Paryono paryono2fbs.2022

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyusun Best Practise Menggunakan Metode STAR Untuk Pembelajaran

Menyusun Best Practise Menggunakan Metode STAR Untuk Pembelajaran

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi

Mulyasari, Kec. Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat

Lingkup Pendidikan

SMK Negeri 3 Tasikmalaya – Kelas XI Logam 2 – 27 Siswa

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran model project based learning dengan metode demonstrasi peserta didik dapat membuat pola produk sesuai dengan prosedur.

Penulis

Paryono, S.Sn

Tanggal

20/1/2023

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Secara umum, seni kriya tradisional logam telah dikembangkan dan dihidupkan kembali sebagai dari upaya melastarikan budaya daerah. Inti dari sebuah karya seni adalah gagasannya yang kreatif dan unik. Karya seni yang unik dan antimainstream inilah yang banyak dicari oleh pengapresiasi-pengapresiasi saat ini, terutama yang jarang sekali berkembang dan beredar di pasaran saat ini adalah karya seni kriya yang dibentuk dari bahan dasar logam, yang biasa disebut dengan etsa. Menurut Suharto (1997) Etsa adalah proses pengikisan bagian permukaan logam tanpa pelindung apapun untuk menciptakan motif dan corak pada permukaan tersebut dengan menggunakan asam kuat. Kata etsa berasal dari Bahasa Jerman, yaitu etch yang berarti memakan, berkorosi, atau berkarat.. Namun setelah dilaksankan observasi dan wawancara ditemukan permasalahan sebagai berikut

1. Peserta didik memiliki minat belajar yang rendah pada mata pelajaran etsa.

2. Pembelajaran kurang inovatif sehingga pembelajaran yang diterapkan monoton.

3. Model dan strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat.

Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik (Best Practice) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai guru menpola pembelajaran inovatif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran dekorasi etsa dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dan strategi Peta Pikiran. Selain berguna untuk situasi pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan refrensi bagi guru lain untuk menginovasi pembelajarannya.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Berdasarkan hasil pengamatan kajian literatur dan wawancara dengan Dosen Pembimbing, Guru Pamong, Ketua Jurusan Logam dan Perhiasan, guru sejawat, pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Project Based Learning ini memiki beberapa tantangan. Adapun tantangan dalam pemikiran dalam aksi ini adalah sebagai berikut:

1. Membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat, masalah, konsep, media, dan persiapan lainnya.

2. Sulitnya mencari permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa.

3. Memerlukan waktu yang cukup panjang dalam pelaksanaannya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Guru melakukan beberapa persiapan, diantaranya menggunakan fasilitas Projector, untuk mendukung media website yang disiapkan, dan memberi arahan kepada siswa untuk mempersiapkan diri melalui whatsapp group (WAG) sebelum pelaksanaan aksi.

2. Guru melakukan test diagnostik non kognitif untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa. Test diagnostik ini dilaksanakan pada pertemuan sebelum pelaksanaan aksi.

3. Kegiatan praktik dilakukan secara berkelompok agar dapat lebih menghemat waktu dan memberi kesempatan kepada semua siswa untuk melaksanakan seluruh rangkaian prosedur pembuatan produk dekorasi etsa.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah dalam aksi praktik baik ini menggunakan model pembelajaran Project Based Learning, Secara umum dapat dijabarkan bahwa model PjBL adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain. Langkah kerja (sintak) yang harus dipenuhi pada model pembelajaran PjBL diantaranya adanya pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan produk, menyusun jadwal pembuatan, memonitor keaktifan dan perkembangan proyek, menguji hasil, evaluasi pengalaman belajar.

Sedangkan kegiatan peserta didik yang diharapkan yaitu:

1. Mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap topik / pemecahan masalah.

2. Menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan.

3. Menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama.

4. Melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan guru.

5. Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada orang lain.

6. memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek.

(Orientasi pada Masalah)

1. Kelas yang terdiri 27 siswa membentuk 4 kelompok sehingga dalam tiap kelompok berjumlah 6-7 peserta didik.

2. Setelah kelompok terbentuk, siswa mengamati kartu Peta pikiran dan LKPD yang dibagikan guru.

3. Peserta didik bersama kelompok menyaksikan dan mendiskusikan topik di dalam tayangan vidio Peserta didik menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin produk etsa sebagai berikut:

(Penemuan pertanyaan mendasar)

1) Peserta didik mengemukakan pendapat tentang apa yang telah ditemukan oleh perwakilan kelompok kemudian salah satu boleh menanggapinya

(Menpola Perencanaan Proyek)

2) Secara berkelompok peserta didik membuat perencanaan proyek pembuatan inovasi pola proyek .

a. Menentukan Produk Inovasi

b. Menentukan Timeline Produksi

c. Menentukan teknis produksi

(Memantau siswa dan kemajuan proyek)

3) Peserta didik mengunduh/membuka jobsheet yang dibagikan oleh guru.

4) Peserta didik berbagi tugas untuk membuat alternatif pola produk dari jenis produk yang dipilih.

5) Peserta membuat alternatif pola dengan mengumpulkan referensi pola yang ada

(Penilaian hasil (assess the outcome).

6) Peserta didik berdiskusi menentukan pola yang akan dibuat menjadi produkPeserta didik mempresentasikan produk yang terpilih

(Evaluasi Pengalaman)

7) peserta didik mengevaluasi proses yang telah dilaksanakan, terkait kelebihan dan kekurangan bersama kelompok lain

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan siswa melalui pemantauan dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik lebih aktif dan terlibat di dalam kegiatan. dengan pembelajaran model Project Based Learning dengan penggunaan media googlesites dan wordle tersebut dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, peserta didik dapat secara aktif berperan dalam kegiatan pembelajaran.

Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penggunaan media googlesites yang dapat memuat beragam konten dan media yang menarik membuat peserta didik lebih terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. dengan beragam fitur yang dapat dimuat seperti salah satu contohnya fitur video, games dan kolom komentar yang akrab dengan aktifitas peserta didik di masa kini, membantu menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar khususnya pada pembuatan pola produk dekorasi etsa.

Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih Allah SWT, dan semua saudara dumay yang berbahagia

21 Jan
Balas



search

New Post