Prima Bintang

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Istana Gebang

Istana Gebang

Rumah Masa Kecil Keluarga Soekarno Istana Gebang Blitar

Bagi warga Kota Blitar, nama Istana Gebang merajut benang merah sejarah nama besar Bung Karno. Di rumah inilah, terukir jejak masa muda Sang Proklamator Bangsa. Istana Gebang adalah kompleks bangunan berarsitektur Indhies, mengikuti nama-nama tempat yang pernah disinggahi Bung Karno. Atau, mengandung nilai historis yang berkaitan dengan kegiatan Presiden RI ke-1. Seperti nama lainnya Istana Merdeka, Istana Negara, Istana Batitulis atau Istana Bogor.

Riwayat destinasi wisata sejarah ini, merujuk dari buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia". Buku edisi USA ini diterbitkan oleh The Bobbs Merril Company Inc. NY tahun 1965. Kemudian dialih bahasakan oleh Mayor Abdul Bar Salim penerbit Gunung Agung MCMLXVI dan buku Sukarno, An Autobigraphy as told to Cindy Adams. Di halaman 47 diterangkan, ayahanda Bung Karno, R. Soekeni Sosrodihardjo sebagai guru dipindah tugaskan dari Mojokerto ke Blitar pada tahun 1917. Saat itu jabatanya sebagai Mantri Guru Laki-Laki (Normal Jongens School-sekarang SMAN 1 Kota Blitar). Lalu di halaman 50 dituliskan, pada musim kemarau tahun 1919, ketika Bung Karno pulang ke Blitar lalu pergi bermain ke rumah temannya di Wlingi. Jaraknya sekitar 20 KM arah timur Kota Blitar. Saat itulah Gunung Kelud meletus hebat, sehingga memutus jalur transportasi mobil maupun kereta api. Bung Karno mengisahkan "Sementara di Surabaya, Pak Tjokroaminoto yang menjadi induk semangnya selama menempuh pendidikan di Surabaya, merasa sangat cemas. Dia menaiki mobilnya dan melakukan perjalanan ke Blitar cuma ingin mengetahui keadaan Soekarno.

"Dalam konteks historis, Istana Gebang menjadi tempat yang mengukir sejarah. Mulai jejak masa muda Bung Karno, masa pergerakan kemerdekaan, pemberontakan PETA hingga akhir kepemimpinannya," ungkapnya. Dalam catatan sejarah, Bung Karno mengadakan pertemuan dengan Shodanco Soeprijadi, Shodanco Muradi dan Shodanco dr. Ismangil. Pertemuan itu mendiskusikan rencana pemberontakan tentara PETA pada 14 Februaro 1945. Walaupun akhirnya para tokoh PETA Blitar ini tertangkap, namun bendera merah putih untuk pertama kalinya dikibarkan di bagian belakang Taman Makam Pahlawan (TMP) Raden Wijaya Blitar, jelang Subuh pada tanggal tersebut. Menurut Heru, dalam konteks kontemporer, khususnya sejak jatuhnya Bung Karno tahun 1965 dan wafat tahun 1970 hingga saat ini. Istana Gebang seakan menjadi saksi, bahwa eksistensi Bung Karno senantiasa tetap dihidupkan di Kota Blitar dalam mewujudkan nilai-nilai perjuangannya.

Istana Gebang Ini merupakan tempat bersejarah karena dulunya merupakan tempat tinggal keluarga Soekarno yang terdapat pada Jalan Sultan Agung nomor 95 Sananwetan di Kota Blitar juga menyimpan banyak hal peninggalan dari Soekarno.

Terdapat penjelasan didepan Istana Gebang yang menyatakan bahwa rumah ini dibangun pada tahun 1884 bersama dengan pembangunan stasiun Kereta Api Blitar.

Bung Karno dan keluarganya mulai menempati rumah ini mulai tahun 1917 sampai 1919.

Sekarang Istana Gebang menjadi sebuah objek wisata di Kota Blitar. Di dalam Istana Gebang juga tersimpan suatu peninggalan dari Soekarno dan Keluarganya. Terdapat 2 Ruang Tidur yang dulunya digunakan Soekarno saat berlibur ke Blitar, juga saat masih menjabat sebagai Presiden.

Ada juga selain kamar Bung Karno yaitu tempat istirahat Ibundanya tidak kalah bagus dan menarik perhatian. Ruangan Ibundanya dilengkapi dengan cermin rias yang masih terawat dan kamar mandi dalam. Di halaman belakang dilengkapi dengan sumur tua juga berbagai ruangan lainya yang sangat bersih,terawat, dan tertata rapi.

Tidak hanya sebagai tempat wisata, Istana Gebang memberi peran penting bagi warga sekitar untuk memajukan perekonomian mereka. Walaupun Istana Gebang sudah sangat lama namun masih sangat diminat wisatawan-wisatawan lokal maupun luar daerah dari kalangan muda maupun tua. Jika sedang berkunjung di Blitar jangan lupa untuk mengunjungi wisata ini untuk tiket masuk masih sangat terjangkau hanya kisaran 10 ribu rupiah. Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih Kepada Ibu Arfida BR.,Dra.,M.S. Selaku dosen pengantar mata kuliah Bahasa Indonesia atas motivasi terbitnya artikel ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post