TaGur-619 (220)

Awalnya Habil bergeming. Wajahnya masih tampak merengut kesal. Entah pada siapa mau ditumpahkan hatinya yang mengkal. Ayah tetap berusaha tenang, beliau terus membujuk anak bujang kecilnya itu.

Akhirnya usaha ayah tidak sia-sia.

“Ayolah, Yah, kita jalan-jalan,” ujar Habil tiba-tiba.

Wajahnya menatap ayah penuh harap. Tangannya pun menarik-narik lengan ayah. Melihat hal itu tentu saja Ibu merasa senang.

“Ayo Nak, kita berangkat,” ajak ayah yang tak kalah gembiranya melihat wajah Habil yang mulai cerah.

Ayah kembali memutar motor ke arah jalan raya. Habil segera duduk di belakang ayah dengan kedua tangan melingkar ke pinggang ayah. Dia tidak sabar untuk segera diajak jalan-jalan berkeliling.

Setelah berpamitan pada ibu, ayah pun menjalankan motor, untuk mengajak Habil merintang-rintang puasanya hari itu. Bersambung.

Kinali, 26092021