelaki keluar dari dalam rumah yang ternyata memang benar Pak Rudi.

"Lho adik ini yang tadi pagi menolong bapak waktu terjatuh tadi kan. Ayo masuk!" ajak Pak Rudi.

Jumakir mengikuti langkah Pak Rudi masuk rumah. Ia pun duduk di kursi tamu setelah dipersilahkan Pak Rudi.

"Begini, Pak. Maksud kedatangan saya adalah mau menyampaikan ini." diberikannya segepok uang yang tadi ia temukan.

"Alhamdulillah akhirnya ketemu juga. Bapak sudah putus asa, Dik. Padahal ini bukan uang saya pribadi tapi gaji para karyawan yang harus bapak bagi besok pagi. Sekali lagi terima kasih ya." wajah kegembiraan terpancar di raut muka Pak Rudi.

"Sama-sama, Pak." ujar Jumakir.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post