Pusriza

Seorang pembelajar, penyuka tantangan, adaptif, dan kolaboratif. Berkarir di Smart School, sebagai Kepala Sekolah SMP dan Kordinator Litbang....

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGAMATAN DAN PERILAKU
Image by Freepik

PENGAMATAN DAN PERILAKU

“Ibu, tadi dia mengejek saya,” keluh anak kepada gurunya, “Dia duluan yang mengejek saya, bu.” Dialog ini ramah di telinga kita. Ragam perilaku dapat muncul dalam kelas, begitu juga dengan respon kita. Bukannya menyampaikan pembelajaran dengan baik, malah menggerus waktu mengendalikan suasana kelas yang keruh, termasuk suasana hati guru.

Siapa yang mau energi positifnya lenyap, ketika melihat kelas yang tidak terkendali. Pastilah jalan paling ampuh guru berteriak dengan kata ajaib, “Bisa diam tidak kalian semua!”. Seram. Boleh jadi timbul dalam persepsi anak bahwa “guruku galak”. Atau, anak akan mencontoh kalau dalam kondisi seperti itu berteriak diperbolehkan. Hal ini akan menjadi rumit, dan pastinya tidak diinginkan.

Ada tiga hal yang bisa kita lakukan untuk antisipasi hal tersebut. Pertama, berilah pemahaman kepada anak tentang peran dan tanggung jawabnya sebagai murid, begitu pun guru untuk menyampaikan hal yang sama. Guru dan murid dapat membuat kontrak belajar yang berisikan tujuan belajar yang akan murid capai dan harapan-harapan selama periodik pembelajaran. Kedua, ajaklah anak berdialog (bukan menggurui ataupun mengarahkan dengan tergesa-gesa) untuk membuat kesepakatan kelas. Guru dengan sabar dan santun mengingatkan murid yang keliru ataupun melanggar kesepakatan kelas yang dibuat. Jika dibutuhkan konsekuensi atas perilaku yang keliru, maka berilah konsekuensi logis yang disepakati ketika membuat kesepakatan kelas. Ketiga, berilah apresiasi atas perilaku yang diharapkan muncul dan menjadi contoh di dalam kelas. “Terima kasih, Andi dan Ira sudah duduk rapi dan siap untuk mengikuti pembelajaran.”

Dengan menerapkan tiga hal tersebut, maka kita membiasakan murid kita memiliki prespektif dari apa yang diamati dan berperilaku sesuai dengan yang kita harapkan. Kita harus sadar bahwa anak belajar dengan mengamati contoh di sekitarnya. Menjadi suatu kebahagiaan, jika anak menampilkan perilaku yang kita harapkan. Sebaliknya, menjadi suatu tantangan, jika anak menampilkan perilaku yang keliru. Disinilah tugas kita, membimbing mereka dengan asah, asih dan asuh.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post