Tubuh Ringkihmu
Serasa ingatan itu masih melekat kuat di selasar jiwa, tak pernah pupus dalam relung hati.
Di setiap engkau hendak mengarungi samudra kehidupan.
Dalam keheningan malam, kami rangkai aksara dalam altar doa, melangitkan segala harapan kepada Sang Pencipta.
Agar tubuh ringkihmu mampu memintasi lampu badai yang tak pernah jemu menyinggahimu
Sesekali engkau harus berjibaku untuk memperbaiki layar perahumu agar tak berai.
Di lain waktu, bertandang sekelompok camar yang membawa sua bahagia bahwa segala puja duka akan berganti dengan suka cita.
Betapa gembira hatimu saat dini hari tampak di kejauhan ujung pantai
Kami pun bersijingkat menyambut kedatanganmu
Terlihat dedaunan di gerigi pantai luruh, namun daun telah memahat bahwa kami tak lagi bermuka-muka
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap puisinya, Pak Pur. Ayo, bikin lagi hehe.
Iya nih berusaha menulis lagi, Terima kasih sudah berkunjung dan apresiasinya Bunda
Keren puisinya pak, diksinya juga mantap
Terima kasih sudah berkunjung dan apresianya Bunda
Puisi yang selalu keren dan indah dengan diksi menawan. Salam sehat dan sukses selalu.
Terima kasih sudah berkunjung dan apresiasinya Bunda
Diksinya ok banget, Pak Pur. Salam sukses.
Terima kasih sudah berkunjung dan apresiasinya bunda