PRIYANDONO

PRIYANDONO, lahir di Rembang 16 Oktober 1969. Setelah lulus dari SPGN Rembang tahun 1988 melanjutkan ke IKIP PGRI Surabaya (sekarang UNIPA) juru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Urgensi Penguatan Karakter Siswa

Urgensi Penguatan Karakter Siswa

Hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang SMA baik negeri maupun swasta tahun 2017 mengalami penurunan. Tahun 2016, rerata UNBK mencapai 58,61 sementara tahun ini turun menjadi 52,33. Turunnya sekitar 6,28. Namun demikian Indeks Integritas Unjian Nasional (IIUN) mengalami peningkatan yang cukukup signifikan. Kenaikan IIUN mencapai 300 persen. Data di atas menarik untuk dikaji. UNBK rata rata menurun tapi IIUN meningkat. Sementara tahun sebelumnya hasil UN cenderung bagus, namun IIUN rendah. Ada apa ini ? Spekulasi pendapat pun bermunculan. Ada yang menduga, banyak pihak yang turut campur tangan. Sehingga noktah hitam banyak berserakan menghiasi pelaksanaan UN tahun tahun sebelumnya. Tahun 2013, misalnya. Delapan guru dan kasek diperiksa polisi. Mereka diduga terlibat dalam distribusi kunci jawaban unas. Akibatnya, kala itu ada yang berencana melakukan demo di Kemdikbud. Tidak hanya itu, ada juga yang mendesak supaya hasil UN waktu itu dibatalkan. Baru baru ini saja hasil UN tidak dijadikan penentu kelulusan. Tahun tahun sebelumnya hasil UN dijadikan penentu kelululusan. Sehingga sekolah hanya berkonsentrasi pada mata pelajaran yang di-unas-kan. Sementara, pelajaran lainnya dipinggirkan. Tidak hanya itu, UN kemudian membuat peserta didik cemas, guru gamang, dan masyarakat was-was. Akibatnya, mendorong sekolah tidak jujur, karena semua pengelola satuan pendidikan tidak menginginkan ada siswanya yang tercecer di unas. Hasil UN tahun-tahun sebelumnya sangat memuaskan namun tidak diimbangi dengan meningkatnya IIUN. Obyektivitas dan kejujuran UN pun dipertanyakan. Ada beberapa faktor penyebabnya Pertama, faktor guru. Ada ikatan psikologis antara guru dan siswa. Mereka sudah menjalin interaksi yang cukup lama sehingga muncul perasaan kasihan apabila ada siswanya yang tidak lulus. Kedua, faktor sekolah. Ada kecenderungan sekolah menginginkan siswanya lulus 100 persen. Prosentase kelulusan dipandang sebagai indikator kinerja sekolah. Ketika prosentase kelulusannya rendah, mereka khawatir tidak mendapatkan murid. Ketiga, faktor politik. UN rawan dipolitisasi oleh kepala daerah. Keberhasilan UN juga menjadi indikator keberhasilan kinerja kepala daerah. Dan ini menjadi modal politik yang sangat berharga untuk mengangkat popularitas sekaligus elektabilitasnya dalam percaturan politik di daerah. Sehingga kemungkinan kepala dinas pendidikan ditekan. Kemudian kepala dinas menekan kepala sekolah dan selanjutnya kepala sekolah menekan guru. Jika tidak mau ancamannya dimutasi atau dilorot jabatannya. UNBK memang bukan ujian daring (dalam jaringan) murni. Masih semi daring. Sehingga peluang pihak-pihak yang ingin melakukan intervensi semakin tertutup. Kecil kemungkinan soal bocor. Peserta didik pun tidak bisa menyontek kawan sebelah karena soalnya tidak sama. Soal diacak oleh mesin aplikasi. Semakin banyak soal yang dimasukkan ke dalam server semakin tinggi perbedaan soal yang dikerjakan oleh peserta UN. Menurunnya rata-rata UNBK ini tentu menjadi instropeksi para pemangku pendidikan. Saya kurang sependapat kalau ada yang bilang tidak apa apa rata rata rendah, yang penting dilakukan dengan cara yang jujur. Seharusnya, rata rata tinggi dan dilakukan dengan penuh kejujuran. Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya meninjau ulang konten kurikulum baik dari sisi kuantitas maupun kedalaman isi. Banyak yang mengatakan pelajaran sekolah sekarang ini materinya banyak dan sulitnya minta ampun. Terus apa gunanya kalau menyusun soal kemudian sedikit, atau bahkan tidak ada yang bisa mengerjakan. Seperti diketahui bersama, proses dan hasil pendidikan meliputi ranah pengetahuan (kognitif), Sikap (aektif) dan ketrampilan (psikomotor). Ketiganya seharusnya didesain secara seimbang. Tidak boleh hanya menonjolkan aspek pengetahuan saja seperti yang sekarang sedang terjadi. Karena itu perlu dirancang sistem evaluasi yang komprehensif dan berkesinambungan. Peserta harus memiliki kompetensi yang memadai atas tiga hal tersebut. Sebab, hanya menerapkan dan bertindak saja tanpa diimbangi dengan ilmu yang memadai juga kurang baik. Tidak hanya itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tanpa dibarengi dengan karakter yang baik dikhawatirkan akan melahirkan pengangguran-pengangguran intelektual maupun penjahat penjahat penjahat yang cerdas. Karena itu pendidikan penguatan karakter juga perlu dipikirkan. Dengan pendidikan penguatan karakter diharapkan dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan. Indikator akademik sudah tidak lagi dipandang sebagai satu satunya ukuran keberhasilan pendidikan. Sikap gotong royong, pantang menyerah, jujur, ulet, sabar, empati, kreatif, inovatif merupakan karakter yang juga sama sama pentingnya dimiliki peserta didik. Secara empiris dapat kita amati. Orang-orang sukses yang berhasil dalam mengisi kehidupannya adalah orang-orang yang memiliki karakter kuat meski secara akademik lemah. Penelitian Thomas J Stanley Ph.D dari seratus faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang, IQ hanya menempati urutan ke-21. Belajar di sekolah favourite di urutan ke-23, dan lulus dengan nilai baik serta memuaskan cuma faktor sukses ke-30. Sepuluh faktor pertama yang berpengaruh terhadap kesuksesan adalah ; 1) jujur. 2) Disiplin. 3) Good interpersonal skill. 4) Support dari pasangan hidup. 5) Work harder than others. 6) Cinta pekerjaan. 7) Good and strong leadhership. 8) Semangat dan berkepribadian kompetitif. 9) Good Life Management. 10) Abilty to sell or product -
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Memang sulit jika politik masuk ke pendidikan. Ada kepentingan yang merusak nilai pendidikan itu sendiri.

16 Jun
Balas



search

New Post