Hari kedua ikut pelatihan kelas editor buku Media Guru di SMP Al Ikhlas Jakarta makin merasakan dunia keeditoran. mas Eko memulai hari ini dengan menjelaskan teknis editing. Teknis penyuntingan ejaan, tata bahasa, tata kalimat dan tata paragraf. Calon editor diharapkan menyiapkan "senjata" editing. Senjata wajib yang harus dimiliki calon editor adalah Buku Tesaurus Bahasa Indonesia, Buku 200+ Solusi Editing, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Aplikasi Plagiarism Checker.

Latihan hari ini adalah menyunting naskah buku yang sudah ada. Sarannya adalah naskah buku sendiri. Saya belum mempunyai naskah buku populer, maka saya gunakan tulisan rekan-rekan guru yang anak menjadi buku antologi. proses penyuntingan dibekali tabel oleh Mas Eko. Pada tabel agar dimuat penyuntingan pada bidang ejaan, paragraf dan konten bermasalah.

Mulai mencoba menyunting salah satu tulisan guru. Wah... keren.

Benar-benar membuat pusing kepala. Banyak ejaan yang kurang tepat, ketidakpaduan antarkalimat. Begitu juga antarparagraf banyak ketidakpaduan. Belum lagi menyangkut isinya secara keseluruhan. Editor wajib membaca tuntas buku secara keseluruhan sebab pada akhirnya akan memberikan keputusan pada kelayakan buku diterbitkan. Kegiatan editor ini benar-benar menguras pikiran. Ternyata benar apa yang disampaikan mas Eko, syarat menjadi editor harus mampu bekerja ikhlas, sabar, tekun dan telaten. Ternyata menjadi editor buku karya guru memang sesuatu banget.