Puspa Anggraheni

Biografi S. Puspa Anggraheni , Purbalingga I Purbayasa....

Selengkapnya
Navigasi Web

Anda Ingin Menurunkan Berat Badan?

Anda Ingin Menurunkan Berat Badan?

Jika satu bulan yang lalu, aku menulis tentang seorang ibu yang terkena struk. Tangan kanannya tak bisa di gerakkan. Ia berendam saja di kolam renang.

Ia merasa tertekan oleh gunjingan tetangga. Aku hanya mengingatkan, betapa lucunya kita kalau menahan sedih sekian lama karena orang yang menggunjing kita. Karena orang lain yang salah (berdosa), kenapa kita yang sedih?

Atas izin-Nya setelah ibu ini mencoba memperbaiki perasaannnya pada tetangga, kini tangan kanannya berubah makin ringan. Ia bercerita dengan senyumnya yang lepas.

Pagi ini aku bertemu dengan seorang ibu paruh baya (50 th). Badannya subur dengan berat 95 kg. Ia sedang berlatih renang. Meski lebih muda dariku, namun dia mengatakan lebih tua cieee ...

Dia mengakui sejak pertama melihatku menduga jika aku seorang polwan atau kowad. Lagi-lagi salah terka. Aku hanya tersenyum penuh tanya.

"Apa saya kelihatan keras dan sombong, Bu?" Tanyaku.

"Oh, bukan begitu, ibu kelihatan perfeck", jawabnya.

Ya Tuhan, di sisi mana perfeck ku. Biasanya orang-orang yang sudah tua baru belajar renang, banyak mengeluh. Merasa lama berlatih tapi belum bisa. Atau capai mengikuti intruksi pelatih. Bahkan ada yang males mencoba gerak karena dingin. Padahal makin lama berhenti justru makin dingin.

Aku cuna menghibur mereka. "Ayuk ibu..., nikmati saja, anggap saja sedang bermain dengan air. Tidak usah pikirkan harus cepat bisa. Mereka lalu semangat lagi. Aku dan mereka kadang ketawa bersama. Maklumlah manula, bahkan ada yang sudah berumur 65 th, 74 th, ada pula yang masih gadis dan remaja.

Kembali kisah ibu yang subur tadi. Ia ingin menurunkan berat badan. Tentu, jika niat kuat pasti bisa. Asal bisa melawan mental bloknya. Sehingga berimbang antara niat dan tindakan. Ingin menurunkan berat badan, tapi tak bisa mengendalikan makan. Ingin rajin membaca tetapi ketika membuka buku langsung menguap. Ingin kaya tetapi tak mau memberi. Itulah contoh mental blok.

Akhirnya ia banyak curhat, jika makannya tak bisa dicegah karena punya banyak beban pikiran. Setiap muncul rasa itu, saya lampiaskan dengan makan.

Salah satunya adalah masalah anak. Anak pertamanya sudah tua tapi tidak mau menikah.

Aku tersenyum melihat mimiknya. Ternyata masih banyak orang yang memikirkan sesuatu yang bukan wilayahnya. Menyiksa diri sendiri, tiap hari.

Aku hanya mengajak bahwa, kita sebenarnya diciptakan untuk bahagia. Tetapi kita tidak mau, justru memilih menderita.

"Ibu, anak itu milik Allah, ibu hanya dititipi untuk merawat dan menjaga sebagai amanah dari-Nya," aku menghiburnya.

Dia menunduk, seakan sedang mencoba memahami.

"Ibu cukup serahkan pada Allah, Dialah Zat yang lebih tahu kebutuhan makhluk ciptaan-Nya. Kita syukuri saja, masih beruntung anak ibu normal. Bagaimana jika ibu diberi anak yang cacad?" Tanyaku tanpa mengharap jawaban.

Subahanallah...

Ibu tadi berbinar-binar, seperti terlepas dari tali yang mengikatnya.

Aku sudah mulai kedinginan karena lama terhenti tidak bergerak untuk mendengar ceritanya. Aku minta pamit, untuk segera pergi mandi.

Dia meminta nomer ponselku, karena ingin ke rumah untuk terapi. Andai saja dia tahu, setiap diri sudah diciptakan untuk menyadari dua hal. Satu, orang menyadari dirinya punya masalah. Dua orang juga menyadari tahu jalan keluarnya jika mampu mengenal dirinya. Begitu kata ustad maupun guruku. Benarkah? Anda tidak harus percaya karena semua tergantung keyakinan kita.

#kolamrenangtirtoasri#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga sy bisa pakai resep bu Puspa untuk bisa sedikit gemuk hhhh

04 Mar
Balas

Aamiin....coba saja bu, semoga berhasil. Alhamdulilh...sy sendiri mencoba dan berhasil

05 Mar

Makhluk sosial jd seneng mikir orang lain dari pada dirinya ..hee..hee.. Bu Puspa pernah buka tulisan ustad yg benar? ustaz, ustad atau ustadz?

04 Mar
Balas

Pernah tapi lupa bund, nulis nyambi nunggu siswa mengerjakan soal drpd bengong hehehe...mksiiih kunjungannya

04 Mar

Cukup dengan menikmati tubuh mungilku aku sudah tidak perlu menurunkan berat badan... indahnya bisa bicara dengan - NYA ...akan mampu menstabilkan berat badan ... kurasa begitu...ya bu Puspa..., serahkan pada-NYA yang sudah menjadi urusan kita pada -NYA sangat setuju

04 Mar
Balas

Setuju bund...trmksih kunjungannya

04 Mar

Kereeen Bind. Luar biasa..kenapa harus menyiks diri..? Terima kasih ilmunya. Inspiratif. Barakallah

04 Mar
Balas

Aamiin...trmksih doa dan kunjungannya.

04 Mar

Sepakat Mba Puspa..Keep smile and always happy.....

04 Mar
Balas

Yes I do...Tq mba Rini

04 Mar

Inspirasi yang bagus.

04 Mar
Balas

Aamiin...trmksih kunjungannya

04 Mar



search

New Post