GETIRNYA UKG

Pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan dari tiap tahunnya. Adanya perbaikan dari fasilitas yang diberikan sampai SDM yang siap pakai. Pemerintah merekrut guru yang memiliki pengalaman mengajar dalam pengangkatannya. Dilakukan pengujian yang sangat ketat dalam pengangkatan guru menjadi PNS. Dari tahapan guru honorer, kejenjang guru kontrak lalu dilakukan uji coba menjadi guru CPNS lalu mendapatkan pelatihan prajabatan barulah sah menjadi guru PNS. Semua guru PNS dengan fasilitas yang diberikan seperti jaminan kesehatan, gaji serta tunjangan. Pada saat menjadi guru pertama kali dalam jabatan belum dapat merasakan tunjangan sertifikasi. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi guru. Pertama mendaftarkan diri ke dinas setempat yakni di gedung Walikota lalu diproses. Setelah terjadi pemprosesan lalu ditentukanlah tempat pelaksanaan pembelajaran. Ada yang di UHAMKA ada pula yang di UNJ. Kegiatan tersebut tergantung dengan kuota yang diberikan pemerintah kepada universitas yang ditunjuk. Pelaksanaan pelatihan dilakukan kurang lebih 2 minggu. Waktu pelaksanaan dari jam 8 pagi sampai dengan jam 5 sore. Pada saat pelatihan dosen memberikan penjelasan maupun bertanya kepada guru kendala apa saja yang dialami pada saat mengajar. Semua guru pun menuangkan segala asa yang dialaminya dalam menghadapai generasi penerus bangsa. Pengalamaman tiap guru berbeda karena sekolah yang berbeda, siswa yang berbeda, orangtua yang latar belakang berbeda serta penanganan yang berbeda. Walaupun sama yang dihadapi yakni manusia yang memiliki pemikiran serta keinginan. Pada saat pelatihan tersebut berlangsung guru selalu diberikan tugas-tugas yang tiada hentinya dan harus dikumpulkan keesok harinya. Seperti dikejar-kejar oleh tugas yang bertubi-tubi, harus tetap sigap dan siap dalam menjalaninya. Selain itu kegiatan yang harus dilakukan yakni peer teaching antar teman sejawat sebagai penilaian keterampilan mengajar yang real pada waktu itu. Sehingga mengetahui apa saja yang dilakukan guru pada saat mengajar di depan kelas dengan tugas-tugas yang diberikan serta kendala yang dialami dan solusi yang diberikan pada saat itu sebagai tema diskusi. Diakhir pelajaran ada ujian yang bertujuan sejauh mana ilmu dapat diserap guru dalam kegiatan tersebut. Dalam ujian ada yang lulus dan tidak, hal tersebut menandakan apakah guru layak untuk mendapatkan sertifikasi atau sebaliknya. Tentu saja dengan dosen yang telah terlatih dalam memberikan materi kepada guru. Sehingga ilmu yang diserap pun ada sebagai bekal nanti dalam mengajar. Pemerintah berharap siswa dapat lebih fokus dan mengerti kepada penjelasan guru yang telah tersertifikasi.

Pemerintah sangat memperhatikan semua warga negaranya terlebih kepada guru. Perhatian pemerintah antara lain memberikan uang sertifikasi kepada guru. Tujuan diberikannya uang sertifikasi kepada guru adalah untuk mengembangkan potensi guru dengan cara membeli buku atau pun dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Pemerintah tidak mau memberikan sertifikasi secara cuma-cuma, ada harga yang harus dibayar pada saat mendapatkan sertifikasi. Maksudnya adalah melakukan semua proses yang telah ditentukan dengan imbalan guru mendapatkan sertifikasi. Ada yang pengangkatan sertifikasi dalam beberapa tahapan. Pengangkatan pertama berdasarkan usia. Pada usia yang kurang lebih 5s/d 10 tahun akan pensiun hanya diberikan beban yakni mengumpulkan forto folio. Sedangkan yang masih muda diberikan pelatihan selama 2 minggu di universitas yang ditunjuk sesuai dengan kuotanya. Kemudian mengikuti pelatihan yang telah dijadwalkan. Selanjutnya melakukan ujian secara tertulis maupun lisan yakni peer teaching. Kegiatan yang dilakukan berharap sesuai dengan standar kompetensi. Itulah harapan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru.

Pemerintah melaksanakan uji kompetensi guru pada tahun 2005. Hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mengapa demikian? Kurang siapnya guru menghadapi ujian tersebut serta tidak adanya sosialisasi akan pelaksanaannya serta materi apa saja yang akan diujikan. Berbagai macam pikiran berkecambuk di dalam pemikiran bapak ibu guru. Belum lagi tugas-tugas yang harus diselesaikan yakni membuat soal, mengoreksi tugas siswa, membuat remedial, serta memberikan pengayaan ilmu kepada siswa yang tidak remedial, masalah dengan teman sejawat maupun dengan kepsek. Belum lagi masalah penyakit yang diderita, anak yang sakit, orangtua yang butuh perhatian, suami/ istri yang sedang merajuk, belum membayar rumah kontrakkan, serta tagihan air/ listrik, membayar hutanng serta tagihan cicilan motor yang belum dibayar. Demikianlah beberapa faktor yang menjadi kendala sehingga mempengaruhi nilai pada uji kompetensi guru. Adakah pemerintah mengetahui kesengsaraan guru yang dialaminya pada saat akan ujian? Apakah pemerintah tahu pada saat itu masih ada guru yang belum mahir dalam menggunakan komputer? Atau hanya mengambil kesimpulan secara sepihak yang mungkin saja merugikan guru serta merendahkan martabat guru. Tanpa melakukan uji analisa terlebih dahulu dengan nilai yang didapat. Pada saat ujian pun guru ditakut-takuti seperti anak kecil yang tidak akan mendapatkan hadiah ketika nilai ujian rendah. Ada apa yang merasuki hingga guru pun tak berdaya akan uji kompetensi yang menjadi momok menakutkan.