Rachmawati

Lahir di Medan 5 Agustus 1973, menjalani karier sebagai guru sejak tahun 1999 selepas S1 dari Universitas Bengkulu. Sekarang bertugas di SMP Negeri 22 Kota Beng...

Selengkapnya
Navigasi Web

Nuansa Abu Abu

Bagian 10

Pagi ini cuaca sangat cerah. Membuat aku bertambah semangat untuk kerja. Masih seperti hari-hari sebelumnya, Sherly masih setia bersamaku di ruangan ini.

"Sudah sarapan, Sher?" Tanyaku memecah sunyi karena aku dan Sherly asik dengan kerjaan kami masing-masing

"Sudah, Bun. Bunda sudah belum?" Sahut Sherly.

"Sudah, Sher. Oh, ya, laporan aset yang dipinta bu Bos kemaren sudah selesai belum, Sher?" Tanyaku sekalian mengingatkan siapa tahu Sherly lupa menyelesaikannya.

"San!" Aku terlonjak kaget. Bu Bos masuk ke ruanganku bukannya mengucapkan salam, tapi malah teriak ala-ala Tarzan.

"Kenapa, Bu?" Jawabku.

"Istri Bima ngirim pesan ke ibu!" Jawabnya.

Aku menghentikan jariku sejenak dari keypad laptop. "Apa, Bu?" Aku meminta pengulangan kalimat meski aku dengar apa yang telah dikatakan oleh bu Bos.

"Ibu di chating istrinya Bima. Marah-marah dia! Dia bilang ibu mau merebut Bima." Bu bos mengulangi kalimatnya dengan kalimat yang lebih panjang.

"Lewat messenger, Bu?" Tanyaku lagi.

"Bukan! Tapi lewat WA! Dari mana dia bisa dapat nomor ibu ya, San?"

"Dari Facebook ibu, kali."

"Ibu nggak narok nomor di Facebook."

"Instagram, Bu?"

"Nggak ada!"

"Kok bisa dia tahu nomor ibu?" Aku juga penasaran.

"Bun, istri Pak Bima kan lagi marah, pasti dia berusaha mencari info ke sana ke mari." Kata Sherly.

Masuk akal sih kata-kata Sherly, tapi entah mengapa kok aku tidak percaya kalau istri Bima berlaku sampai sejauh itu. Entah mengapa aku terpikir yang mengirim pesan itu adalah si Adis dengan menggunakan nomor lain. Karena aku melihat ada nada cemburu setiap kali Adis cerita tentang bu Bos dan Bima.

"Masa dia bilang kalau ibu udah tua, San!" Kata bu Bos membuyarkan lamunanku.

Aku tersenyum. Lah, emang iya! Batinku geli. "Trus, ibu jawab apa?"

"Dia bilang suami ibu udah tua, makanya ibu mau sama Bima." Bu Bos tidak menjawab pertanyaan terakhirku. "Enak aja mau sama Bima! Suami ibu banyak duitnya, ganteng lagi!" Lanjut bu Bos.

Waduh! Kok malah muji-muji suaminya, sih? Aku membantin. "Ibu nggak usah ladeni, Bu." Saranku.

"Sayang sekali ibu lupa screenshoot, ibu mau laporkan dia!"

Aku nyengir dalam hati, bagaimana mungkin dia mau melaporkan istri Bima yang marah karena suaminya diajak jalan sama dia. Apa tidak malah terbalik nantinya, dia dilaporkan sama istri Bima.

(Bersambung)

#TantanganMenulisHariKe-360

#TantanganGurusiana

#Menuju365Hari

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post