Puji Rahayu

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

3 Warisan Guruku yang Ingin Kuwariskan pada Muridku

Guru kencing berdiri murid kencing berlari sebuah peribahasa yang menjadi kaca benggala bagi guru ketika hendak melangkahkan kaki. Peribahasa itu mengajarkan kepada saya (dan guru guru lainnya) untuk berhati-hati dalam melangkah tetapi bukan bermaksud untuk memendekkan langkah apalagi menghentikan langkah. Teringat kata beliau pada waktu dulu; perjalanan bangsa ini masih terlalu panjang untuk bisa sejajar dengan bangsa lain sehingga perlu langkah-langkah panjang yang diayunkan dengan penuh kehati-hatian dan kepastian. Setidaknya ada 3 nilai warisan yang patut dikembangkan sebagai pembentuk kepribadian yang dapat memperkokoh karakter generasi muda untuk mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang besar.

Keteladanan kata yang mudah untuk diucapkan tapi perlu perjuangan untuk melakukannya. Dalam sejarah Islam keberhasilan da'wah Nabi Muhammad SAW lebih disebabkan karena keteladanan beliau baik melalui perkataan maupun perbuatan. Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan nasional juga mengajarkan konsep Tut Wuri Handayani yang menjadi slogan pendidikan salah satunya berbunyi ing ngarso sung tuladha yang berarti pemimpin harus memberi contoh yang baik agar anggota yang dipimpinya bisa menjadi baik.

Rendah hati-Bagai harimau yang menyembunyikan kukunya, lekat dalam benak saya ketika guru saya waktu itu menggambarkan contoh sikap rendah hati dan tidak sombong. Binatang harimau ditakuti lawannya karena kelebihannya mempunyai kuku tajam yang mampu merobek musuhnya. Kita sebagai guru tentunya akan bangga ketika mempunyai murid yang cerdas namun tetap rendah hati dan menghargai orang lain. Kelebihan yang dimiliki tidak untuk merendahkan melainkan menggunakan kelebihannya itu untuk membantu temannya.

Rukun-yang berarti tidak bertengkar atau damai. Tidak seperti anjing dan kucing yang selalu bertengkar memperebutkan hal yang tidak berguna. Nilai kerukuan telah diajarkan oleh Bung Karno dan menjadi dasar dari pemikiran bunyi sila 3 Pancasila yaitu persatuan Indonesia. Sejak awal kita menyadari bahwa sejarah lahirnya negara Indonesia itu berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia lahir dari keragaman budaya, ras/suku, agama, dll. Perbedaan bagi bangsa Indonesia adalah kekayaan yang tidak perlu dipertentangkan tetapi untuk disandingkan. Pererbedaan bukan berarti berlawanan tetapi karena keberagaman.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post