PRIMA DANU ASTRI SUSANTI

Guru SD N Karanganyar II Kabupaten Karawang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hidup Kedua

Hidup Kedua

Mati hanya soal waktu. Siapa sangka saya masih bisa bernapas hingga detik ini. Sekitar empat setengah tahun yang lalu, saya pernah merasa ajal saya tiba. Setengah jam setelah operasi. Obat bius masih memengaruhi tubuh saya. Rasa baal mulai berangsur menghilang. Tapi, wajah para perawat tampak pucat sejak mengantar saya dari ruang operasi menuju ruang perawatan. Mereka sering saling tatap yang saya tidak tahu tentang apa.

Yang saya rasakan saat itu hanya dingin dan lemas. Namun, kunjungan teman-teman membuat rasa lelah saya tak terasa. Satu jam kemudian, semakin tampak kegelisahan di wajah para perawat. Tamu yang mengunjungi saya dipaksa keluar ruangan. Mereka hanya sesekali bertanya apa yang saya rasakan. Lemas dan dingin. Rasa lemas semakin menjadi.

Saya coba bertanya sebenarnya apa yang terjadi. Hingga dokter kandungan yang menolong saya saat operasi tiba. Beliau tanpa basa basi menyampaikan bahwa saya mengalami perdarahan hebat. Denyut jantung dan tekanan darah saya saat itu hanya 60/60. Tiba-tiba rasa hati tambah tidak karuan. Yang ada di benak saya hanya satu, saya akan mati. Operasi pengangkatan rahim adalah satu -satunya solusi penyelamatan jiwa saat ini.

Obat bius yang sudah mulai hilang membuat luka operasi terasa perih luar biasa. Ditambah tusukan jarum infus yang belum juga bertemu jalur yang tepat membuat badan ini terasa tidak karuan. Sakit, perih, lemas, dan takut.

Sekitar lima belas menit, angka stetoskop meningkat. Nadi turut meningkat seiring keberhasilan bertemunya jarum infus dengan vena. Dokter dan segenap perawat pun keheranan. Kasus atonia uteri yakni buruknya kontarksi rahim pasca melahirkan jarang yang bisa tertolong. Belakangan saya tahu, ibu yang sejak saya drop tak juga muncul di sisi saya karena beliau tak sanggup bangun dari sholat hajatnya demi harapan hidup untuk saya.

Mati bukan soal apa sebabnya. Tapi, apakah takdir telah memanggil kita atau belum. Luar biasa karunia Alloh, rahim yang hampir dibuang ini telah mengatarkan satu malaikat lagi di tengah keluarga kami.

Penulis adalah peserta Sagusabu Cikarang

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sereeem. jadi ingat saya juga selalu mengalami eklamsia di dua kehamilan

11 Nov
Balas

Subhanallah...Maha Besar Allah...salam kenal ..

11 Nov
Balas

takuuuuut....

11 Nov
Balas



search

New Post