PURWAHYANTI

&nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pagi

Pagi-pagi sudah galau. Emosi lihat suasana pagi di halaman yang terlihat kotor. Padahal tiap pagi sudah saya biasakan untuk membersihkan halaman sekolah terutama di depan kelas masing-masing. Namanya juga anak-anak mau menyapu kalau sudah lihat gurunya. Itu saja pagi-pagi harus berolahraga mulut. Ngopyak-opyak siswa untuk membersihkan halaman sekolah.

Emosiku bertambah saat lihat anak-anak masih saja jajan di depan saat bel telah berbunyi. Kebetulan hari ini pelajaran pertama adalah olahraga untuk kelas tiga. Siswa kelas lain sudah masuk kelas masing-masing. Tapi ini Pak Guru akan mulai mengajar koq muridnya hanya sedikit, padahal kelas tiga jumah muridnya empat puluh tiga anak.

Pek Guru berusaha meniup peluit tanda agar anak-anak berkumpul, tapi anak-anak tak bergeming dari tempatnya bermain dan bahkan ada yang masih ngantri jajan. Terpaksa saya mendekati para penjual dan anak-anak. Taksabar hati ini malah cenderung marah. Karena beberapa hari yang lalu sudah saya layangkan surat kepada para penjual agar setelah jam tujuh jangan melayani pembelian. Eh ini masih saja dilakukan, padahal anak-anak sudah mulai pelajaran. Saya marah pada penjual dan anak-anak.

“Anak-anak....hayo jangan jajan sudah saatnya pelajaran,” kataku sambil menuntunnya untuk pergi dari penjual.

“Nyuwun sewu nggih Pak, tolong jangan layani pembelian pada anak-anak setelah jam tujuh,” kataku agak keras.

“Kita mencari rejeki tapi monggo brayan, saling membantu, jangan maunya laku tapi tidak menjaga ketertiban,” sambungku.

Dada ini terasa sesak, merasakan situasi pagi ini. Kudatangi semua penjual baik yang menggunakan sepeda maupun dalam kios. Saya minta kepada mereka untuk mengikuti tata tertib berjualan yang sudah saya sampaikan lewat surat. Ada saja penjual yang sewot dengan teguran saya, ada yang tersenyum sinis, dan ada juga yang mengiyakan anjuran saya.

Apakah saya harus emosi setiap hari seperti ini? Tentu tidak, karena dengan marah saya akan rugi sendiri. Kesehatan itu nomor satu pekerjaan nomor sekian... Ha ha ha... penting gajian. Ah itu bukan sifatku kalau hanya ingin enaknya saja. Ternyata untuk menjadi baik itu harus banyak tantangan dan harus mau berpindah dari zona nyaman.

Saya punya prinsip, mungkin prinsip ini akan mendapat tantangan dan halangan dari berbagai pihak, baik itu dari guru, penjaga, siswa, wali murid, dan semua yang ada di sekitar sekolah. Terutama bagi mereka yang selama ini sudah merasa nyaman dengan situasi yang begini-begini saja. Keep spirit keep smile enjoy live.

Mandeg disit ya.... hati tenanglah jangan marah kan hari ini kita puasa....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post