Prawoto

Sejak 2011 mengajar di SMPN Krondonan 2, Gondang, Bojonegoro (Jatim). Lokasi sekolah berjarak 60 km. Gondang adalah kecamatan paling ujung selatan dan berbatasa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Makna Kata Matoh

Makna Kata Matoh

Sejak kecil saya mengenal kata "Matoh". Saat masih duduk di bangku SD, Ayah sering memberi pujian dengan mengucapkan, "Klambinem matoh Le!" Hal itu terjadi ketika saya menggunakan baju yang pantes, cocok, serasi, enak dipandang, warnanya pas (tidak harus baju baru). Ketika menyelesaikan tugas dari guru, ayah juga memuji dengan bilang "Matoh"

"Matoh" adalah bahasa ungkapan/penilian khas dari orang Bojonegoro. Kata ini dulu hanya dipakai oleh orang-orang desa, pedalaman Bojonegoro. Kata "Matoh" begitu akrab dalam kehidupan masyarakat Bojonegoro terutama wilayah barat. Ketika di warung, pasar, sawah, hutan, atau tempat-tempat berkumpul lainnya pasti ada yang menggunakan kata "Matoh" untuk memberikan penilaian atau pujian terhadap sesuatu. Sesuatu itu bisa barang, keadaan, tata nilai atau orang.

Kata ini mengalami perkembangan luar biasa. Menjadi begitu terkenal ketika sering digunakan oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto (orang lebih sering menyebutnya Kang Yoto). Kata ini digunakan untuk mengapresiasi suatu tatanan yang bagus, sistem yang berjalan sesuai dengan rencana, prestasi yang membanggakan, orang yang memiliki prestasi, kenerja yang bagus dan dapat diandalkan. Untuk memberi pujian pada instansi/lembaga yang memiliki layanan yang bagus dan memuaskan juga bisa menggunakan ungkapan "Matoh".

Sebelum menjabat bupati, strategi kampanye yang dilakukan pria yang pernah menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik ini adalah sering bertandang dari desa ke desa. Hampir seluruh wilayah pedalaman Bojonegoro disinggahi, tak jarang juga bermalam. Saat itulah (ini kemungkinan, karena saya bukan tim sukses) Suyoto akrab dengan kata "Matoh" melalui obrolan, pembicaraan, tegur sapa dengan warga dan berbagai kegiatan lain. Lantas setelah dilantik mejadi bupati kata "Matoh" terus digunakan dalam berbagai kesempatan kedinasan. Akhirnya munculah ungkapan Bojonegoro Matoh sebagai slogan pembangunan di Kab. Bojonegoro. Suyoto juga menciptakan lagu yang berjudul Bojonegoro Matoh.

Saya juga sering menggunakan kata "Matoh" untuk memberikan penilain atau komentar kepada orang lain termasuk kepada murid. Saya juga menulis di grup WA untuk memberikan penilaian atau mengomentari sesuatu. Pada forum-forum resmi atau santai, saya sering melontarkan kata "Matoh". Kata ini manjadi alat diplomasi dan kampanye dalam rangka mengenalkan Bojonegoro di luar daerah. Kata "Matoh" menjadi penanda atau identitas asal kami, orang-orang Bojonegoro.

Secara singkat kata "Matoh" bisa disandingkan dengan padanan dari kata; bagus sekali, keren, hebat, Ok, verry good, sangat indah. "Matoh" digunakan untuk mengungkapakan sesuatu yang tidak sekadar keren (lebih dari keren), lebih dari bagus, lebih dari hebat, lebih dari OK. Makna kata ini yang lebih pas hanya bisa dirasakan oleh orang Bojonegoro asli, sebab kata "Matoh" telah menyatu dalam urat nadi dan penjaga peradaban.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post