Pamula Trisna Suri

Lulusan dari FIK UNY tahun 2009, lahir di Purworejo dan tumbuh besar di kota berhati nyaman, Yogyakarta. Merantau ke Pulau sumbawa selama kurang lebih li...

Selengkapnya
Navigasi Web
Teratak Literasi, Jln Bakti 1 No 6A, Tangkerang Barat, Pekanbaru Riau.

"Pecah Telur" di Kota Harimau Paderi Rokan

“PECAH TELUR” DI KOTA HARIMAU PADERI

Oleh : Pamula Trisna Suri

Tidak pernah terpikirkan menginjak tanah sumatera, kampung di mana Harimau Paderi jukukan Tuanku Tambusai dilahirkan. Sebuah kabupaten kota yang memiliki masjid yang indah, makanan khas yang lezat dan tak kalah menarik wisata alam yang menyejukkan mata. Tuanku Tambusai adalah salah satu pahlawan nasional yang dikenal dengan benteng tujuh lapis saat menglawan belanda. Kabupaten Rokan Hulu yang terletak di Provinsi Riau pulau Sumatera terkenal dengan buah durian dan olahan durian lain misalnya sambal kokek, tempoyak,kue talam durian, pancake durian dan lain-lain.

Di Kota ini kutemukan komunitas penulis yaitu Forum Lingkar Pena (FLP), dari sana kenal dengan seseorang yang bernama Nirma. Usia kami terpaut jauh namun kami merasa cocok karena suka membaca dan bertukar buku bacaan. Saat rapat FLP bertemu dengan banyak orang terutama para pecinta buku dan penulis-penulis lain. Dari sana terpilih ketua komunitas dan tercetus kegiatan buka lapak baca.

Lapak baca diadakan seminggu sekali yaitu setiap ahad pagi di Taman Kota, aku bertugas sebagai penanggung jawab. Sore itu aku dan Nirma berkunjung ke rumah Pak Lurah, pucuk dicinta ulampun tiba, seperti gayung bersambut Pak Lurah menyambut baik rencana kami. Bahkan saat pertama kali kami buka lapak baca Bapak Sekda menyapa kami dan sedikit berbincang tentang kegiatan ini. Beliau memberikan aspresiasi yang baik dan senang dengan ide ini. Untuk pertemuan selanjutnya kami diberikan tempat yang lebih teduh agar anak-anak bisa membaca, menggambar dan bermain dengan nyaman. Minggu pagi penuh dengan ibu-ibu yang mengikuti senam masal, terkadang para pegawai pemerintah diarahkan untuk mengikuti kegiatan tersebut sehingga lapak baca kami semakin ramai dan banyak dikunjungi.

Setelah kegiatan ini konsisten untuk beberapa bulan, kami berencana mengadakan sebuah lomba mewarnai. Melihat antusias anak-anak yang datang ke lapak baca banyak yang gemar mewarnai, puluhan kertas bergambar tersaji habis seketika dan pewarna pun mulai tumpul. Dengan semangat kami menggerakkan literasi, akhirnya Sekda mendukung acara tersebut dengan memberikan bantuan berupa sound system beserta tenda, Kepala Dinas Pedidikan pun tak mau kalah, beliau memberikan sumbangan berupa uang saku untuk pemenang, kemudian ada beberapa teman pengusaha yang memberikan bantuan lainnya seperti snack, bingkisan dan lain-lain.

Pagi itu Taman Kota ramai, anak-anak berbondong-bondong datang membawa tas dan alas meja bersama orang tua. Kami tidak menyangka bahwa pendaftar di lokasi bisa sebanyak ini, sejumlah seratus delapan puluh empat peserta mewarnai yang terdiri kategori A yaitu usia delapan tahun kebawah dan kategori B usia sembilan sampai dua belas tahun. Sekda berkenan membuka acara dan disinilah “pecah telur” yang pertama kegiatan besar kami.

Progam selanjutnya yang dicetuskan oleh Yatri yaitu diskusi literasi, kami melaksanakannya sebulan sekali. Tema diskusi bermacam-macam dan mengundang pemateri dari dalam maupun luar komunitas sesuai dengan tema yang dibutuhkan. Selain itu, kami yang menamakan diri pegiat literasi Rokan Hulu juga diberikan penawaran untuk siaran di Radio Swara Lima Luhak milik Kementrian Informasi dan Komunikasi. Setiap anggota mendapatkan giliran siaran pada ahad pagi pukul sepuluh. Saat giliranku tiba, kumanfaatkan untuk mempromosikan novel pertamaku yaitu Ra’uf Sang Pembelajar.

Tanpa disadari komunitas ini anggotanya lebih banyak dari kalangan guru sehingga terpikir dibenakku untuk membuat pelatihan menulis yang bertujuan agar semua guru mempunyai kesempatan untuk memiliki sebuah karya. Setelah berdiskusi akhirnya kami sepakat membuat pelatihan menulis untuk guru, siswa dan umum dengan biaya yang tidak sedikit yaitu tiga ratus ribu rupiah. Ide ini disambut baik oleh Kepala Dinas Pendidikan yang saat itu membuka acara pelatihan.

Satu minggu sebelum pelaksanaan jumlah peserta tidak sampai lima puluh orang namun pada saat pelaksanan satu persatu guru datang hingga jumlah peserta mencapai tujuhpuluh tiga. “Pecah telur” kedua literasi di kota Harimau Paderi Rokan , ternyata banyak bakat terpendam dari para guru. Peserta sangat antusias merangkai kata demi kata untuk dijadikan buku dan jadilah lima belas buku karya peserta yang nantinya akan di serahkan kepada Dinas Perpustakaan dan Arsip kabupaten. Bagiamana dengan peserta lain? Kebanyakan dari mereka merasa tidak sempat menulis karena jam mengajar padat dan sibuk dengan administrasi guru serta hal lain yang dilakukan di sekolah. Sedangakan saat di rumah sudah terlampau letih dan digunakan sebagai waktu bersama keluarga.

Melihat kondisi ini, saya beranggapan bahwa sebenarnya guru bisa lebih produktif menulis jika ada dorongan dari pemerintah dan beban kerja dikurangi. Dengan potensi kepenulisan yang dimiliki oleh para guru, saya dan teman-teman berinisiatif membuat lokakarya menulis cerita rakyat yang nantinya hasil naskah peserta akan dikoreksi langsung oleh mentor dan dibukukan. Kegiatan ini akan menggandeng Dinas Perpustakaan dan Arsip serta Kepala Dinas Pendidikan dengan harapan buku yang terbit akan digandakan dan menunjuk sekolah-sekolah untuk membeli buku tersebut. Prinsipnya dari kita untuk kita, siapa lagi yang akan melestarikan cerita rakyat jika bukan kita sendiri sebagai putra/putri Rokan Hulu. Layaknya harimau kita pendidik harus berani melompat untuk kemajuan suatu daerah. Semoga ini menjadikan “pecah telur” berikutnya.

Penulis

Pamula Trisna Suri, seorang guru kelahiran Puroworejo lulusan Universitas Negeri Yogyakarta jurusan pendidiknan olahraga. Kini berdomisili di Rokan Hulu Riau.

Facebook. Pamula Trisna Suri dan Teratak Literasi

Wa. 0822 2658 3778.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hehehe, iya pak.

05 Nov
Balas

Durian sumatera saya ada banyak. Tuan tembusai itu terkenal sekali hingga ke Labuhanbatu Utara-Sumatera Utara

30 Oct
Balas

Durian sumatera saya ada banyak. Tuan tembusai itu terkenal sekali hingga ke Labuhanbatu Utara-Sumatera Utara

30 Oct
Balas



search

New Post