Priya Santosa

Priya Santosa, M.PdI ...

Selengkapnya
Navigasi Web
 INDAHNYA  AHIMSA, HARTAL, SWADESI, SATYAGRAHA DALAM DUNIA PENDIDIKAN

INDAHNYA AHIMSA, HARTAL, SWADESI, SATYAGRAHA DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Entahlah negaraku. Hari ini semua serba unik. Mentari tiba tiba begeser dengan derajadt 23 ke arah selatan. Semuia warga negara keluar rumah bawa perbekalan. Hari ahad ini betul betul istimewa, karena di pusat kota pemerinthan akan berbondong bondong didatangi jutaan manusia untuk berkumpul.Semua orang hari ini memiliki bendera. Ada bendera yang berwarna biru, ada yang hijau, ada yang hitam. Demikian juga bentuknya, ada yang bulat, pesegi panjang dan kotak. Saat ini persatuan sedang diuji. Perahu perahu persatuan mulai bocor. Utamanya perahu pendidikan. Ombak menggulung negeri. Yang menggulung religi dan pemerintahan. Ada tiupan angin yang menggeser nilai. Yakni, nilai kemanusiaan gelap serta nilai kemanusiaan bergerak pada pusara kematian. Nilai kemanusiaan bergerak dialiran sungai keruh. Tapi ada juga yang nilai kemanusiaan yang bersalto di atas pilar pilar harmoni kerukunan. Inilah realitas tahun politik di negeriku. Nilai-nilai kemanusiaan selalu diidamkan oleh setiap umat manusia dalam menciptakan sebuah tatanan teratur, dinamis dan progresif. Sebuah tatanan yang pada dasarnya menekankan pada pesan-pesan perdamaian, keadilan, ketertiban, kebebasan, dan pesan-pesan kemanusiaan lainnya. Namun, ada beberapa kepentingan bagi pihak-pihak tertentu yakni yang menguasai dan dikuasai seperti para penjajah yang menguasai daerah tertentu. Melalui kebijakannya banyak hak-hak rakyat yang dijajahnya diabaikan. Kebijakan tersebut tentunya sangat bersifat melanggar nilai-nilai kemanusiaan seperti hak untuk mengeluakan pendapat, hak untuk memilih, hak untuk hidup dan hak-hak dasar kemanusiaan yang lainnya. Negeriku pagi hari ini runtuh dan telah telah koyak moyak. Tapi aku masih ingat sebuah ajaran. yang indah. Ajaran yang diformulasi Pejuang hebat dari India. Memakna indahnya ajaran kemanusiaan yang indah, yang dicetus serta digagas pejuang kemerdekaan India, Mahatma Gandhi. Relevansi ajaran dan usaha-usaha yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan berdasarkan prinsip Ahimsa dan Satyagraha, Begitu banyak hambatan-hambatan yang dihadapi Mahatma Gandhi dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, Sebuah ujaran pemikiran tanpa mengenal batas dari perjuangan Mahatma Gandhi. Mahatma Gandhi dikenal sebagai seorang tokoh yang memimpin rakyat India untuk lepas dari belenggu penjajahan Inggris dengan berasaskan kedamaian. Sebagai seorang penganut agama Hindu, Gandhi menerapkan ajaran agamanya untuk menginspirasi dunia supaya meninggalkan kekerasan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan kemerdekaan. Dia memperjuangkan hak-hak rakyat India yang ada di Afrika Selatan maupun di India tanpa memakai unsur kekerasan. Gandhi menerapkan ajaran Ahimsa (menolak keinginan untuk membunuh dan membahayakan jiwa atau cinta kedamaian), Swadeshi (menggunakan produk-produk buatan negeri sendiri), dan Hartal (pemogokkan missal dalam menolak peraturan pemerintah Inggris) yang mana kesemua ajaran itu bertujuan untuk memcari kebenaran (Satyagraha) Begitu indahnya pemikiran Mahatma Gandhi. Melawan penjajah melalui pribadi yang yang damai dan aman. Kembali pada persoalan. Pada saat memasuki tahun poltik seperti saat ini, apakah masih relevan ajaran Mahatma Gandhi untuk diterapkan di Indonesia? Tentunya ada harapan. Begitu hiruk pikuk kegaduhan negeriku untuk dilawan dengan ajaran Mahatma Gandhi. Tanpa terpolarisasi pemikiran pecah belah dari setiap Negara. Untuk mencari solusi terbaik dari kegaduhan dan hiruk pikuk kemanusiaan. Kesadaran moral dan menjauhi benturan frontal tanpa menjelekkan jelekan kekurangan yang lain. Terpenting magnitude kondisi riel di Indonesia saat ini hanya bisa diselesaikan dengan satu tindakan, apakah itu, Puasa! Maka rusaknya suatu peradaban suatu Negara, suatau bangsa dimulai dari para Umarahnya. Umarah atau para pejabat yang mengumbar hawa nafsu bicara tidak terkendali menimbulkan kegoncangan masyarakat. Maka perlunya puasa bicara. Maka siapapun ia sebagai Pejabat yang hidup berlebihan dan berperilaku korupsi, seyogyanya pada tahun politi saat ini, puasa menahan diri untuk tidak melakukan tindakan korupsi. Maka relevansi dari keindahan ajaran Mahatma Gandhi pada decade milenial ini adalah Puasa.Wallu alam.@@@

Dolopo, Desember 2018

Priya Santosa

Santri SAGUSABU Ngawi dan P4TKIPA CIMAHI

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Haturnuhun elmuna pa priya oge serapan bhs sansakerta

06 Dec
Balas

Ya p wasto lagi belajar menulis

06 Dec



search

New Post