Generasi muda saat ini sangat aktif menggunakan gawai dan berselancar di dunia maya, sedangkan kebiasaan membaca mulai berkurang. Hasil penelitian di tahun 2021 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami darurat literasi (Hafidz, 2023). Literasi masyarakat Indonesia sangat rendah. Terlebih kebiasaan menggunakan gawai saat ini menyebabkan minat baca menjadi kurang. Anak-anak yang rewel disuguhi gawai sebagai hiburan sehingga terbiasa dengan itu. Kebiasaan membaca harus ditanamkan sejak dini, bukan dengan gawai. Tingkat literasi Indonesia tidak mengalami peningkatan yang signifikan dan kondisi ini darurat. Perlu kerja sama semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kemampuan literasi.

Literasi yang bagus berpengaruh pada kemajuan suatu negara. Hal tersebut harus menjadi konsen bersama. Literasi itu penting dan literasi yang rendah tidak dapat dibiarkan. "Darurat dan bahaya! Ketika anak dekat dengan buku, literasinya akan baik. Jika literasinya rendah, Indonesia masih jauh sebagai negara yang mampu meningkatkan peradaban. Kreativitas akan tinggi jika literasi seseorang tinggi. (Syaiful, 2023)

Dengan melihat kenyataan tersebut, sekolah sebagai salah satu lembaga formal yang melahirkan generasi-generasi penerus bangsa perlu mengambil peran. Sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung budaya literasi. Salah satunya adalah meningkatkan kapasitas perpustakaan sebagai sumber ilmu dan sarana meningkatkan literasi siswa. Perpustakaan dapat dilengkapi dengan buku-buku yang mendukung peningkatan kompetensi siswa, pengetahuan-pengetahuan yang membantu membuka wawasan siswa, ketrampilan-ketrampilan yang dapat mengembangkan potensi siswa.

Untuk meningkatkan literasi di kalangan siswa Sekolah Kristen Kanaan, kami melakukan kunjungan ke perpustakaan daerah dan pameran buku yang diadakan. Hal ini agar membantu siswa untuk mendapatkan informasi selain dari perpustakaan yang tersedia di sekolah.

Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman, saat ini perpustakaan tidak hanya dapat diakses secara manual namun juga banyak perpustakaan yang tersedia secara digital. Demikian juga dengan Sekolah Kristen Kanaan, yang beberapa waktu yang lalu telah bekerja sama dengan Kubuku untuk menyelenggarakan Perpustakaan Digital. Siswa dapat mengakses buku-buku yang tersedia bahkan dengan akun yang sama siswa juga dapat mengakses perpustakaan digital Provinsi Jawa Barat. Banyak buku bermanfaat yang dapat dibaca untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

Namun demikian, Perpustakaan manual juga kami lengkapi dengan buku-buku yang menarik minat siswa. Selain itu, di kelas-kelas juga disediakan pojok baca untuk memberi kesempatan kepada siswa mengakses buku-buku yang ada, saat mereka telah menyelesaikan pembelajaran. Hal ini juga dimaksudkan untuk lebih mendekatkan buku dengan siswa. Guru-guru di kelas tetap harus bersama-sama membudayakan membaca di kalangan siswa. Sebab jika tidak, pojok baca yang ada hanya akan menjadi pajangan di kelas di mana buku tidak pernah disentuh dan dibaca. Perlu adanya usaha bersama untuk meningkatkan minat baca baik di kalangan siswa maupun guru. Selain itu, hasil karya siswa berupa komik, cerpen dan karangan lainnya dipajang di mading kelas dan tempat tertentu yang disediakan agar teman-teman yang lain bisa turut membaca.

Dengan demikian perpustakaan yang mengandung segudang ilmu dapat menjadi sumber pengetahuan yang diperlukan bagi generasi muda. Di pundak generasi muda harapan bangsa digantungkan. Dengan perpustakaan yang lengkap, siswa mempunyai kebiasaan membaca dan lingkungan yang mendukung budaya literasi pasti akan tercipta generasi-generasi yang mempunyai wawasan luas, pola berpikir kritis dan mempunyai kretaivitas yang tinggi yang menjadi harapan bangsa untuk membangun negeri.