Syaiful Rahman

Guru di SMAN Plus Sukowono, Jember. Alumni IKIP PGRI Jember tahun 2003 jurusan Pendidikan Matematika...

Selengkapnya
Navigasi Web
Prestasi yang Tersirat

Prestasi yang Tersirat

#TantannganGurusiana ke-1

Oleh : Syaiful Rahman, S.Pd

( Guru SMAN Plus Sukowono,Jember)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.( UU RI No.20 TAHUN 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Dari pengertian diatas jelas bahwa tujuan pendidikan memiliki fokus pengembangan potensi peserta didik yang terangkum dalam tiga ranah yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Dijelaskan bahwa ranah kognitif lebih menekankan aspek pengembangan intelektual , ranah afektif menekankan aspek sikap (sosial dan spiritual), perasaan, emosi dan ranah psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik. Tiga ranah ini secara rinci bisa kita baca di buku “Taksonomi Bloom”.

Dalam hal ini , kita mengungkap sedikit apa yg sudah kita lakukan dalam pembelajaran dan apa yang sudah menjadi “frame pembelajaran “ di mata masyarakat. Perkembangan kurikulum yang ada sudah mulai mengarahkan para pendidik untuk semakin memahami bagaimana melaksanakan pembelajaran sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Secara sederhana dimulai dari proses persiapan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran, dilanjut proses dan diakhiri dengan evaluasi pembelajaran yang tentunya ada rencana tindak lanjut berikutnya.

Pengalaman yang pernah kita lakukan dan menjadi “stempel” oleh masyarakat bahwasanya peserta didik yang memiliki prestasi unggul hanya diukur dari ranah kognitifnya saja, nilai mata pelajaran pada laporan hasil belajar diakhir semester yang tertulis dan tercetak diatas nilai 80 kita anggap “OK” prestasinya. Atau jika masih ada yang menuliskan ranking/peringkat kelas , peserta didik akan kita golongkan berprestasi jika memiliki peringkat 1 sampai dengan 5, sedangkan peserta didik yang tidak masuk peringkat itu dianggap tidak berprestasi. Hal ini yang perlu kita sikapi secara bijak sebagai pendidik. Bahwasanya sesuai dengan tujuan pendidikan yang termaktub dalam UU Sisdiknas diatas, bukan hanya ranah kognitifnya saja yang menjadi inti pengembangan diri peserta didik melainkan dua ranah yang lain yaitu afektif dan psikomotorik juga sangat penting untuk dikembangkan.

Pada umumnya lembaga pendidikan memberikan apresiasi luar biasa terhadap peserta didik yang memiliki prestasi pada ranah kognitif sedangkan peserta didik dengan sikap dan ketrampilan baik “sedikit terabaikan” untuk diberikan apresiasi. Tidak sedikit kita monitor peserta didik yang memiliki sikap baik dan memiliki ketrampilan dibidang tertentu belum banyak tersentuh oleh kita sebagai pendidik untuk bisa kita kembangkan.” Ironis jika ini terus berlangsung”.

Pentingnya kita sebagai pendidik mulai berbenah diri dengan menyeimbangkan penumbuhkembangan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik secara proporsional dan terekam dalam laporan hasil belajar, karena sejatinya pemahaman kognitif menjadi jembatan untuk terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah serta tangguh dalam menghadapi perkembangan zaman untuk hidup dan kehidupannya.

Apresiasi prestasi bukan hanya diberikan dan disematkan kepada peserta didik yang menjuarai lomba atau pinter “matematika” saja, tetapi yang paling utama adalah memberi apresiasi kepada peserta didik yang berakhlak mulia, berjiwa luhur serta berkepribadian jujur dalam mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya.

Prestasi tidak cukup dengan cerdas akal saja, tetapi ada inti dari prestasi yang tersirat yaitu menuju insan yang berakhlakul karimah dan terampil dalam kehidupannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju..No 1. Akhlak mulia2. Cerdas3. Kompetitif hehehe

30 Jan
Balas

Setuju Juga Bu

31 Jan

Setuju... Ada anak yang IQnya tinggi, namun ada juga yang EQnya yang tinggi, atau bahkan Spiritualnya yang dominan... Jangan paksa burung untuk berenang....

30 Jan
Balas

Mantap Pak. Masingmasing anak memiliki keunikan tersendiri. bagaimana kita sebgai pendidik bisa membantu mengembangkannnya dan tentunya di "ending"nya berakhlak mulia

31 Jan

Keren pak...

31 Jan
Balas

Terimaksih Bu Ratna. menjadi introspeksi bagi kita semua sebagai pendidik

31 Jan

Sip pak

30 Jan
Balas

Terimaksih bu. Sekadar opini

30 Jan

Sesuai banget dengan tujuan pendidikan nasional. Mantabbbek

30 Jan
Balas

Siap Bu Tri

31 Jan

Hargai anak didik kita sperti orng lain menghargai kita. Dengan memposisikan mereka baik di mata kita mk kita akan lebih mudah meraih dan membawa mereka nenuju ahlak mulia, cerdas dan kompetitif.

01 Feb
Balas

Siap Bu Sulis. Terimakasih

01 Feb



search

New Post