Keajaiban Terjadi Pada Andi

Hari Jumat, seperti Jumat yang lain, saya ada jadwal les di Bimbel Cabang. Bimbel ini saya adakan berawal karena permintaan seorang teman (orangtua siswa). Saya menyewa satu rumah milik kakek/nenek Andi.

Meski jarak yang sangat dekat, namun Andi sama sekali tidak tertarik untuk ikut belajar. Itulah salah satu kekecewaan orangtuanya. Andi tidak pernah mau belajar di rumah, jika mau ikut les kan lumayan, begitu dalam benak orangtuanya.

Atas izin Allah, Andi tadi siang sudah mau ikut belajar. Saya justru heran ternyata membacanya sudah lancar dengan pemenggalan frasa tepat dan intonasi juga tepat.

Hanya butuh beberapa menit saya memotivasi, Andi langsung menyesuaikan dengan teman baru. Ya, peserta Bimbel berasal dari berbagai sekolah, sehingga saya perkenalkan teman-temannya.

Saya melihat senyum keceriaan Andi. Dia cepat akrab dengan semua temannya. Bahkan ketika waktu salat Dia ajak teman berjamaah. Sambil menunggu yang sedang salat, anak-anak pesan jajanan. Andi yang dengan semangat memesankan teman-temannya agar digoreng dahulu, sehingga tidak membuang waktu untuk menunggu. Jajanan anak jaman now seperti sosis, nuget, otak-otak dll.

Saya terus mengamati sikap Andi, agar tahu perubahannya apa saja usai terapi yang pertama. Besok Sabtu adalah terapi yang kedua.

Sang penjual jajanan ini tidak lain adalah Ibunya Andi. Melihat anaknya mau ikut belajar bukannya senang dan bercerita, justru matanya berkaca-kaca menatap saya.

Meski begitu saya bisa menangkap bahagia di hatinya. Mungkin Anda bertanya-tanya, lah kalau cuma gitu ci tanpa hypnoterapi bisa, ga perlu keluarin uang.

Baiklah, saya ceritakan di sini. Memang perubahan Andi semata-mata atas izin Allah, namun manusia wajib hukumnya berusaha. Karena Allah tidak akan mengubah nasib seseorang sebelum orang itu berusaha mengubahnya.

Andi baru mulai membuka diri setelah, orangtua dengan tulus menyesali kesalahannya. Yaitu negatif imajing (berburuk sangka) sehingga orangtuanya berimaji negatif tentang nasib Andi di masa depan.

Mungkin tidak hanya orangtua Andi yang berpandangan seperti ini. Nah, inilah hikmah yang patut kita renungkan.

Kita sering mendengar bahwa Allah tidak mengabulkan doa hamba yang hanya di lisannya, tetapi Allah mengabulkan apa yang hamba fokuskan.

Orangtua Andi ingin anaknya rajin belajar namun fokusnya Andi anak malas. Ingin Andi pintar namun fokusnya Andi bodoh, karena orangtua membandingkannya dengan nilai rapor teman-temannya. Sedang apa yang kita fokuskan maka semakin membesar. Itulah hasil akhir Andi malas belajar dan akhirnya nilainya diperingkat bawah.

Oleh karena hati kedua orangtua Andi sudah berubah terhadap Andi, secara otomatis Andi pun berubah. Mudah bukan?padahal masalah Andi sudah selama dua tahun membuat marah, kecewa, dan dalam keluarga sering ramai gara-gara Andi tidak mau belajar.

Perubahan Andi tidak dengan cara mengubah perilaku gurunya, namun dengan cara memberdayakan kemampuan alami Andi. Setiap orang sudah dilengkapi oleh Allah Yang Maha Cerdas kemampuan menemukan solusi dengan akal dan hati. Inilah manfaat hypnoterapi dalam menyelesaikan masalah kejiwaan. Tampaknya sangat sederhana semua orang bisa memiliki keterampilan ini.

Hypnoterapi hanya mengutak-atik dua hal, pertama pikiran dan kedua komunikasi. Sayangnya pikiran setiap orang adalah penentu hasil (nasib) seseorang.

Polanya seperti ini:

Pikiran~>perkataan ~>perbuatan~>kebiasaan~>karakter~>hasil. Tanda~> bermakna menjadikan.

Jadi, jika pikiran negatif maka hasil akhir negatif. Sebaliknya pikiran positif menjadikan hasil akhir juga positif.

Bagaimana mengelola pikiran agar selalu positif inilah yang menjadi fokus dalam workshop hypnoterapi. Maka wajar jika usai workshop para peserta menemukan rasa yang baru yaitu"kebahagiaan". Awalnya pemarah, menjadikan lebih sabar. Awalnya mudah tegang (stres) menjadikan lebih lentur/fleksibel. Pendek kata menemukan pemberdayaan diri yang baru.

Semoga keilmuan ini menjadikan manfaat dunia akherat bagi yang mempraktikannya aamiin.