Puspa Anggraheni

Biografi S. Puspa Anggraheni , Purbalingga I Purbayasa....

Selengkapnya
Navigasi Web
Benarkah Suasana Kantor yang Tidak Kondusif Pemicu Mag Kronis

Benarkah Suasana Kantor yang Tidak Kondusif Pemicu Mag Kronis

Benarkah Suasana Kantor yang Tidak Kondusif Pemicu Mag Kronis

Ruangan ini terasa dingin. Kutengok ke kanan kiri semua tampak fokus menyimak Prof Maria. Penampilan prof. Maria memang unik. Kadang nampak angker ketika memarahi peserta yang menurutnya tidak fokus. Misalnya buka laptop, ada dering handphon, tanpa ampun pasti kena amarahnya. Namun ketika ada seorang peserta yang sedang bertanya, Ia sangat antusias dan memberi jawaban yang menggetarkan jiwa. Mengobarkan semangat untuk mengadikan diri lebih baik lagi.

Tenggorokanku terasa sangat kering, namun aku lupa membawa air mineral. Aku mulai batuk-batuk, hampir tak bisa kutahan lagi. Aku segera maju dan meminta botol mineral temanku. Meski sudah dibuka dan diminum, tak peduli aku segera meminumnya sebelum dehidrasi.

Rupanya AC pada suhu 17 derajat, pantas saja aku kedinginan dan sering ke kamar kecil. Sedikit minum tetapi sering buang air kecil dikarenakan suhu yang dingin.

Setelah 1,5 jam berakhir pula sesen prof Maria, meski peserta masih ingin berlama-lama karena informasi prof. Maria kekinian dan sangat penting bagi para guru. Salah satunya adalah bahwa mulai Oktober tahun 2019, ada uji kompetensi untuk kenaikan pangkat mulai dari golongan IIIB.

Jadi, meskipun PD (Pengembangan Diri) dan PIKI ( Publikasi Ilmiah & Karya Inovatif) sudah memenuhi syarat jika tidak lulus uji kompetensi maka guru tersebut tidak bisa naik pangkat.

Usai materi Prof. Maria, peserta segera ke kamar untuk isoma. Aku dan temanku memilih makan dahulu baru naik ke lantai 7 untuk salat.

Ketika aku mulai makan buah, tiba-tiba ada seorang ibu sempoyongan duduk disampingku. Tangannya gemetaran sambil membawa piring nasi. Tampak gugup dan gelisah. Lalu kutanya apa yang sedang dia rasakan.

Ibu ini cerita kalau tadi telat makan, sehingga lambungnya perih dan sakit. Aku raba dahinya terasa dingin, rupanya bajunya basah oleh keringat dingin. Dia segera mengeluarkan bungkusan plastik berisi segepok obat.

Kupijit diantara ibu jari dan telunjuk dengan harapan darah mengalir dengan lancar.

"Tenang ya bu, coba ambil napas ditahan 4 detik dan hembuskan pelan-pelan", pintaku spontan.

Ibu tadi menurut saja, lalu segera makan meski sedikit. Akhirnya kami berdua sepakat mengantar ibu ini ke kamarnya yaitu lantai 8, sedang kami di lantai 7. Takut ibu ini jatuh karena agak sempoyongan.

Pertemuan kedua, ketika sama-sama di kamar kecil. Akhirnya kami berbincang-bincang cukup lama. Diruangan yang bersih di depan wastafel dia mengaku sudah lama menjadi pasien psikiater.

"Apa ada yang membuat ibu khawatir?"

"Banyak bu, terutama dengan teman-teman di sekolah", jawabnya .

Aku mencoba mengingatkan jika sebenarnya tidak satupun orang yang bisa menyakiti kita, sebelum kita mengizinkan untuk sakit.

Maksud saya, jika maaf kita orang Islam tentu yakin Allah pasti mengurus semua kebutuhan hambanya asal kita mau berserah diri.

"Coba ibu ingat-ingat, masalah apa?" Tapi maaf tidak aku tulis di sini untuk menjaga privasi.

Lalu aku ajak dia untuk menerima (berdamai), dengan semua yang terjadi. Ibu ini mulai tertarik dan mencoba untuk berdamai.

Akhir cerita, aku tawarkan dia jika ingin ngobrol di kamar saja. Namun jadwal bintek yang padat rupanya tak memungkinkan. Usai sesen pukul 22.00 sudah lelah. Namun sudah kulihat senyum cerahnya pada hari ketiga bintek.

Aku ikut bahagia, perubahannya didapatkan dari cara memandang masalah. Cara memandang yang berbeda mengubah cara merasakannya. Jika kita mampu merasakan segala sesuatu dengan damai atau menerima maka kenyamanan hati mudah diraih.

Hati yang nyaman, tenang, memudahkan hadirnya rasa syukur. Nah dari rasa syukur itulah bisa melihat teman seperti apa pun dari sisi positifnya.

Sebaliknya jika pikiran negatif, sebaik apa pun sikap teman tetap tampak salah dan jelek. Ketika sudah begini, sakit di diri sendiri. Semoga saudaraku dari Banjarmasin ini menjadi lebih sehat aamiin.

#catatanbinteksurabaya#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nutrisi spritualx tinggi.

14 Apr
Balas

Aamiin....insyaallah Pak Ambo...trmksih kunjungnya...

14 Apr



search

New Post