PRIMA DANU ASTRI SUSANTI

Guru SD N Karanganyar II Kabupaten Karawang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
BELAJAR DARI SUPANGAT DAN KEPALA SEKOLAH KORBAN

BELAJAR DARI SUPANGAT DAN KEPALA SEKOLAH KORBAN "MUTILASI"

BELAJAR DARI SUPANGAT DAN KEPALA SEKOLAH KORBAN “MUTILASI”

Sesi mutilasi pada kegiatan pelatihan guru menulis buku yang dilaksanakan di Gedung A Graha Utama Kemendikbud, dimulai pada hari kedua. Istilah mutilasi diluncurkan oleh CEO Media Guru Bapak Muhamad Ihsan. Mutilasi dianggap sesuai untuk menggambarkan tulisan peserta yang 90% di pangkas habis oleh narasumber keren alumni editor Jawa Pos Pak Eko Prasetyo.

Tidak semua tulisan peserta mendapat kesempatan untuk menjadi korban mutilasi. Karena waktu yang tidak mencukupi jika hampir 100 peserta pelatihan ini harus di eksekusi semua. Salah satu korban sesi mutilasi adalah peserta di sebelah saya yang seorang kepala sekolah senior dari Kota Bekasi. Saya sudah mengenal beliau sebelumnya pada workshop KTI ( Karya Tulis Ilmiah ) yang juga diselenggarakan oleh Tim IGI DKI Jakarta. Beliau menuliskan tentang peran orang tua dalam pendidikan. Sebenarnya tema yang beliau angkat luar biasa. Banyak orang tua yang meremehkan kehadiran dan partisipasinya di sekolah tempat putera dan puteri mereka bersekolah. Mereka menganggap cukup guru yang bertanggung jawab akan kualitas pendidikan putra – putrinya.

Namun, sang master Eko Prasetyo memang sudah seperti makan nasi saja dalam mengamati suatu tulisan. Tak sehurufpun lepas dari pengamatannya. Alhasil, ketidak telitian dalam membuat kalimat dan diksi yang dilakukan oleh peserta pasti akan jadi santapan segar untuk “dimutilasi”. Kepala Sekolah cantik di sebelah saya ini kehabisan sisa tulisan karena telah termutilasi. Setelah saya tahu bahwa beliau ternyata juga seorang penulis kolom di Parahiyangan Post, saya semakin kagum karena semangatnya dalam mengikuti pelatihan ini. Disamping itu, beliau juga malah semakin terbakar semangatnya untuk membuat tulisan yang jauh lebih menantang sang master untuk mendapat kesempatan diberi masukan agar menghasilkan tulisan yang jauh lebih keren. Targetnya berhasil menelurkan buku di Hardiknas 2017 nanti.

Salah satu korban mutilasi berikutnya adalah Mr. Supangat. Bukan nama sebenarnya, tapi nama karyanya. Peserta yang bernama Bapak Komarudin ini menuliskan pengalamannya dalam mengatasi siswa bermasalah. Siswa tersebut adalah salah satu santrinya di TPA. Lalu siapakah Supangat? Supangat adalah ayah dari siswa bermasalah tersebut. Isi tulisan bapak Komarudin sangat menarik. Namun, sang master Pak Eko Prasetyo selalu menemukan hal yang dianggap kurang pas pada tulisan Pak Komarudin. Kesalahan yang ditemukan pada tulisan karya Pak Komarudin membuahkan kelucuan yang mampu membuang rasa kantuk peserta lain. Dalam karyanya, Pak Komarudin sangat detil dalam menceritakan keseharian siswa bermasalah itu. Sampai gaji dan biaya rekening listrik pun beliau ketahui. Tak ayal, hal ini membuat CEO Media Guru yang menyimak di sebelah Pak Eko Prasetyo tak henti tertawa dan terpesona.

Dari dua korban mutilasi pada pelatihan guru menulis buku di Kemendikbud Jakarta tangal 21 – 22 Januari itu, peserta lain yang belum mendapat kesempatan mendapat banyak pelajaran. Dari hasil analisa terhadap tulisan mereka dan peserta lain yang berkesempatan untuk di tampilkan, peserta lain tetntu jadi tahu bagaimana menulis seharusnya. Bagaimana pemilihan katanya dan bagaimana memulai menulis mulai dari menuangkan ide, membuat outline atau rancangan mengambangkan rancangan sehingga lahirlah buku berkualitas.

Mr Supangat dan Kepala Sekolah korban mutilasi mendapatkan reward yang luar biasa dari Pak Eko Prasetyo. Buku terbaru karya beliau di hadiahkan kepada Pak Komarudin dan Ibu Ary Mugiasih sang kepala sekolah korban mutilasi yang bangga menjadi korban mutilasi. Saya yang pada kesempatan itu belum beruntung karena tulisan saya belum “termutilasi” merasa terobati. Ilmu dari Pak Eko Prasetyo yang tertuang melalui karya rekan – rekan yang lain, yang telah mendapat masukan dan revisi sangat menambah amunisi dan senjata untuk mulai menulis dengan lebih berkualitas. Sebagai pemula, motivasi luar biasa dapat saya ambil dari Tim Media Guru, profesional adalah amatir yang tidak pernah berhenti.

Salam Semangat

Prima Danu Astri Susanti

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post