Sebuah Catatan Menulis (tantangan hari ke -80)
#TantanganGurusiana
Malam ini genap delapan puluh hari sudah saya ikuti tantangan menulis ini.
Bila ditambah dengan masa remedial tentu sudah lebih dari sembilan puluh hari saya menulis tanpa jeda.
Jujur, tantangan menulis ini terasa sekali sebagai sebuah tantangan.
Pernah suatu hari lelah amat menyergap diri ini. Hingga mata, jari, dan pikiran berjalan sendiri-sendiri. Mata terpejam, jari mengetik apa yang dirasa buka apa yang dipikirkan.
Hasil tulisan pun menjadi kacau, sementara melihat jarum panjang tak jeda merayap mendekati angka dua belas .
Cuma tekad tak ingin menyerah kalah yang memaksa saya menulis sambil berdiri bersandar di dinding agar bisa fokus menulis di menit terakhir deadline.
Ada lagi masa dimana ide yang akan ditulis tidak bisa mengalir. Entah karena perasaan yang sedang galau atau lelah memikirkan berbagai pekerjaan.
Bahkan ide sederhana yang ringan pun terasa sulit untuk mengembangkannya menjadi tulisan.
Dan lagi-lagi tersebab tekanan deadline saya pun memaksa jari ini menyusun kalimat demi kalimat demi tersampaikan tema yamg ingin disampaikan.
Mungkin karena suasana atau kesibukan pekerjaan yang telah terurai, semangat untuk menyusun kata menjadi sebuah tulisan seringkali muncul setelah pukul sepuluh malam.
Dan kesibukan menulis dan edit ini seringkali mendatangkan tanya. Tanya yang penasaran mengapa saya masih online padahal.sudah waktunya istirahat
Tentu saja saya menjawab apa adanya, bahwa saya sedang menulis untuk gurusiana, ada tantangan menulis tanpa jeda selama sembilan puluh hari.
Dan jawaban itu biasanya berbalas jempol. Hehe..Lumayan buat menambah energi menulis.
Karena tujuan menulis adalah agar menulis maka saya tak hiraukan berapa pembaca artikel saya. Pernah sampai empat puluh pembaca, perrnah juga hanya tiga.
Begitu juga jempol yang saya peroleh dari laman Facebook. Saya senang bila ada yang memberi jempol namun tidak juga membuat perasaan tertentu bila tidak ada jempol, biasa saja.
Namun dalam kegiatan tantangan ini ada hikmah yang saya dapatkan yakni keterampilan menulis hanya bisa diraih dengan menulis. Maka menulis saja tentang apa yang ingin disampaikan. Tidak perlu banyak memikirkan nasib tulisan itu kelak, apakah disukai atau tidak.
Biarkan nasib tulisan itu ditentukan oleh waktu yang berjalan, dan kita akan bisa rasakan kelak bagaimana membuat tulisan yang bernasib baik
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjutkan terus Bu.. keren
Terima kasih bu Risa