Prapto Ari Perwira S.Pd.,Gr

Guru Kelas pada SD Negeri 9 Terangun, kabupaten Gayo Lues, provinsi Aceh yang berasal dari kabupaten Karanganyar provinsi Jawa Tengah. Jiwa muda dan energi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Sepelekan Sepak Bola di Negeri 62

Jangan Sepelekan Sepak Bola di Negeri 62

hampir terlewat laagi, nanti di update

Sore tadi mencoba akses twitter dan berseliweran kabar tentang pembatalan tuan rumah piala dunia U20 oleh federasi dunia yang mengurusi bidang sepakbola. Sebelumnya terpantau ada pro kontra terkait salah satu peserta kompetisi yang mulai meruncing, sudah pasti untuk di negeri 62 ini urusan sepakbola selalu 'ada sesuatu' dan tidak bisa dipandang sepele.

Rivalitas supporter antar wilayah saja masih terasa begitu keras, yang tak jarang muncul korban dari pihak yang tidak tahu sama sekali. Secara pribadi, sejak masih pelajar, hal ini membuat kami kehilangan minat untuk mengunjungi stadion saat tim kesayangan bermain karena rasa tidak ingin jadi korban salah sasaran. Bahkan seiring berjalannya waktu, kami mulai kehilangan minat untuk menonton pertandingan sepak bola dan ada beberapa yang enggan berolahraga karena terlalu berlebihan dalam merespon kekhawatiran rivalitas dalam dunia olahraga. Walau akhirnya diri sendiri yang dirugikan, tapi dia, dia dan dia berhak untuk menentukan jalan hidupnya masing-masing.

Pun demikian dengan salah satu peserta piala dunia U20 yang cukup menjadi sorotan, dengan fenomena aura kompetisi antar supporter bola di negeri ini, tragedi yang cukup membuat kapok orang awak untuk pergi ke stadion lagi dan beberapa kelompok yang kuat dalam menolak kedatangan salah satu peserta (tim) tersebut, keputusan federasi bola dunia cukup cermat.

Memang secara ekonomi dampaknya akan berpengaruh signifikan, pesta olahraga yang seyogyanya dapat menjadikan momentum kebangkitan ekonomi, terutama untuk wilayah yang di tempati pertandingan, kunjungan akan meningkat dan sektor ekonomi pasti bergerak positif.

Tapi lupakah kita dengan tragedi Oktober 2022 yang tertiup angin. Akankan tragedi yang lebih mengerikan (mungkin) bisa terjadi jika satu peserta yg dimaksud tetap ditandingkan di dalam negeri? Adakah yang berani menjamin keamanan dan keselamatan tim tersebut dan krunya ketika menapakkan kaki di bumi pertiwi ini? Yakinlah bahwa tidak ada sepakbola seharga nyawa! Semoga yang terbaik untuk Indonesia dan Sepakbola.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post