Rachmawati

Rachmawati, A.Md. Kom, : Lulusan STMIK Samarinda Jurusan Majemen Informatika, Lahir di Kota Makassar, 13 Januari 1972, adalah seorang istri dari suami bernama A...

Selengkapnya
Navigasi Web
Implementasi Gerakan Literasi di Sekolah Dasar
Kegiatan Merinngkas Bahan Bacaan di Perpustakaan saat jam Membaca

Implementasi Gerakan Literasi di Sekolah Dasar

GEMAR MEMBACA DAN MENULIS

DAPAT MENCETAK GENERASI PENULIS YANG KREATIF

Oleh : Rachmawati

Judul Diatas merupakan salah satu karya tulis yang saya buat untuk meningkatkan gemar membaca dan menulis pada siswa khususnya di lingkungan Sekolah Islam Bunga Bangsa. Mengapa Harus Membaca dan Menulis...?, walau terlihat sederhana tapi pelaksanaanya masih jarang kita lihat diterapkan oleh sekolah-sekolah dan kehidupan keseharian. Banyak orang beranggapan kalau menulis itu adalah kegiatan yang sulit. Namun sebagian lainnya mungkin memiliki anggapan bahwa menulis merupakan kegiatan yang sangat mudah. Segala sesuatu bila belum kita coba dan biasakan memang akan nampak sulit, tetapi bila kita paham dan mengetahui caranya tentu akan terasa lebih mudah. Semua itu memerlukan proses tersendiri.

Salah satu cara agar anak memiliki keterampilan menulis adalah dengan membiasakan mereka sejak dini untuk membaca. Karena apa? Berbagai tulisan yang telah mereka baca secara tidak sadar akan terekam dibawah alam sadarnya. Keterampilan menulis harus sejalan dengan keterampilan membaca. Itu sebabnya anak yang sudah terbiasa membaca akan menambah perbendaharaan katanya sehingga akan lebih mudah untuk merangkai kata-kata dibandingkan dengan anak yang tidak gemar membaca. Manfaat yang kita peroleh bila terbiasa melakukan ini adalah hal yang luar biasa. Anak akan terbiasa menuangkan pikirannya ke dalam kertas, mengorganisasikan pemikirannya, dan menyatakan perasaannya tentang apa yang dialami dalam bentuk tulisan.

Keberadaan perpustakaan sekarang ini menjadi begitu penting dengan dikeluarkannya Undang-undang no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Undang-undang yang menjadi payung hukum bagi segala aktifitas kinerja perpustakaan dan seluruh elemen pendukung kegiatannya, meliputi pustakawan, gedung, koleksi, dan pemustaka. Sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang no 43 tahun 2007(http://www.scribd.com/doc/14549739/UU-No-43-tahun-2007-tentang-Perpustakaan) , dalam pasal 3 dikatakan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.

Maka bertolak dari fungsi perpustakaan tersebut tentunya sebuah tantangan bagi pengelola perpustakaan untuk menciptakan sebuah perpustakaan yang bisa menjadi tempat menggali ilmu sekaligus tempat rekreasi yang menyenangkan sehingga terwujud masyrakat pembaca dan pembelajar sepanjang hayat.

Menjadi sebuah tantangan besar pustakawan selaku pengelolan perpustakaan harus mampu mencari trik ampuh agar siswa(i) dapat membiasakan diri dengan menulis dan membaca. Apa betul kegiatan membaca dapat membantu seseorang untuk kreatif?. Jordan E. Ayan menjelaskan bahwa membaca dapat memicu kreativitas. Buku mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi, dan karakter. Bayangan yang terkumpul dalam tiap buku yang melekat dalam pikiran, membangun sebuah bentang ide dan perasaan yang menjadi dasar dari ide kreatif (Hernowo 2003: 37). Padahal salah satu faktor yang mendorong agar anak mempunyai minat menulis ialah kebiasaan membacanya.

Sudahkah minat baca anak kita tinggi? Ini merupakan pertanyaan yang sedikit ironis karena pada kenyatannya, minat baca anak-anak Indonesia sangatlah rendah. Banyak fakta menunjukkan bahwa anak-anak kita lebih suka bermain video game daripada duduk berlama-lama untuk membaca sebuah buku. Murti Bunanta menganjurkan, sedari kecil, anak-anak perlu didekatkan pada bacaan. Penelitian Prof. Benyamin Bloom mengungkapkan, saat berusia empat tahun, anak berada dalam periode suka meniru perbuatan orang tuanya tanpa terkecuali. Jadi dapat diharapkan, jika seorang guru sebagai orang tua kedua disekolah suka membaca, anak juga akan melakukan hal yang sama.

Sebagai contoh, jika sejak kecil anak sudah dibiasakan dengan bacaan (sastra), mereka akan didekatkan dengan kehidupan manusia (Bunanta 2004: 85). Dengan membaca karya sastra seperti cerpen, puisi, dll., mereka akan belajar banyak hal dan memuliakan perasaan (Kartono 2001: 116).

Boleh dikatakan, membaca dan menulis bak dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dengan membaca, wawasan anak akan semakin berkembang. Negara yang terencana dan tersistematis membangun negara dan bangsanya melalui gerakan pendidikan massal dengan sikap ilmiah, rasional, kritis, dan rajin membaca apa saja dan di mana saja, tegas Suryopratomo, pemimpin redaksi/penanggung jawab harian "Kompas" dalam pernyataannya yang dikutip dalam Matabaca edisi Juli 2004.

Pada kegiatan membaca kemudian menuliskan resensi buku yang dibaca, siswa mempelajari hal-hal baru dan unik yang terkadang tak dijumpai dalam kehidupan sehari-harinya, kehidupan dari belahan dunia yang lain melalui ensiklopedi pengetahuan dan lain sebagainya. Tujuannya agar secara perlahan terbentuk rasa senang karena banyak hak-hal baru yang diperoleh. berlanjut lagi keinginan untuk membaca buku yang lainnya sehingga lama kelamaan siswa akan terbiasa dan pada akhirnya gemar akan membaca, karena dari membaca banyak ilmu yang diperoleh.

Sebagai Pustakawan saya berusaha memediasi siswa dengan bakat terpendam yang mereka miliki, Mengumpulkan karya siswa yang telah dibuat, mengedit dan menyusunnya menjadi sebuah buku merupakan satu tantangan besar yang saya lakukan mengingat kosa kata yang digunakan siswa bukan kalimat baku, melainkan kalimat bahasa keseharian yang dituangkan kedalam bentuk tulisan. Kemudian diubah menjadi kalimat sempurna yang bertujuan agar kelak pembaca dapat memahami isi cerita tersebut.

Langkah-langkah Membaca, Menulis, Membuat Resensi dan Buku Perpustakaan Bunga Bangsa.

A. MERINGKAS BAHAN BACAAN DI PERPUSTAKAAN

Salah satu Program kerja perpustakaan yang berkaitan dengan CALISME R&B adalah Program Resume Of reading yang telah dilaksanakan sejak akhir tahun 2009 (dapat dilihat pada Lampiran 1.3), yaitu suatu kegiatan Membaca Buku Cerita Sesuai Pengelompokkan Kelas

1. Penerapan Metode Ulat Buku : Kelompok A Kelas 1 dan 2 :

Membaca dan menulis judul buku, pengarang, penerbit dan tokoh yang digemari (dalam bentuk Ulat Buku), diawal pertemuan Siswa diajak mewarnai wajah ulat buku sesuai warna yang dikehendaki dan untuk selanjutnya siswa mengisi badan ulat buku setiap kali jam membaca dilaksanakan. Langkah-langkah pengisisan badan ulat buku sebagai berikut :

· Siswa memilih sebuah buku cerita yang ada di Perpustakaan sesuai loker pengelompokan kelas

· Siswa menulis nama, kelas serta tanggal buku yang dibaca

· Siswa membaca buku yang dipilih kemudian menuliskan Judul Buku, Pengarang/Penulis cerita,

· Tokoh yang digemari serta Penerbit buku cerita

· Hasil Ringkasan siswa dikumpulkan ke wali kelas untuk ditempelkan di mading ulat buku

· Jika siswa sudah mencapai target bacaan sebanyak 30 buku cerita/30 badan ulat buku maka wali kelas akan melaporkan hasil kerja siswa dan perpustakaan akan memberikan piagam

Berikut contoh model Ulat Buku

Ulat Buku yang ditempelkan di Mading Kelas

1. Membuat Resensi Buku, Kelompok B Kelas 3, 4, 5, dan 6 serta untuk tingkat SMP Kelompok 7, 8, 9

Membaca dan menulis judul buku, pengarang, penerbit, tokoh yang digemari serta meringkas buku yang sudah dibaca di lembar Resume Of Reading yang sudah disediakan. Tujuannya agar dalam merangkum cerita tidak terjadi pengulangan rangkuman dengan judul yang sama dan orang tua siswa/guru dapat melihat dan membantu siswa untuk terus memotivasi agar rangkuman bisa mencapai target 30 buku bacaan untuk mendapatkan reward berupa piagam prestasi atas usahanya membaca dan merangkum cerita dimaksud. Pada akhir lembar buku ada satu lembar kesan guru dan orang tua akan presatasi anaknya tersebut.

Bagi siswa yang berhasil menyelesaikan target bacaan pada satu semester, perpustakaan akan memberi piagam perhargaan atas prestasi yang telah diraih (hal ini sudah berjalan pada tahun 2009 (Daftar Gambar 4).

A. BUKU SEKOLAHKU AWAL IMAJINASIKU WUJUD NYATA PROGRAM CALISME R&B (Membaca Menulis Membuat Resensi dan Buku)

Pembuatan buku Sekolahku Awal Imajinasiku merupakan salah satu wujud nyata dari kegiatan CALISME R&B di perpustakaan. Salah satu tujuannya untuk membangkitkan minat baca dikalangan siswa diera teknologi informasi melalui gadget. Dengan menfasilitasi mereka dalam menulis dan membantu mereka mewujudkan karyanya dalam bentuk buku dan disebarkan melalui internet dalam bentuk buku elektronik, akan membawa siswa secara tidak langsung untuk membaca buku karya mereka melalui gadget dan memperlihatkan hasil karya mereka ke rekan mereka yang lainnya.

Buku karya mereka kelak akan mampu menyampaikan pesan moral dan sikap terpuji terhadap sesama teman yaitu ketekunan, memanfaatkan waktu luang dengan membaca, dan melatih kreatifitas siswa dalam hal menulis.

Media Informasi digunakan salah satu tujuannya adalah untuk menarik perhatian dan minat membaca siswa melalui gadget. Dengan menggunakan media tersebut akan dapat menumbuhkan motivasi siswa. Media informasi dapat dijadikan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan untuk memperluas wawasan siswa. Penggunaan media Informasi yang tepat akan menjadi penunjang kegiatan positif Siswa.

Buku siswa dapat dibaca online melalui I Kaltim dan Web Perpusbb.blogspot.co.id

Dalam menjalankan program CALISME R&B untuk meningkatkan minat baca dan menulis siswa merupakan peran semua pihak. Maka dari itu Sudah saatnya pihak sekolah meletakkan pustakawannya pada fungsi dan peran yang sesungguhnya. Dimana Peran yang sesungguhnya bagi pustakawan adalah memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah melalui program kerja yang sudah dibuatnya. Dalam kerjasama dengan manajemen sekolah, maka pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum. Sangatlah penting serta diupayakan agar pustakawan diterima setara dengan anggota tenaga profesional dan dapat berpartisipasi dalam kelompok kerja dan ikut serta dalam semua pertemuan dalam kedudukannya sebagai kepala unit atau bagian perpustakaan.

Jika pihak sekolah serius untuk membenahi perpustakaan demi mendukung tercapainya visi dan misi sekolah dan meningkatkan minat bada dan menulis siswa, maka urgensi kebutuhan pustakawan harus linier dengan penempatan peran dan posisi yang sesuai dengan kompetensinya. Dengan keputusan yang tepat yakinlah bahwa pustakawan sekolah bisa menjadi salah satu aset sekolah dalam kegiatan belajar mengajar. Dan suatu saat nanti kemajuan suatu sekolah akan ditentukan juga oleh perkembangan perpustakaan dan peran pustakawan sekolahnya.(**)

Daftar Pustaka :

- Dimuat di Majalah Pustaka Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur, tanggal 03 Juni 2015. Karya Tulis Calisme R&B dapat mencetak generasi penulis yang kreatif

- Hernowo 2003: 37, Membangun sebuah bentang ide dan perasaan yang menjadi dasar dari ide kreatif

- Undang-undang no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan

- Majalah Bunanta 2004: 85

- Harian "Kompas" dalam pernyataannya yang dikutip dalam Matabaca edisi Juli 2004.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima Kasih banyak atas sharing ilmunya. Insya Allah akan saya diskusikan sama kawan-kawan di sekolah supaya bisa meniru SD Bunga Bangsa

19 Aug
Balas

aamiin. Alhamdulillah jika bisa bermanfaat buat sekolah lain, untuk meningkatkan semangat literasi dikalangan pelajar. pak. meningkatkan minat baca gampang-gampang susah, klo siswa sudah minat, kegemaran akan otomais menyertai.

21 Aug

Panjang informasinya bu. Lengkap banget.

16 Aug
Balas

semoga bermanfaat dan dapat di terapkan disekolah-sekolah lainnya

18 Aug

Yeaaaayyy ibu kereeeeennn..

20 Aug
Balas

terima kasih miss Dyan. miss Dyan Juga Keren....

21 Aug

Sangat bermanfaat pengalaman mengelola minat baca dan menulisnya! Saya tunggu tulisan lainnya, Bu Racham.

18 Aug
Balas

terima kasih bapak. kebanyakan yang saya tulis adalah apa yang sudah saya kerjakan. dan laksanakan, klo nggak ide menulisnya susah

22 Aug



search

New Post