Purwati

Guru di SMP Negeri 3 Pasir Penyu-Air Molek, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau. Lulusan S-1 Pendidikan Biologi FKIP UNRI Tahun 1992...

Selengkapnya
Navigasi Web

Anak korban ego orang tua

Tiga minggu yang lalu aku menerima laporan dari ketua kelas sembilan dua tentang seorang teman yang keluar dari sekolah .Aku mencoba mencari tau penyebabnya .Kucoba menghubungi pamannya karena memang yang aku punya hanya omor telpon pamannya.

"Dia berangkat ke Medan, dijemput oleh adik ibunya" begitu jawab pamannya. Mungkin tidak isekolah lagi Aku sangat kaget.Padahal waktu ujian nasional tinggal menghitung hari. Daftar nama sementara untuk peserta ujian juga sudah keluar Lalu bagaimana nasib Putra jika tidak bersekolah?

Keretakan rumah tangga, hubungan suami istri senantiasa membawa dampak buruk bagi anak .Putra adalah salah satu korban keegoisan orang tua. Ayah dan ibunya telah bercerai beberapa tahun lalu. Ibunya kembali ke kampung halamannya yaitu Medan. Putra dan kakaknya diasuh oleh ayahnya .Semua bermula dari saat ayahnya menikah lagi, ibu tirinya tak pernah memperhatikan kebutuhan mereka .Pulang sekolah, buka tudung saji tak ada sedikitpun makanan didalamnya. Dari hari kehari tentu anak mulai berpikir bahwa kehadirannya tidak diinginkan dirumah. Sementara ayah juga tak pernah peduli, apa yang menjadi kebutuhan anaknya. Ditambah lagi saat ibu tiri sudah punya adik baru, maka posisi anak mejadi tersingkir.

Pernikahan dua insan dengan latar belakang yang berbeda. Penyesuaian diri juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Jika suami istri bisa saling berbagi, saling mengisi dan saling mengerti satu sama lain, tutup kekurangan pasangan kita, maka bisa dipastikan sebuah rumah tangga akan aman, rukun damai dan sejahtera.

Seorang istri janganlah terlalu banyak menuntut yang tak terjangkau oleh suami .Iklas menerima apa yang diberikan oleh suami, dijamin suami akan sayang banget sama istri yang demikian .Suami juga nggak usah neko - neko. Jangan terlalu menuntut istri harus begini hrus begitu yang istri tidak mampu .Saling rukun, saling sayang, bertutur kata lembut dan santun satu ama lain, tentu semua jadi indah. Jika ada konflik antara suami istri, ingat nasib dan masa depan anak anak.

Secara pribadi aku sangat bersyukur, di usia ke dua puluh dua tahun pernikahanku, tak pernah suamiku berkata kasar apalagi bertengkar. Triknya sederhana banget, saat kulihat suami agak sensitif dalam pengertian gejala marah, maka aku diam. Ibarat api dia bisa padam dengan siranan air, jangan malahan ditambahin gas , bisa meledak lho .Semoga samawa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post