Pentigraf  ke-29

Tantangan menulis Gurusiana 365 hari [hari ke-17]

.

Seorang kakek sangat prihatin dengan kelakuan orang -orang yang selalu mencuri buah mangganya setiap kali pohon-pohon manga di kebunnya berbuah lebat. Setiap pagi dia selalu mendapati buah di kebunnya hilang dengan cukup banyak. Perkiraannya setiap kali mencuri maling tersebut  membawa pulang hasil curiannya minimal satu karung beras 50 kiloan.  

.

Hari itu dia memasang tulisan “Dilarang mengambil mangga dari kebun ini!”. Namun keesokan harinya dia mendapatkan buah mangganya tetap dicuri maling dan tulisan larangan mengambil manga di kebunnya sudah dicopot dari tempatnya dan dibuang ke tepi jalan. Sorenya, dia memasang tulisan yang berbeda tulisannya berbunyi “Dilarang mencuri mangga. Dosa!”, namun pagi harinya dia mendapati tulisannya bernasib sama dan mangganya tetap hilang dicuri maling.

.

Pada petang hari berikutnya dia berinsiatif untuk memasang taburan bunga di jalan pintu masuk ke kebunnnya.  Dan biar seram dia juga menbakar kemenyan di tengahnnya. Tidak ada mantra apapun yang dibaca. Dia hanya mengucap basmallah saat melakukannya.   Keesokan harinya dia mengecek kebun mangganya dan mendapati tidak ada manganya yang hilang dicuri maling. Dia menemukan secarik kertas didekat tempat membakar kemneyan dan ternyata berisikan tulisan “Kek, saya tidak akan mencuri mangga kakek lagi. Takut kuwalat.”  Dia tersenyum lalu pulang ke rumah.

.

Kulon Progo, 23 Mei 2022