Popon Siti Mariah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Day 6 Arok Dedes, mengintip sejarah melalui novel

Day 6 Arok Dedes, mengintip sejarah melalui novel

Ini satu lagi karya om Pram yang berhasil saya baca. Aduhai....sangat menghibur, dan membuka wawasan. Seperti karyanya yang lain, di novel ini juga miskin guyonan, akan tetapi ini berhasil mengawangkan angan kepada suasana abad ke 13 secara apik. Ini adalah novel tentu saja, tapi berhasil menggundahkan pembaca dengan keraguan antara fakta dan hayal.

Yah, sebagai sebuah novel, tentu saja ini hanya sebuah karangan, buah dari imajinasi pengarangnya. Tetapi novel ini ditulis berdasarkan kisah sejarah yang dikembangkan dengan dialog-dialog yang membuatnya menjadi sangat menarik, dan terasa hidup. Saya pikir, sejarahnya tidak diubah, setidaknya tokoh, peristiwa, dan tahun sesuai dengan yang ditemui di buku sejarah di sekolah-sekolah. Pengarang hanya memperkayanya dengan dialog dan tokoh-tokoh pelengkap.

Juga, melalui novel ini seakan saya berkenalan lebih jauh dengan Ken Arok, Ken Dedes, Tunggul Ametung. Seolah saya lebih mengenal mereka lebih dekat ,lebih tahu kepribadiannya dan kehidupannya. Karena apa...? Karena pengarang menampilkan mereka secara utuh sebagai manusia. Walaupun, terasa ada keberpihakan ada tokoh yang hitam dan putih.

Seperti misalnya Tunggul Ametung dan Ken Arok sendiri. Di buku sejarah sekolah dasar dulu, hanya dipaparkan secara singkat bahwa Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dengan keris yang dibuat mpu Gandring, dengan menggunakan tangan orang lain. Imajinasi minim saya waktu itu telah mematrikan Ken Arok sebagai tokoh hitam yang merebut tahta sekaligus istri dari penguasa. Ini agak membuat risih. Bagaimana seorang istri betpindah mengabdi dari suami kepada pembunuh suami.

Dalam novel Arok Dedes ini diceritakan bagaimana karakter Tunggul Ametung yang sesungguhnya. Bagaimana sikap rakyat Tumapel terhadap akuwunya. Dan yang paling mendebarkan bagaimana drama penculikan dara ayu Ken Dedes yang merupakan putri seorang Brahmana yang seharusnya sangat dihormati itu dilakukan oleh Tunggul Ametung sendiri.

Sangat mencekam,saat disuguhi bagaimana suasan pernikahan agung paksaan itu. Dimana malam pertama diawali dengan serentetan upacara adat , hingga nyaris hanya bagian terdalam saja yang terjadi secara privat. Manggetarkan jiwa dan takjub dibuatnya. Di bagian ini telah mengubah sudut pandang pembaca mengenai Tunggul Ametung, dan seolah ikut menyetujui apa yang akhirnya terjadi atas dirinya : sebuah kekalahan yang tragis.

Ken Dedes, yang dalam buku sejarah SD tidak dijelaskan dengan porsi yang cukup, disini diceritakan bahwa Dedes adalah tokoh yang mewakili Dewi dengan kecantikan yang paripurna serta berilmu tinggi karena sesungguhnya dia seorang brahmani. Diceritakan pula, bahwa tanda-tanda fisik Dedes menunjukkan bahwa dia akan melahirkan raja-raja. Dedes itu dewi kecantikan dan kebijaksanaan. Dedes itu sumber inspirasi keluhuran wanita.

Ken Arok ditangan Pramoedya Ananta Toer adalah sosok pemuda tanpa asal-usul yang jelas berkasta sudra berjiwa ksatria dan berilmu brahmana. Dimasa mudanya dia brandalan, suka mencuri bahkan merampok. Akan tetapi yang dirampoknya adalah barang2 upeti Tunggul Ametung untuk kerajaan Kediri. Barang2 itu dirampas dari rakyatnya secara paksa. Setelah direbut kembali oleh Arok, sebagian dibagikan kepada rakyat miskin yang membutuhkan. Maka, Arok menjadi tokoh panutan. Dengan demikian sangat mudah mengumpulkan dan mempengaruhi rakyat banyak dijadikan balatentara untuk melawan kezaliman penguasa. Yang menarik, betapa seorang Arok yang sudra itu dengan wawasan keilmuannya mampu melakukan strategi permainan yang cerdik untuk mencapai tujuan. Dia tidak gegabah tapi penuh perhitungan. Hingga akhirnya dengan tanpa tudingan dia melenggang menuju singgasana, sekaligus menikahi Ken Dedes yang rupawan.

Itulah diantara pelajaran yang bisa dipetik dari novel ini. Disamping, saya harus jujur menyampaikan bahwa novel ini tidak sepenuhnya kering dari guyonan, ada juga kalimat -kalimat yang membuat pembaca terkekeh. Seperti, yang paling saya suka gaya guyonannya saat bayi Arok yang dibuang ibunya ditemukan oleh lelaki yang kemudian merawatnya. Oleh ibunya bayi Arok diletakan didepan gapura pekuburan. Lelaki itu bilang : siapa yang menyuruh bayi menjaga gerbang?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hmm, mantap bu

29 Jan
Balas

Alhamdulillah...

30 Jan

Saya juga sudah baca novel ini. Seperti kayakarya lain Pram, yang ini pun luar biasa. Reviunya juga bagus, bu Popon.

30 Jan
Balas

Jadinya saya menggandrungi sejarah pa Ichsan, garagara baca ini

30 Jan

Wow, keren. Sukses selalu dan barakallahu fiik

29 Jan
Balas

Dipuji oleh penulis favorit...? Wawww....serasa sakit ku ilang sesaat ..Makasih say....

30 Jan
Balas



search

New Post