Rara terdiam, tidak mampu berkata apa-apa. Ia sangat kaget, kepalanya panas, dadanya pun sesak. Dia hanya ingin pulang secepatnya.

Putra tidak dapat jawaban hari itu. Ia merasa bersalah sudah membuat Rara merasa tidak nyaman. Tetapi Putra tidak mundur. Ia selalu berusaha.

Di penghujung Desember 2016, Putra mendapat jawaban atas semua itu. Setelah pertimbangan panjang, akhirnya Rara menerima Putra. Meskipun Rara masih dalam masa-masa kuliah. Rara yakin Putra akan memahaminya dan membimbingnya dengan baik.

Semua proses menuju jenjang pernikahan pun berjalan. Mulai dari Putra menemui ayah Rara secara langsung, pertemuan dua keluarga, penetapan hari, hingga persiapan lain-lainnya. Sembari itu Rara tetap kuliah bahkan ia jauh lebih semangat.

Di akhir semester 5 saat libur, resepsi pernikahan pun di gelar. Semua berjalan dengan lancar tanpa hambatan berarti. Lucunya sehari setelah resepsi Rara tetap mengambil semester pendek. Putra tidak melarang dan selalu mendukung.

Meskipun akhirnya Rara tidak mampu wisuda sesuai mimpinya 3,5 tahun. Di tahun ke 4, berkat do'a kedua orang tua, Putra yang kini menjadi suaminya, dan keluarga Rara dapat meraih gelar sarjananya. Bagi Rara menikah tidak menjadi penghalang melainkan membuatnya semakin yakin dalam menghadapi kehidupannya. Rara merasa beruntung Tuhan telah mengirim Putra untuknya.

***

TAMAT