Pusriza

Seorang pembelajar, penyuka tantangan, adaptif, dan kolaboratif. Berkarir di Smart School, sebagai Kepala Sekolah SMP dan Kordinator Litbang....

Selengkapnya
Navigasi Web
RESPONS CAPAIAN BELAJAR DENGAN PENGUATAN

RESPONS CAPAIAN BELAJAR DENGAN PENGUATAN

“Yang tidak bisa mengerjakan soal, belajar di luar!” Pernahkah anda mengalami ini. “Yang salah menjawab soal, berdiri di depan” atau anda juga pernah mengalami hal ini. Anda pasti tersenyum ketika menjadi saksi sejarah dari peristiwa itu. Bisa jadi hal tersebut yang membuat anda berhasil seperti saat ini atau malah terpuruk.

Terbesit dalam pikiran, “apakah pendidikan kita adalah seleksi alam manusia?” Anak yang berprestasi dalam capaian belajarnya dihargai sejadi-jadinya. Sebaliknya anak yang sulit mencapai hasil belajarnya menjadi bahan perundungan bersama. Betapa kejamnya masyarakat dalam memberi stigma kepada anak yang bodoh bahwa kalau bermain dengan orang yang bodoh maka akan ikut bodoh. Alhasil, hal ini memberi pengaruh dalam pergaulan anak di sekolah.

Kemampuan dalam merespons capaian belajar menentukan arah dan perilaku anak. Seringkali anak yang memiliki nilai sempurna, mendapatkan respons yang keliru. Jika ini terjadi, anak akan cenderung pongah dan menyepelekan. Sebaliknya anak yang bermasalah dalam menuntaskan capaian belajarnya, mendapatkan respons yang negatif. Ada juga yang memberikan hukuman sebagai efek jera akibat tidak belajar.

Untuk antisipasi perilaku akut tersebut, kita harus bisa memberikan penguatan secara proporsional dalam merespons capaian belajar anak. Ketika anak mendapatkan nilai sempurna, beri penguatan kepadanya bahwa ini hasil dari proses belajar, pengalaman menghadapi kegagalan atau strategi yang digunakan untuk menuntaskan capaian belajarnya. Lebih lanjut, anda boleh berdiskusi rencana ke depan terhadap hasil tersebut, apa yang akan dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan performa, menyikapi kegagalan atau kesulitan dalam belajar, dan menyemai kerendahan hati bahwa anugerah yang didapat adalah nikmat dari ilahi.

Dan jika anak kesulitan dalam menuntaskan pembelajarannya, maka berikanlah sejumlah bantuan untuk membimbingnya secara bertahap. Temukan kekuatan dalam dirinya yang menonjol, lalu kaitkan dengan capaian pembelajaran yang harus dituntaskan. Hindari umpatan dan hukuman. Terakhir, doa dari guru dan orang tua sangat diharapkan, agar dimudahkan mendapatkan pemahaman.

Sejatinya kita ingin membangkitkan kesadaran anak bahwa penting untuk menuntaskan capaian belajar yang diberikan kepadanya. Kesadaran itu merupakan pondasi untuk menjadi bagian manusia yang bermanfaat. Oleh karena itu, benahi respons kita. Tidak perlu kita memuji kepintaran anak berlebihan. Di masa tua nanti, kita tidak akan sakit hati, apalagi mengharap mereka membalas budi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya, pak. Salam kenal!

27 Oct
Balas

Salam kenal, terimakasih atas umpan baliknya, ibu.

27 Oct



search

New Post