PUTRA YUDHASANTOKO

Guru memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Orang tua adalah guru pertama yang dimiliki oleh setiap anak. Dengan semangat dan berbekal ilmu semoga guru ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3

Oleh Putra Yudha Santoko

CGP Angkatan 7

SDN Mojo 1 Bringin

Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar1. pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Dalam mendidik murid sangatlah penting untuk memberikan ruang berekpresi murid. Menentukan tujuan pembelajaran sebagai bentuk apresiasi dalam rangka memerdekakan murid seutuhnya baik untuk dirinya sendiri maupun didalam masyarakat. Kami mendapatkan Ilmu dan pengalaman yang luar biasa untuk memberikan program yang berdampak positif pada murid. Memberikan pembelajaran agar memiliki kemandirian dalam melakukan kegiatan serta dapat bertanggungjawab dalam keputusannya.2. emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Sangat senang dan bersemangat dalam mengikuti langkah-langkah yang kami lalui. Karena akan berdampak pada diri saya pribadi dan untuk perkebangan murid saya. Saya merasa lebih siap dalam memberikan pembelajaran untuk kemandirian murid. Banyak hal menarik yang saya dapatkan dari pembelajaran modul 3, diantaranya adalah perubahan paradigma pengambilan keputusan dari pendekatan berbasis masalah (defisit based) sekarang bergeser kepada pendekatan berbasis aset. Suatu komunitas pendidikan harus optimis mengelola sumber daya dan aset yang dimiliki sebagai suatu kekuatan / potensi sekolah. Masalah atau kekurangan yang dimiliki oleh suatu sekolah tidak lagi menjadi hambatan untuk memajukan pendidikan dan mewujudkan visi misi dan tujuan sekolah yang berpihak pada murid.

3. apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Dalam proses belajar harus memiliki semangat untuk ingin tahu sehingga materi yang akan diberikan dapat diserap dan diterapkan baik untuk pembelajaran disekolah mapun untuk kegiatan sehari-hari. Dalam keterlibatan saya memberikan murid keleluasaan untuk menentukan keputusan yang akan diambil untuk murid. Kami memberikan pemantik untuk murid menyelesaikan suatu permasalahan. Mendorong murid untuk mandiri dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Melakukan curah pendapat, diskusi baik kelompok kecil mapun kelompok besar. 4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Dalam proses belajar keterlibatan murid sangat dibutuhkan partisipasinya. Baik dari ide, keaktifan, kemandirian serta pengambilan keputusan untuk murid. Murid perlu lebih aktif dan kreatif dalam memutuskan apaja saja yang diperlukan untuk proses belajar mengajar. Guru menjadi fasilitator murid untuk perkembangan diriya. Memberikan dorongan untuk murid lebih bertanggungjawab atas dirinya sendiri.5. keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Kompetensi menurut (KBBI) (2002), adalah kecakapan, mengetahui, berwenang, dan berkuasa memutuskan atau menentukan atas sesuatu.

Sedangkan menurut Monks (1999 : 2) kematangan didefinisikan sebagai kesiapan individu dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan tertentu dan kemampuan untuk berfungsi dalam tingkat yang lebih tinggi sebagai hasil pertumbuhan.

Dalam keterkaitannya bahwa kompetensi seseorang berpengaruh terhadap kematangan diri pribadi karena kompetensi merupakan kecakapan dalam memutuskan atau menentukan keputusan yang akan diambil. Sedangkan kematangan merupakan kesiapan individu dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga keduanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung satu sama lainnya.

Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

saya merasa dapat mengimplemantasikan setiap modul dalam CGP ini dikarenakan penyajian materi disajikan secara komprehensif. Saya terkadang bertanya dalam diri saya apakah saya dapat melakukan aksi nyata dalam setiap modul di Pendidikan Calon Guru Penggerak ini? Saya mencoba dengan mencari referensi baik di youtube, web ataupun dari rekan CGP lain sehingga saya mendapatkan gambaran apa saja yang dapat saya lakukan yang sesuai dengan karakteristik disekolah saya. Saya juga menuliskan pada salah satu web tentang aksi yang saya lakukan agar dapat menjadi pengingat saya serta dapat menjadi bahan bacaan orang lain. Dalam tahap elaborasi pemahaman saya meberikan pertanyaan kritis agar menggali lebih jauh materi yang masih menimbulkan pemikiran bagi saya. Saya juga selalu mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru di setiap modul. Dalam penyusunan program sekolah saya selalu menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks disekolah saya di area SDN Mojo 1 Bringin. Jika muncul tantangan saya juga memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi. Tak lupa saya juga melibatkan pemangku kepentingan dalam menghadirkan solusi akan tantangan yang saya hadapi baik Kepala Sekolah dan rekan guru.

Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya? Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara :

Guru memiliki tugas yang mulai untuk menuntun segala kodrat yang ada pada murid sehingga mereka dapat selamat dan bahagia sebagai individu dan anggota masyarakat. Pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan memperhatikan pengembangan potensi atau kekuatan yang ada pada murid. Modul ini menjelaskan bahwa murid adalah pribadi yang unik dan memiliki karakteristik, sehingga guru hendaknya dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak :

Salah satu peran Guru Penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam hal ini memimpin dalam pengelolaan sumber daya agar dalam pembelajaran yang dilakukan dapat berpihak pada murid. Dengan mengetahui suara(voice), pilihan(choise), dan kepemilikan (ownership), maka kita bisa mewujudkan nilai dan peran kita sebagai Guru Penggerak, yaitu: Nilai yang berpihak pada murid (dengan mengutamakan kepentingan murid) dan Peran Guru Penggerak dalam mewujudkan kepemimpinan murid (Student Agency).

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak :

Untuk mewujudkan visi Guru Penggerak sudah sepatutnya kita harus memperhatikan voice (suara), choise (pilihan), dan ownership (kepemilikan) agar kita bisa melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid dan mencapai visi Guru Penggerak dan tentunya mencapai visi misi sekolah.

Modul 1.4 Budaya Positif:

Salah satu aset manusia adalah murid, tentunya kita mendidik murid untuk menerapkan dan mengaplikasikan budaya positif di sekolah maupun di kehidupan sehari-hari agar bisa dilaksanakan dan menjadi kebiasaan yang baik. Sehingga akan sangat membantu tercapainya pembelajaran yang berkualitas dan berpihak pada murid.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid :

Dengan mengindentifikasi aset yaitu murid, tentunya kita akan mengetahui karakteristik murid. Pembelajaran berkualitas dan berpihak pada murid dapat kita lakukan melalui pembelajaran berdiferensiasi, artinya pembelajaran dilakukan berdasarkan kebutuhan murid, yaitu readiness (kesiapan belajar murid), minat dan profil atau gaya belajar murid. Sehingga pembelajaran akan aktif dan bermakna untuk murid.

2.2 Pembelajaran Sosial Emosional:

Mengeksplorasi pentingnya Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Mengeksplorasi konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE), yaitu: 1) Kesadaran diri, 2) Manajemen Diri, 3) Kesadaran Sosial, 4) Keterampilan Berelasi, dan 5) Pengambilan Keputusan yang bertanggung Jawab. Mengeksploarasi pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfullness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE). Mengeksplorasi implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 (empat) indikator, yaitu : 1) pengajaran eksplisit, 2) integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, 3) penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan 4) penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.

2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik :

Coaching melalui alur TIRTA, seorang guru mengajak murid untuk menggali potensi atau kekuatan yang dimiliki. Murid bisa merancang sendiri solusi yang akan diambil. Sehingga kompetensi dan peran kita sebagai coach harus selalu dilatih, agar murid mampu menjadi coachee yang baik. Pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya. Coaching juga dapat dilakukan untuk rekan guru apabila menemukan hambatan atau kendala dalam proses belajar megajar.

3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin :

Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan akan memengaruhi pencapaian tujuan pendidikan. Karena dalam perjalanannya akan berhadapan dengan situasi dilema etika maupun bujukan moral. Guru yang memahami mekanisme pengambilan keputusan yang baik, akan dapat menjadi pemimpin yang bermanfaat untuk komunitanya. seorang pemimpin pembelajaran akan mampu menyelesaikan masalah dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan. Oleh karena itu pemimpin dapat melakukan pemetaan aset dengan tepat dan dapat diberdayakan secara optimal sumberdaya yang dimiliki. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, seorang guru harus dapat mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip serta paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral.

3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya :

Guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset akan lebih mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah.

Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh komunitas sekolah. Fokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik. Ada 7 aset atau modal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah, yaitu : 1) modal manusia, 2) modal sosial, 3) modal politik, 5) modal agama dan budaya, 5) modal fisik, 6) modal lingkungan/alam, dan 7) modal finansial. Pemahaman mengenai modal atau sumber daya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin guru harus mampu memetakan 7 aset tersebut dan mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan pembelajaran di sekolah. Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola 7 aset / modal utama di daerah / sekolahnya adalah sebuah kekuatan untuk pencapaian tujuan pendidikan yakni mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (wellbeing) dan bertanggung jawab.

3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid :

Student Agency (Kepemimpinan Murid) merupakan kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Dengan kepemimpinan murid, murid dapat menentukan apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Sehingga murid dapat menjadi pribadi yang mandiri dan kreatif dalam setiap pengambilan keputusan yang diambil.

Yang akan saya lakukan

Kaitan dengan peran saya sebagai guru penggerak adalah bahwa tugas saya untuk mewujudkan merdeka belajar pada murid di sekolah. Untuk menjalankan peran tersebut, saya sebagai guru harus menuntun kekuatan kodrat yang ada pada murid dengan mengembangkan potensi pada murid saya melalui program yang berdampak pada murid dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, mengelola sumber daya tersebut untuk merancang program yang berdampak pada murid menggunakan pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA, dan menggunakan srategi MELR serta manajemen resiko untuk memastikan program yang berdampak pada murid.

Dengan ilmu yang saya dapatkan seperti membuat modul melalui canva akan saya lanjutkan dan tingkatkan untuk memperbaiki pembelajaran agar menarik dan menyenangkan untuk murid.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post