Rachmani Dewi Sulistyawati

Terus melangkah, jangan menyerah apalagi berbalik arah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Konsekuensi Kolektif (tantangan hari ke- 76)

Konsekuensi Kolektif (tantangan hari ke- 76)

#TantanganGurusiana

Tulisan kedua dari tiga bagian

"Ada yang bisa kasih penjelasan, kenapa wajah teman kalian boleh kalian kotori?" Tanya saya.

Kelas hening. Semua diam. Tampak memikirkan pertanyaan tadi

"Kita kan bercanda, Bu". sahut seorang siswa

"Ooh. Jadi menurut kalian yang tadi itu cuma bercanda?"

"Iya Bu...." Jawab beberapa siswa serempak..

"Ooh. Jadi menurut kalian membuat teman kalian sedih itu bercanda ya?" Tanya saya kembali

Kali ini banyak wajah menunduk.

"Sekarang dengarkan Bu Dewi, ya. Bercanda itu kalau kalian semua tertawa bersama. Tidak seperti ini. Kalian tertawa tapi ada satu teman yang menangis, dan yang tidak pada tempatnya justru kalian menertawakan teman kalian yang sedang sedih." Urai saya

"Coba kalian bayangkan bila sedang berada di rumah seseorang yang sedang sedih. Misal ada yang meninggal. Trus kalian mau gitu tertawa-tawa di sana. Dan kalian anggap itu sebagai bercanda?" Retoris ini saya ucapkan dengan kuat.

"Tentu kalian akan diseret orang banyak agar menjauh, dimarahi orang atau dianggap orang gila."

Kali ini ada beberapa wajah terlihat menahan tawa

"Dengar ya. Jangan juga dari kalian tiba-tiba tertawa seorang diri disaat seluruh kelas sedang serius, atau tidak sedang bercanda. Kayak lagi begini nih. Bu Dewi lagi ngomong serius, eh tahu-tahu ada seorang yang tertawa sendiri.

Kemudian saya memeragakan seseorang yang tiba-tiba tertawa seorang diri

Riuh kelas tertawa kali ini. Saya pun melirik ke arah anak yang menangis tadi, rupanya ia pun ikut tertawa.

Alhamdulullah. Diam-diam saya merasa lega. Satu masalah mulai terurai.

"Nah, kalau ada di kelas ini yang begitu pasti Bu Dewi merasa takut. Bu Dewi pasti panggil dokter, dan yang tertawa sendiri tadi dibawa ke rumah sakit jiwa...."

Grrrr, tawa kembali meruah di kelas.

"Nah, mulai hari ini. Bu dewi minta kalian untuk bercanda dengan cara yang benar. Bukan menertawakan orang yang sedih, apalagi tertawa sendiri. Bercanda itu tertawa bersama-sama. Kalian paham?"

"Kejadian tadi tidak boleh terulang lagi, ya. Kalau ada yang mengulanginya lagi maka semua mujahid dapat tugas dari Bu Dewi menyalin satu halaman al quran. Kalau kejadiannya di teman mujahidah maka semua mujahidah dapat semua.

Dan kalau terulang kedua kali atau seterusnya maka jumlah halaman yang kalian salin juga bertambah." Jelas saya

"Kalian paham gak dengan penjelasan Bu Dewi ini?"

"Jelas Bu..."

"Nah, mujahid semuanya harus minta maaf pada teman kalian yang sudah kalian tertawakan. Dan Bu Dewi berharap kalian tidak sampai harus melakukan hal yang tadi sudah dijelaskan ya".

"Iya Bu."

Dan drama tadi pun berakhir manis dengan membuahkan satu perjanjian yang kelak memberi warna pada dinamika kelas ini.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post