Putri Dian Pratiwi

Guru Bimbingan Konseling di SMPN 2 Cibinong, Kab. Bogor. Aktif dalam kepengurusan MGBK SMP Kab. Bogor. Kini sedang mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak.&...

Selengkapnya
Navigasi Web
PERAN BERMAIN SAAT BELAJAR DAN BEKERJA

PERAN BERMAIN SAAT BELAJAR DAN BEKERJA

Bermain memiliki peran penting dalam mencapai hasil optimal, baik hasil belajar maupun produktifitas bekerja. Mengapa bermain menjadi aktivitas yang penting? Bermain adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan rasa senang. Rasa senang merupakan salah satu emosi positif. Saat kita merasakan emosi positif, maka sistem limbik dalam otak kita akan aktif. Selanjutnya sistem limbik ini akan mendorong kerja otak korteks. Padahal otak korteks ini adalah bagian otak yang memiliki fungsi terkait kemampuan berpikir seperti mengingat, memahami, memecahkan masalah, berpikir kreatif, dan lain-lain.

Bisa kita bayangkan, bahwa saat anak belajar dengan perasaan senang, maka otak korteksnya akan berfungsi maksimal. Kegiatan belajar bagi anak bukanlah suatu aktivitas yang berat, memberi beban, akan tetapi merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan. Begitu juga dengan orang dewasa. Saat orang dewasa bekerja atau mengerjakan rutinitasnya dengan perasaan senang, maka pekerjaan sebanyak apapun tidak akan terasa berat dan menjadi beban baginya. Karena otak dapat bekerja dengan baik, dapat berpikir lebih baik, kemampuan memecahkan masalah bekerja dengan baik, semua pekerjaan pun bisa dilakukan dengan lancar.

Sebaliknya, bagi anak yang belajar atau orang dewasa yang bekerja dengan keadaan tertekan, maka bukan otak korteksnya yang bekerja. Perasaan tertekan atau emosi negatif lainnya malah akan mengaktifkan kerja batang otak (brain stem/reptilian brain). Dan bila batang otak yang aktif, maka reaksi yang timbul adalah aktivitas survival / penyelamatan diri. Bagaimana seseorang dapat belajar atau bekerja jika mode yang aktif di otaknya adalah mode penyelamatan diri? Berbagai informasi yang masuk, dilihat, dan didengar tentunya tidak akan diserap atau diproses dengan baik. Karena mode penyelamatan diri akan membuat seseorang menolak, menghindar atau mengabaikan informasi yang masuk.

Sumber: E-Parenting bersama Dra. Yeti Widiati, Psi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih Bu informasinya

16 Jun
Balas

Kembali kasih...Terima kasih sudah mampir..

16 Jun

Keren bun. Sangat bermanfaaat sekali.

15 Jun
Balas

Terima kasih..

16 Jun

Setujuuuu....Kita juga harus punya rasa senang saat bekerja anggap saja sedang rekreasi he he...

16 Jun
Balas

Hahaha... Iya, Bu..

16 Jun

Betul ya bu..

15 Jun
Balas

Iya, Bu. Terima kasih sudah mampir...

15 Jun



search

New Post