Priya Santosa

Priya Santosa, M.PdI ...

Selengkapnya
Navigasi Web
RINDUKU YA RASULULLAH

RINDUKU YA RASULULLAH

Perjalanan ini seperti seorang musafir. Menemukan sebuah kota dan bermalam menginap disebuah kamar di sebuah hotel. Musafir bermalam satu hari saja. Musafir melihat kamar hotel yang kumuh. Melihat korden korden jendela yang lusuh. Memperhatikan karpet hotel sudah kotor dilihatnya kamar mandi dan tempat cuci tidak berfungsi. Lalu musfair memutuskan pergi ke super market. Dibelinya korden korden baru. Berbelanja perlengkapan kamar mandi standar modern. Dibelinya karpet –karpet baru bersulam halus dan indah. Dipangilnya seorang tukang untuk perbaikan kamar hotel. Sementara musafir itu hanya bermalam satu hari saja di kamar hotel tersebut.

Sementara rumah tempat tinggalnya sendiri dibiarkan porak poranda. Rumah tempat ditempati di kampung halamannya tidak pernah di servis perbaikan. Begitulah gambaran kehidupan manusia di alam raya fana. Tinggal di dunia yang sementara. Mencukupi keperluan kehidupan dalam standar modern. Memperbaiki rumah fana. Sementara rumah kampong halamanya tempat kembali tidak pernah dipikirkan. Bianglala kampong Akhirot.

Kehidupan layaknya pengumbaran nafsu tidak ada batas. Hedonism menyulang dan bertindih-tindih berbentuk konsumerisme di akhir zaman. Rasulullah S.AW menggambarkan kehidupan mayapada pada fase lima tahapan. Ada fase pertama nubuwah. Tahapan nubuwah kenabian ini telah dilewati. Wahyu terakhir pada Rasulullah dan nabi akhir zaman sudah meninggalkan galaksi ini. Setelah itu wahyu tidak akan turun lagi. Ada 124 ribu nabi dan rasul telah diturunkan Allah di galaksi jagat raya. Nabi dan rasul diturunkan pada setiap umat berbeda di planet tata surya tanpa batas. Utusan Allah untuk membimbing dan menuntun manusia. Semuanya telah berlalu meninggalkan dengan tugas dan kesuksesan masing-masing.

Fase kedua tahapan zaman sahabat. Selama tiga puluh tahun para sahabat memimpin umat. Dari Amirul Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman Bin Affan dan Sayyidina Ali ra. Era Para sahabat pun sudah lewat. Berbagai kesuskesan dan kegemilanagan mengiringi tugas tugas para sahabat selepas ditinggal Rasulullah saw. Tahapan fase ketiga adalah masa kekhilafahan. Masa pemerintahan raja-raja. Dari kekhalifaan bani Umayah sehingga bani terakhir Utsmaniyah di Turki Istambul. Berkuasa dalam waktu begitu panjang 800 tahun. Kejayaan umat dan dan pelebaran penyebaran agama wilayah wilayah baru semakin meluas. Kemjauan peradaban ilmu dan teknologi islam menyinari ufuk barat hingga horizon timur. Berjalan selama kurun waktu panjang.

Masa keempat fase zababiroh. Menurut Rasululullah saw, fase seseorang yang mengikuti hawa nafsu dan semau maunya. Fase seeanaknya sendiri. Dikenal fase demokrasi. Setiap orang bebas mengeluarkan pendapat. Setiap orang bebas membunuh karakter orang lain. Kemanusiaan telah menghilang dari permukaan bumi. Sentuhan ruhani dan mulsa jasmaniah telah rusak. Berbagai peradaban cemerlang. Kehidupan bersinar menyeroboti aba abad sebelumnya. Temuan berbagai revolusi industri, tahapan revolosi hijau, revolusi biru, revolosi putih ataupun revolosi keempat digital. Kemudahan modern kehidupan melalaikan. Abad 21 telah di depan mata. Fase zababiroh. Sebuah kemujaraban hidup ataukan kutukan? Begitu mudah kesesatan tergelincir. Semua lini akal, hati dan nasib berlimit limit dalam tipu daya. Menyatu sebagai biantang buas. Homo himini lupus. Begitulah ilustrasi fase zababiroh. Sekarang ini dalam kehidupan semua orang!

Fase kelima, Rasulullah sabdakan, masa kembali era sahabat. Sebelum catatan bumi ditutup menjelang akhir zaman, maka fase perbaikan bersemi. Pada akhirnya kerusakan kerusakan pada fase keempat nantinya akan berakhir. Fase ke lima semua orang berlomba-lomba amal agama. Semua instansi dan lembaga hidup syiar agama. Kajian kajian agama semarak. Hampir kehidupan sibuk .Merangkak positif perilaku. Saat ini fase kelima ini pun sudah dimunculkan. Perlahan tapi pasti. Di rumah-rumah sakit sudah didengarkan kumandang muadzim. Di lembaga lembaga militer dan kepolisian bergema suara adzan. Mungkin fenomena terakhir ini dulu sangat ganjil. Bahkan mungkin dianggap sebuah kegiatan subversive. Dakwah hidup di negeri kafir. Maka apa artinya, kehidupan ini sudah hampir selesai. Sebentar lagi bumi digulung. Itupun tidak lama. Kemunculan Imam Mahdi, kedatangan dajjal, kedatangan Isa al Masih sebentar lagi terbit. Rasional, waktu telah meleleh begitu sekejab. Sumber daya alam di obral, kecerdasan pada tingkatan homogenitas setiap Bangsa serta Negara. Pada akhirnya dunia berubah menjadi sebuah miniature. Sepetak kampong kecil. Bekal istimewa apa yang sebaik baik kita persiapkan menyongsong sisa peradaban ini. Wal ashhr, Wallu alam.###

MADIUN, MEY 2018

PENULIS, LITBANG IGI MADIUN

SAGUSABU KELAS NGAWI, P4TKIPA CIMAHI

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga bekal istimewa bisa kita persiapkan dengan baik untuk menyongsong sisa peradaban. Jazakillah khoir, sudah sangat mengingatkan. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

06 May
Balas

Aminnn. ya robbal alamin. Trims b Rasyid. motivasinya

06 May



search

New Post