Puri Astuti

Seorang guru yang masih belajar meninggalkan jejak kebaikan untuk kebermanfaatan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
TANTANGAN GURUSIANA 4 Legacy

TANTANGAN GURUSIANA 4 Legacy

Setiap tahun kita memperingati hari Kartini yang mengingatkan kita tentang spirit emansipasi dan eksistensi perempuan Indonesia. Namun dari sekian banyak pahlawan wanita di Indonesia mengapa hanya Kartini yang diabadikan namanya dalam sebuah peringatan hari besar nasional.

Ada begitu banyak pahlawan wanita yang berjasa di negeri ini. Sebut saja Rahmah El Yunusiyah dari tanah minang. Perempuan kelahiran 1900 ini mendirikan al-Madrasah al-Diniyah li al-Banat (sekolah diniyah putri), pada 1 November 1923. Keberadaan Diniyah Putri kelak menginspirasi Universitas Al-Azhar membuka Kulliyatul Banat, fakultas yang dikhususkan untuk perempuan. Dari Universitas Al-Azhar, Rahmah mendapat gelar kehormatan "Syekhah"—yang belum pernah diberikan sebelumnya—sewaktu ia berkunjung ke Mesir pada 1957, setelah dua tahun sebelumnya Imam Besar Al-Azhar Abdurrahman Taj berkunjung ke Diniyah Putri. Di Indonesia, pemerintah menganugerahkannya tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana secara anumerta pada 13 Agustus 2013.

Atau Keumalahayati, laksamana perempuan pertama di dunia dari tanah rencong. Salah satu keberhasilannya adalah memporak porandakan pasukan Cornelis De Houtman saat hendak menggoyang Aceh pada tahun 1599. Malahayati memimpin 2000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Keumalahayati.

Tak bermaksud untuk membandingkan satu dengan yang lain tentunya, karena mereka semua adalah perempuan hebat yang berhasil menorehkan prestasi dalam bidangnya masing-masing.

Namun sejarah mengenal Kartini melalui surat-suratnya, melalui tulisannya yang menjadi saksi hidup perjuangannya akan pembelaan terhadap hak perempuan di tanah jawa.

Tentu sampai sini kita akan berkesimpulan bahwa Kartini telah meninggalkan jejak literasi. Kartini menulis.

Tulisan menjadi warisan.Legacy. Warisan pemikiran, dan inspirasi. Jejaknya bisa kita telusuri dalam setiap paragraf-paragraf suratnya. Seperti relief yang terukir pada batu prasasti yang mengabarkan kepada masa depan tetang peradaban jauh sebelumnya.

Membaca adalah kewajiban sedangkan menulis adalah pilihan.

Membaca dan menulis merupakan dua kegiatan yang beriringan. Kegiatan membaca berbanding lurus dengan kemampuan menulis. Ibarat sebuah teko, apa yang keluar darinya adalah isi yang ada di dalamnya. Karena apa yang tertuang dalam tulisan adalah input yang didapat dari pengertahuan yang terserap, salah satunya membaca.

Oleh karena itu jika menulis merupakan legacy. Jadikan tulisan kita adalah good legacy, warisan yang baik. Seraplah hanya yang baik dan berikan hanya yang terbaik. Agar kemanfaatannya memberikan kebaikan untuk kita meski jasad telah berkalang tanah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi

14 Jan
Balas



search

New Post