Tanpamu Ibu
Bulan ramadan baru saja menghampiri, namun bayangmu selalu melintas di selasar jiwa. Wajahmu pun memenuhi pelupuk mata serasa engkau tak pernah beranjak. Suara gema takbir menanda awal bulan suci, seperti suaramu yang menabuh diding jiwa yang haus tetes kasih sayangmu.
Bukan tentang lezatnya makanan yang ada, namun adalah sentuhan kasihmu yang menjadikan segalanya nikmat. Bukan juga tentang minuman manis yang melegakan tenggorokan yang kering namun senyummu yang teduhlah yang menyejukkan kalbu.
Bukan juga tentang banyaknya sujud, akan tetapi tentang butiran-butiran aksara dalam nasehatmu yang meneduhkan setiap luka, tentang ketabahanmu yang menjadikan patah untuk kembali kuat. Sekeping doa kulangitkan agar engkau selalu dalam lindungan dan rahmat-Nya
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren menewen mas Cahyo.. Akhirnya diriku kembali hadir menyimak bait puisi indah yang selama ini dinanti... Pokoknya mantap surantap. Sukses selalu
Terima kasih bung Hans, atas atensinya, salam sukees selalu
Aamiin, doa terbaik untuk Bunda
Semoga selalu bahagia di sana. Al Fatihah sebagai hadiah terindah janganlah lupa. Al Fatihah...
Itulah ibu kita yg sllu dirindu. Terlebih spt oma yg sdh dtggl ibu wkt msh belia.
Luar biasa, Itulah kasih sayang ibu yang tidap tergantikan.