Priya Santosa

Priya Santosa, M.PdI ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KURIKULUM PAYUNG MENUJU SEKOLAH TANGGAP PRB (PENGURANGAN RESIKO BENCANA), IN MEMORIES MUSIBAH DI MADIUN

KURIKULUM PAYUNG MENUJU SEKOLAH TANGGAP PRB (PENGURANGAN RESIKO BENCANA), IN MEMORIES MUSIBAH DI MADIUN

Prolog

Pada dasarnya inti kebijakan memberikan renungan dalam kehidupan ini, “Orang-orang di dunia menempatkan diri dalam suatu rantai keuntungan dan kemashuran, Kemudian berbicara tentang dunia, laut kepahitan, Mereka tidak tahu bahwa, awan putih gunung hijau, Sungai mengalir, batu tegak berdiri, Bunga-bunga menarik perhatian, burung-burung berkicau, dengan riangnya, , Lembah menyambut penebang kayu bernyanyi, Dunia sekali lagi bukan dari debu, Laut sekali lagi, tidak pahit, Hanya mereka sendirilah yang menaruh debu dan kepahitan dalam hati.

Tahun 2018 Indonesia telah diterkam berbagai isu bencana. Dari bencana di laut tsunamai, tanah longsor,gempa bumi, gunung meletus dan berbagai musibah penerbangan. Sementara ancaman ancaman yang tersembunyi pada tahun 2019 ini sedang siap-siap menghajar lagi. Bergetar disetiap hati warga, rasa was-was dan terhantui bencana. Musibah memunculkan trauma dan long memori setiap orang. Apa yang harus dilakukan dan dikerjakan belum ada silabus dan kurikulum di sekolah. Maka kepasrahan dan doa lambang penyerahan diri se rendah- rendahnya di hadapan sang kholik.

Menyikapi Hal tersebut di atas , SMA Negeri 1 Dolopo sebagai sebuah institusi merasa terpanggil untuk ikut berperan aktif melakukan tanggap terhadap pengurangan resiko bencana. Melalui unit kegiatan menyiapkan kedaruratan kurkilum. Istilah kerennya healing and disaster response curriculum. SMA Negeri 1 Dolopo berlokasi di daerah garda bencana. Di sebelah Timur sekolah kawasan bertengger Pegunungan Wilis. Di sebelah barat Gunung Lawu. Fakta Paparan riel. Posisi sekolah di daerah yang juga rawan pusat pusaran terpaan angin puting beliung. Badai angin kerap datang terutama saat musim penghujan. Ada 2 rencana utama menuju Sekolah Aman. Target pertama, Roboh dan tumbangnya pepohonan saat musim badai hujan menjadi prioritas jangka pendek untuk pencegahan. Target selanjutnya, penghentian galian c (penambangan pasir di timur lokasi sekolah) sebagai sasaran jangka panjang healingand disaster response curriculum tersebut.

Situasi

Milleu SMA Negeri 1 Dolopo berbasis landskap sawah pedesaan. Memiliki resiko bencana alam di level menengah. Sekolah berstatus ikon pinggiran dengan terbungkus karakterisitik geografis heterogen. Factor fenomenologis , utamanya tantangan terbesar terhadap tata kelola lahan dan ketersediaan air.tanah. Menjadi sebuah kebutuhan yang prinsip. Situasi kebutuhan air dan ketersediaan daya listrik di lingkungan saat awal begitu minim. Sekedar informasi, kondisi tata kelola lingkungan sekolah yang pada saat awal didirikan dalam masih kritis dan gersang, kini telah berubah lebih asri dan menghijau. Sumbangsih dan donasi masayakat sekeliling sekolah melalui dana ( saat itu dikenal BP3) sangat penting. Sekarang dana BP3 menjadi bantuan komite. Bantuan dana komite telah ikut serta menyunting dan memperkaya ,menguatkan slogan visi sekolah,yaitu beradab berkualitas.

Bencana alam yang terjadi bisa tejadi sewaktu waktu. Data BNPB Kabupaten Madiun terhadap musibah bencana alam di beberbagai kecamatan, terus meningkat resistensinya. Ini beberapa petikan info berita “TELAH TERJADI BENCANA TANAH LONGSOR PADA HARI JUMAT TANGGAL 8 APRIL 2016 PUKUL 19.00.WIB TEMPAT KEJADIAN RT.27 RW.04DESA BADER KECAMATAN DOLOPO KAB. MADIUN PENYEBAB KEJADIAN ADALAH KARENA HUJAN TERUS MENERUS. “,TELAH TERJADI BENCANA TANAH LONGSOR PADA HARI RABU TANGGAL 13 APRIL 2016 PUKUL.15.30 WIB TEMPAT KEJADIAN RT,19 RW.3 DUSUN KAMBATAN DESA BATOK KECAMATAN GEMARANG KAB. MADIUN AKIBAT KEJADIAN SEBAGIAN RUMAH, TELAH TERJADI BENCANA POHON TUMBANG HARI RABU TANGGAL 5 APRIL TAHUN 2016 PUKUL 19.20 WIB DI RT.13 RW.14 DUSUN PELEM, DESA PURWOSARI, KECAMATAN WONOASRI KAB. MADIUN AKIBAT KEJADIAN POHON TUMBANG MENGENAI DUA BUAH RUMAH . (sumber: BNPB Kabupaten Madiun).

Dari petikan berita tersebut di atas, tragedy yang sering terjadi berupa tanah longsor, pohon tumbang. Sebagai tindak lanjut dari rangkaian berita, sekolah SMA Negeri 1 Dolopo meng-upgrade menjadi sekolah tanggap PRB. Hal ini sebagai salah satu starter kondisi yang melahirkan adanya Kurikulum Payung. Pilot payung sebenarnya merupakan gagasan, atapun ide untuk action. Kegiatan guna menyiapkan peserta didik lebih peka dan trengginas serta terampil terhada usaha usaha pertolongan bencana alam. Pilot payung kurikulum, memuat serangkaian metode dan kegiatan taktis materi penyelamatan dan pertolongan bencana alam.

Sempat pada awalnya kegiatan ini tidak direstui dan ditolak oleh kepala daerah. Dalam perkembangannya kegiatan PRB di SMA Negeri 1 Dolopo berjalan sesuai kalender kurikulum sekolah. Pembiasaan perilaku terhadap peduli bencana berjalan alot. Tantangan terbesar dari orang tua wali murid. Sebagaian besar siswa SMA Negeri 1 Dolopo berasal dari latar belakang keluarga brokenhome dengan kehidupan ekonomi marginal. Kehidupan keluarga yang tidak utuh dari para siswa semakin menekan perjalanan PRB. Proses berpikir kebanyakan siswa apriori. Mereka memandang program PRB sekolah tidak bermanfaat dan sia-sia, serta menghamburkan banyak dana.

Saat situasi terhimpit, problem solver berpikir di luar kotak sangat minim. Ada sebagaian besar guru guru yang berpandangan mirip siswa. Berpikir apa untung dan ruginya untuk guru yang bersangkutan. Sebagaian besar guru memiliki cara berpikir seatback dan antagonis. Situasi yang menggambarkan kebijakan sekolah tidak berjalan lurus. Kepala sekolah selaku leadership dan administrator sekolah stagnan berjalan di tempat. Mengingat usia kepala sekolah yang sudah senja, dalam menentukan kebijakan lebih memilih ikut arus (Bahasanya mapah gedang, jawa).Hal yang miris juga ditemukan di kalangan pekerja pramu serta staff tata usaha sekolah. Sebagaimana mahfumnya, petugas kantor hanya bekerja untuk angon waktu. Datang lebih lambat dan pulang kantor lebih awal. Ini kenyaataan dua tahun yang lalu. Bermimpi , Sebuah kekuatan dahsyat yang mungkin bisa merubah keadaan di SMA Negeri 1 Dolopo.

Tatkala kegiatan Hari ulang tahun sekolah yang 29, saat itu ada miracle power. Menjelang gempa dahsyat di Lombok. Ada pemikiran warga sekolah untuk meringankan beban musibah. Mulailah secara insidental dibentuk tim dari siswa dan guru untuk membantu bencana. Melalui surat keputusan kepala sekolah lahir panitia kecil peduli bencana Lombok. Tim ini dinamis. Bergerak turun ke masyarakat. Penggalangan dana bisa dilakukan dengan progresif. Mulai dari tepian troroar jalan-jalan desa. Menyasar aktivitas pasar, serta objek- objek wisata di lokasi kabupaten madiun. Setelah hampir satu bulan, tim ini pun dibubarkan oleh kepala sekolah. Saat itulah momen kenangan bagi para siswa dan guru. Kegiatan mitigasi, ada empati yang mengkristal di hati para siswa dan guru. Dari peristiwa itu, kepala sekolah berkepentingan untuk melestarikan kegiatan yang mulia. Maka melalui rapat sekolah beserta para wakil kepala sekolah, staff karyawan, guru dan tata usaha, serta dihadiri segenap jajaran pengurus komite sekolah dan dewan pendidikan di tingkat kabupaten, (saat sekolah berstatus belum ikut propinsi), diputuskkan secara musyawarah mufakat pentingnya kurikulum payung tanggap terhadap PRB.

Aktivitas

Kegiatan PRB menggunakan pendekatan azas filosofi jawa, Hong Wilahing Sekaring Bawono Langgeng ( yang berarti menebar bunga menyemai kedamaian di bumi). Aplikasi azas ini meliputi aspek kegiatan nyata terhadap bencana di sekitar wilayah dolopo dan sekitarnya. Dilakukan bersama dengan masyarakat oleh para siswa. Berbagai aksi telah dilakukan. Awal kegiatan PRB di SMA Negeri 1 Dolopo, Dari menyantuni warga sekitar sekolah (saat gunung kelud, kabupaten Kediri meletus), dengan membagikan masker bagi para siswa yang terdampak debu vulkanik. Saat itu banyak rumah-rumah yang roboh dan tanaman tumbang akibat efek erupsi gunung kelud yang memasuki wilayah kabupaten Madiun. Efek jangka pendek debu yang ditimbulkan dari erupsi gunung kelud membawa material pasir. Akibat timbunan pasir, beberapa atap rumah kanopi penduduk beserta tumbuhan mengalami kerusakan dan kematian. Sedangkan efek jangka panjang banyak atap atap genting rumah penduduk yang tertimbun pasir sulit dibersihkan, dan menyebabkan gangguan pernapasan bagi warga.

Selain pembagian masker, tim pekerja juga memberikan santunan beberapa bungkus mie instan, gula dan 2 kilogram gula. Saat gunung kelud meletus beberapa wilayah kabupaten Madiun tertutup debu vulkanik. Jarak pandang hanya 1-2 meter. Jalan raya madiun-ponorogo lumpuh. Material letusan kabut debu memeunuhi atmosfer wilayah Madiun Selatan. Suasana saat itu gelap total. . Letusan yang terjadi sebelum adzan subuh tersebut telah meluluh lantakan jalan darat. Transportasi lumpuh. Banyak sekolah yang dengan terpaksa meliburkan para siswanya. Maka momen yang dramatis ini sebagai pemicu awal tim PRB bekerja.

Kini setelah berjalan 3 tahun paska letusan gunung kelud. Tim PRB SMA Negeri1 Dolopo mengembangkan proges rencana jangka pendek kegiatannya dengan mengutamakan bantuan sosial diberbagai wilayah pedesaan sekitar kecamatan dolopo. Adapun bantuan social meliputi pembersihan tempat tempat ibadah di sekitar wliayah kecamatan Dolopo, Dagangan dan Kebonsari dan kecamatan Geger. Dengan berjalannya waktu tim PRB menjadi semakin solid. Berbagai evaluasi rencana jangka panjang setiap akhir semester dilakukan. Evaluasi untuk merieviu setiap kesulitan tanggap darurat bencana.Evaluasi dipimpin oleh wakasek kesiswaan beserta sfaf dibantu tim pendamping sekolah.

Adapun progress kegiatan jangka panjang meliputi silaturrahmi ke perangkat desa Kelurahana Suluk sekaligus memohon usaha penutupan tambang galian type c ( penggalian pasir) di sebelah timur kawasan sekolah. Keberadaan galian tambang tipe c sudah lama mengganggu keseimbangan alam lingkungan desa Suluk dan sekitarnya. Untuk melakukan usaha memohon penutupan lokasi diperlukan musyawarah keterllibatan berbagai pihak yang mengelola. Salah satu usaha tim PRB SMA Negeri 1 Dolopo dengan pendekatan azas filosofi jawa, Hong Wilahing Sekaring Bawono Langgeng ( yang berart menebar bunga menyemai kedamaian di bumi). Usaha ini tidak bisa secara instan, singkat, dan grusah-grusuh.. Diperlukan timing waktu yang lama, tepat, dan panjang. Filosofi jawa azas filosofi jawa, Hong Wilahing Sekaring Bawono Langgeng ( yang berart menebar bunga menyemai kedamaian di bumi) menjadi andalan bagi tim PRB untuk melangkah. Sebagai filosofi, azas azas Hong Wilahing Sekaring Bawono Langgeng menjadi pagar pelindung untuk bertindak dan berbuat. Segenap tim PRB menyadari keberadaan kegiatan penggalian tipe C ini. Keberadaan usaha ini melibatkan stakeholder, baik ditingkat Propinsi maupun tingkat daerah Kabupaten. Segala aktivtas legal dan yuridis formal tentunya telalh ditempuh para pengusaha di penggalian ini. Maka dengan azas filosofi jawa, Hong Wilahing Sekaring Bawono Langgeng ( yang berart menebar bunga menyemai kedamaian di bumi) Tim PRB menyadari, dengan usaha membangun jembatan silaturahmi dan mufakat. Kemudian mendudukan berbagai pihak yang berkpentingan untuk satu meja berbagi dan menyelesaikan perbaikan lingkungan secara arif dan bijaksana.

Penutup

Hasil Dalam Waktu Singkat

· PRB aksi Emergency untuk Madiun (Pray For Madiun). Ketika awal bulan maret 2019, madiun dihantam tsunami banjir jalan tol. Kejadian dipicu turunnya hujan selama 2 hari 2 malam. Air yang turun telah melibas dan luluh lantakkan infrastruktur ruas jalan tol yang baru saja di resmikan awal tahun 2019. Ruas jalan toldi Kecamatan Balerojo itu membelah persawahan di sepanjang jalan yang menghubungkan kabupaten madiun/kota menuju ruas jalan tol Kertosono-Mojokerto. Maka ruas jalan tol telah berubah menjadi segaran alis waduk, air setinggi 100 cm telah menutup aspal sepanjang tol tersebut.. PRB SMA Negeri 1 Dolopo telah menyalurkan bantuan dana social dan obat=obatan keadaan.

· Sekolah Pengabdi Lingkungan. Melalui usaha usaha dan bekerja keras. Buah manis dari perjuangan selama 3 tahun. Maka pada pertengahan bulan Desember 2018 lalu, SMA Negeri 1 dikukuhkan sebagai sekolah pengabdi lingkungan oleh Dinas Lingkungan Hidup Propinsi. Bantuan dana APBD Propinsi melalui Dinas Pendidikan Lingkungan Hidup tahun 2019, telah mendukung dan mengalokasikan kucuran dana sebesar 50 juta untuk mendukung implementasi Sekolah Aman. Jumlah ini akan terus ditambah lagi tahun berikutnya jika implementasi program tahun 2019 ini dinilai berhasil sesuai rencana.

Hal yang juga perlu dipertimbangkan dari komite sekolah juga terus mensuport keberadaan tim PRB dengan azas filosofi jawa, Hong Wilahing Sekaring Bawono Langgeng ( yang berart menebar bunga menyemai kedamaian di bumi). Tiada gading yang sempurna. Tim PRB dalam kegiatan implementasi awal Sekolah Aman, masih perlu banyak evaluasi dan koreksi diri. Itu semua demi kesempurnaan menjaga bumi dengan menabur cinta kedamaian di hati, Dunia sekali lagi bukan dari debu, Laut sekali lagi, tidak pahit, Hanya mereka sendirilah yang menaruh debu dan kepahitan dalam hati. Platoon!!!. Semoga.

Madiun, Maret 2019

Priya S

ALumni Sagusabu Kelas Cimahi dan Pemerhati Lingkungan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post