puspa lestari

Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Toroh Grobogan. Mengawali menulis sejak tahun 2017 dan bergabung di Media Guru Indonesia. Tiada hari tanpa menulis karena me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tulisan ke-447 (83)

Tulisan ke-447 (83)

Gaya Hidup Berkelanjutan Tumbuhkan Berpikir Kritis

#23

Awal

Hidup di era Milenial yang serba canggih dan modern memberikan pengaruh bagi kehidupan khususnya siswa. Sejak pandemi pembelajaran dijalankan dengan cara daring menggunakan gawai secara online menjadikan siswa belajar di rumah. Hal ini membentuk karakter siswa kurang mandiri, santai, kurang tanggung jawab dan kurang fokus belajar karena belajar di rumah dianggap liburan. Dampaknya sekarang pertemuan tatap muka menunjukkan antusias belajar dan kesiapan belajar belum maksimal.

Kondisi psikis siswa yang biasanya di dalam rumah mengikuti pembelajaran seharian di sekolah terasa malas dan kurang aktif. Belajar di sekolah masih kurang responsive karena kebiasaan siswa manja dan malas beraktivitas belajar tatap muka. Hal ini menjadi pijakan sekolah untuk menjalankan P5 yang ketiga dengan mengambil tema gaya hidup berkelanjutan supaya siswa memiliki kepedulian, empati dan berpikir kritis. Tema ini dipilih berdasarkan pilihan siswa agar program unggulan sekolah dapat ikutserta terwujud bersama-sama.

Tantangan

Sebagai sekolah adiwiyata mandiri menjaga lingkungan sekolah yang hijau dan rindang serta hemat energi harus terus dijaga. Pembiasaan gerakan memungut dan memilah sampah disingkat Gemmes menjadi salah satu gerakan agar siswa terlibat dalam mengontrol sampah. Kebiasaan siswa yang belum memiliki rasa peduli terhadap lingkungan akibat belajar di sekolah bukan adiwiyata menjadikan siswa kurang sadar untuk membiasakan hidup peduli sampah. Menanamkan sikap peduli yang masih rendah menjadikan lingkungan sekolah kurang terkontrol.

Sementara sekolah memiliki program unggulan untuk menjaga agar lingkungan tetap terjaga dengan baik. Tantangan bagi guru untuk membiasakan siswa hidup peduli lingkungan dengan menjalankan Gemmes di sekolah. Peran guru dan wali kelas dalam merubah kurang respon menjadi generasi yang tanggap dan peduli lingkungan secara sadar diri. Menerapkan budaya sehat itu memerlukan tahapan atau proses karena membutuhkan persiapan dan pelaksanaan yang konsisten.

Aksi

Fasilitator dan pendamping melakukan sosialisasi kepada siswa. Kemudian satu kelas diminta berkelompok menjadi 4 untuk mengerjakan proyek sesuai dengan pilihan yang telah ditetapkan. Kali ini penulis sebagai pendamping P5 untuk kelas X G yang mendapatkan topik energi. Siswa diminta berkelompok untuk melakukan diskusi tentang persiapan yang harus dilakukan menjalankan proyek. Masing-masing kelompok membuat peta energi yang ada di sekolah agar dapat ditentukan hal apa saja yang dapat dipilih untuk dibuat proyek.

Siswa membuat poster topik energi yang ada di sekolah untuk digunakan waktu kampanye. Siswa juga diminta membuat film documenter yang berhubungan dengan energi. Setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-masing sehingga semua bekerja dan berkolaborasi tanpa melihat kekurang masing-masing. Pendamping mendampingi siswa yang bekerja dalam kelompok. Bagi kelompok yang mengalami kesulitan atau kendala maka dapat bertanya kepada fasilitator atau pendamping langsung atau melalui chat WA.

Siswa juga diminta untuk melakukan survey lingkungan dengan mewawancara wakil kepala sekolah atau guru yang kompeten untuk menggali informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya siswa diminta membuat scrapbook sebagai penggambaran proses pembuatan proyek dan hasil akhirnya. Hasil scrapbook akan digunakan untuk kampanye bersama poster yang telah dibuat bersama kelompok masing-masing.

Selanjutnya siswa akan melakukan shooting lingkungan di sekolah sebagai dokumen yang akan diedit menjadi sebuah film documenter. Pembuatan film memerlukan pembentukan tim seperti tukang shooting, editor, dan dubber untuk menghasilkan film yang bagus. Film ini nantinya juga akan digunakan untuk kampanye menjaga lingkungan melalui medsos. Siswa kelihatan antuasias menjalankan P5 tema gaya hidup berkelanjutan yang benar-benar menarik dan menantang bagi siswa.

Pelajaran

Berdasarkan hasil akhir siswa mampu berkampanye dengan baik secara llangsung maupun melalui medsos. Kerjasama dan kolaborasi antar siswa terlihat nyata dan menunjukkan kemandirian, kreativitas, dan berpikir kritis. Siswa terlatih untuk menggali informasi sampai menemukan solusi yang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa P5 mampu membentuk karakter berpikir kritis untuk mewujudkan budaya hidup sehat dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Hasil akhir berupa film mampu membawa dampak baik bagi siswa menuangkan ide secara audio visual.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren menewen ulasannya mbak. Sukses selalu

18 Mar
Balas



search

New Post