rachman firdaus

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru dalam Perspektif Cinta

GURU DALAM PERSPEKTIF CINTA

“kami tidak saja mendengar tapi kami juga ingin didengar”, masuklah kedunia kami maka guru akan tahu apa yang kami inginkan”. Itulah sekelumit rasa yang baru diungkapkan, dalam sebuah obrolan santai bersama beberapa mantan siswa yang kini telah menyelesaikan pendidikannya pada perguruan tinggi, penulis mendapatkan sejumlah catatan penting terkait pengalaman mereka saat masih duduk dibangku SMPN 1 Nagawutung. Begitu banyak ungkapan isi hati dan kesan yang disampaikan dalam obrolan santai tersebut. Ada canda, kebahagiaan, kesedihan, amarah, bahkan ada kejahilan atau kenakalan yang mereka lakukan terhadap guru saat itu. Dalam obrolan penuh kekeluargaan itu, secara sadar maupun tidak ketika disampaikan, penulis jadikan sebagai evaluasi dan catatan penting sebagai pendidik yang pada dasarnya tidak saja mengenal dunia guru namun juga harus memahami dan mengenal dunia siswa karena sumber dan tujuan utama pembelajaran yang bermakna berasal dari hubungan antara dunia siswa yang berrelasi dengan dunia guru yang fleksibel dan interaktif sehingga terwujud sebuah proses pembelajaran dengan penuh cinta.

Dunia Guru Vs Dunia Siswa

Guru dan siswa adalah pemeran utama dalam proses pembelajaran. Tanpa salah satunya, maka proses pembelajaran itu tidak akan terjadi. Proses pembelajaran akan lebih efektif ketika guru memahami karakter dan dunia siswa. Akan menjadi persoalan ketika, Dalam proses pembelajaran Guru sering mengaitkan siswa dengan sejarah masa lalu guru ketika masih sekolah dan seumuran mereka. Hal itu, menjadi cerita sejarah tentang perkembangan psikologis, sosiologis dan koqnitifnya seiring waktu yang berubah. Pada dasarnya, tujuan pembelajaran adalah untuk memenuhi dan memahami apa dan bagaimana dunia siswa. Menjadi sebuah persoalan, ketika guru memaksakan segala kesibukan dan kedewasaan berpikirnya untuk dapat dipahami oleh siswa dengan segala keunikan dunianya. Akibat yang terjadi adalah frustasi karena guru tidak tahu dan paham harus bagaimana mengajar dengan baik supaya mudah dipahami tanpa harus membentak-bentak atau menghukum yang juga butuh energi besar. Guru tidak harus memaksa dunia guru terhadap siswa yang sedang bergumul dengan gejolak dunianya sendiri.

Berkaitan dengan hal tersebut, guru dituntut untuk lebih memahami dunia siswa dengan segala aktivitas yang dapat membentuk karakter positif mereka. Guru djuga dapat masuk ke dunia siswa melalui proses pembelajaran yang tidak kaku, diselingi canda, tawa,dan aktivitas lain yang mampu memotivasi dan membangkitkan gairah belajar mereka. . Guru humoris dalam kadar tertentu juga menjadi boomerang bagi tipe siswa yang pemalas dan pasif dalam belajar. Tergantung cara pandang siswa masing-masing bagaimana menyikapi perilaku guru yang sering mengundang tawa tetapi tetap berwibawa didepan kelas.

Mencintai Profesi Sebagai Guru

Setiap orang yang menjadi guru terkadang memiliki motif dan niat yang beragam. Pengamatan Penulis terhadap perjuangan, kegigihan dan pengabdian panjang guru-guru senior yang sudah mengabdi selama puluhan tahun menunjukan komitmen besar untuk teguh dalam profesinya. Kita tahu dulu tingkat kesejahteraan guru yang rendah menyurutkan sebagian generasi muda kita untuk memilih profesi guru. Sekarang kondisinya terbalik, banyak generasi kita yang berlomba-lomba masuk ke pendidikan keguruan. Perhatian pemerintah sangat besar terhadap pendidikan dan profesi guru. Pemerintah berharap agar guru dapat menciptakan generasi yang mampu mengantarkan daerahnya menjadi daerah yang bermutu tinggi dengan sumber daya manusia yang mumpuni. Hal ini berarti bahwa guru, tidak saja mengajar tapi juga harus mampu memberikan motivasi dan inspirasi bagi siswa dalam proses pembelajarannya. Hal tersebut akan mampu mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Mengajar Dengan Cinta

Jika Filosof Cina Kong Fu Tse mengatakan “apa yang ku lihat aku lupa, apa yang kudengar aku ingat, dan apa yang kulakukan aku paham”, Maka guru juga harus mampu melakukan aktivitas pembelajaran yang menuntut partisipasi fisik siswa. Dengan demikian, siswa tidak hanya melihat dan mendengar, tapi dia juga mampu melakukan apa yang didengar dan dilihatnya tersebut sehingga mereka lebih memahami tentang apa yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu, penerapan metode pembelajaran guru harus melibatkan siswa secara baik dan positif. Metode pembelajaran yang lebih mendekatkan siswa pada suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan akan melahirkan generasi yang berakhlak positif. Bimbingan, perhatian dan pendekatan secara khusus pada siswa-siswa bermasalah adalah ladang keahlian seorang guru untuk menunjukan rasa cintanya pada profesi guru yang mendidik siswanya dengan penuh cinta.

Mengajar dengan cinta artinya mengajar yang disertai rasa pengharapan yang tinggi terhadap potensi siswa yang dapat dioptimalkan melalui sikap dan cara pandang kita yang positif, optimis dan visioner terhadap pilihan hidup mereka. Kita berharap agar Kelak mereka mampu menjadi insan yang berkarakter positif. Guru yang hebat adalah guru yang tidak hanya sekedar mengajar dan menyampaikan informasi, akan tetapi dia mampu memotivasi dan menginspirasi siswanya untuk berpikir positif, bertindak cerdas dan terampil berkarya. Guru Mengajar dengan cinta adalah langkah tepat bagi guru dalam upaya menciptakan hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Mengajar dengan cinta akan mampu membentuk karakter positif siswa. Semoga kita memiliki perspektif yang sama tentang Cinta dalam proses pembelajaran. Guru hebat karena berkarya, siswa berkarakter karena Cinta…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Guru, tidak saja mengajar tapi juga harus mampu memberikan motivasi dan inspirasi bagi siswa dalam proses pembelajarannya." Setuju pak Rachman.

18 Aug
Balas

Terima kasih pa yuda...

18 Aug
Balas



search

New Post