Pamula Trisna Suri

Lulusan dari FIK UNY tahun 2009, lahir di Purworejo dan tumbuh besar di kota berhati nyaman, Yogyakarta. Merantau ke Pulau sumbawa selama kurang lebih li...

Selengkapnya
Navigasi Web

P U T R I

Cerbung

Judul : P U T R I (7) #putri

Oleh : pam

"Duduk, Put."

Ruangan guru lenggang, hanya satu dua guru yang berada di ruangan.

"Minggu depan jita seleksi kecamatan untuk FLSN. Kamu siap?"

Aku mengangguk ragu. Benarkah aku masih diminta untuk lomba? Sementara aku sudah mulai jarang ikut latihan.

"Syaratnya kamu harus datang setiap kita latihan."

"Tapi saya gak bisa latihan sampe sore, Bu."

"Kenapa?"

Aku ragu untuk bercerita, tapi demi mamak ku coba memberanikan diri. Kuceritakan semua kejadian dari awal. Buk Rina terlihat iba, apalagi dia tahu aku pernah mau meminjam uang darinya.

"Jadi kamu gak ikut latihan karena kerja?"

"Iya, Buk. Beri saya kesempatan sekali lagi. Tolong, Bu. Saya udah janji sama Mamak gak akan kecewakan dia lagi."

Buk Rina tampak berpikir, "Sebenarnya Ibuk sudah siapakan cadangan kalau kamu gak sanggup. Tapi ya sudahlah, kamu janji gak kecewakan Ibuk, ya?"

Lega. Ternyata benar kata teman-teman, ada cadangan yang akan menggantikanku. Mungkin ini doa mamak, sehingga aku tidak terganti oleh siapapun.

Setelah berpamitan dan mengucapkan terimaksih aku pergi meninggalkan ruang guru.

"Put, pulang sekolah langsung latihan, ya?" Buk Rina berkata setengh berteriak karna aku sudah berada diujung pintu.

***

"Cik, boleh aku tak kerja dua minggu ini?"

"Memangnya kenapa, kau?"

"Aku harus latihan, Cik. Kalo gak, gak jadi aku ikut lomba. Mamak pasti kecewa."

Cik Ida berpikir sejenak. Setelah mendapat beberapa kesepakatan aku diijinkan untuk ikut latihan. Selesai magrib aku bisa bekerja seperti biasa dengan gaji yang sama. Mungkin Cik Ida iba pada kami.

Mamak sangat senang mendengar sebentar lagi

aku akan mengikuti lomba.

"Hati-hati, Put. Baik-baik kau latihannya, ya?"

"Iya, Mak." Kucium tangan kasarnya, tangan yang berjuang untuk hidup kami.

Deg. Terasa ada yang menghantam dadaku. Kulihat Andre sedang memainkan gitar dengan alunan musik melayu. Ada seseorang yang menyanyi, tapi wajahnya belum pernah kulihat sebelumnya.

"Sini, Put! panggil Buk Rina sambil melambaikan tangannya.

Segera ku langkahkan kaki, sengaja kupercepat. Penasaran dengan perempuan berjilbab merah itu. Dia bukan anak sekolah kami, siapa yang mengajaknya? Hanya ada Buk Rina dan Andre di sana. Mungkinkah Andre?

Ahh ..., kenapa aku jadi memikirkan tentang dia. Ingat, Put. Kamu kesini untuk latihan, kataku dalam hati.

Bersambung ~~
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post