Hari ke -4

#tantangangurusiana

============

Kulihat sekeliling, ada yang sibuk dengan laptopnya, ada yang sibuk dengan gawainya, ada yang sepasang kekasih saling bertatapan, ada segerombolan anak muda tertawa tebahak, ada lelaki berjas sedang mempromosikan asuransi kepada ibu-ibu sosialita tepat di depanku berdiri.

Aku memilih duduk di dekat lelaki berjas, pura-pura menyimak dan bergabung dengan mereka. Kulihat dr kejauhan Estuti resah, sudah lebih dari lima belas menit aku tidak kembali ke meja. Dia memandang menyapu seluruh ruangan, namu percuma. Aku tidak akan terlihat karna tertutup oleh ibu-ibu ini.

Setengah jam berlalu, satu persatu ibu-ibu muda pergi. Hanya ada beberapa yang memberikan bebeapa lembar uang merah kepada lelaki itu. Saat giliranku ditanya, aku gugup namun aku berhasil menolak secara halus.

"Jika tidak ingin ikut asuransi, kenapa Mbak masih di sini ?" tanya lelaki itu.

"Eh, saya... Saya mau mendengarkan secara rinci biar bisa sampaikan ke teman-teman,"jawabku gugup.

"Temannya di sini?"

"Iya," jawabku sambil mengangguk dan menunjuk tempat dimana Estuti dan Agus duduk.

Lelaki itu tiba-tiba beranjak dari kursi, berjalan menjauh dan dalam sekejap sampai ke meja Estuti. Entah apa yang dikatakan, Estuti dan Agus kini bisa melihatku dengan jelas.

"Duh, kenapa jadi bunuh diri gini," batinku.

Kuhela napas panjang dan bersiap menghadapi pertemuan dengannya.

-bersambung