Berapa harga konektornya bu, tanyaku pada sebuah gambar di status face book. Aku minta no HP nya ibu cantik, begitu panggilan si pembuat konektor kepadaku. Bergumam dalam hati padahal dia juga sangat cantik. Tidak banyak basa basi karena aku sudah tau kualitas karyanya si pembuat konektor, aku langsung pesan. Bu aku pesan yang ini ya satu, tolong kirim nomor rekening ya bu?".

Sudah hampir beberapa hari aku tidak punya waktu lagi untuk membuka Face book. Karena pekerjaan ku sebagai guru menuntut untuk lebih fokus di kelas. Sekolah sudah mulai menerapkan tatap muka seratus persen. Ada rasa penasaran, rehat sejenak dari rutinitas mengajar. Aku ambil HP dari tas kerjaku, tujuannya hanya satu membuka Face book. Minta alamat rumah ya ibu cantik dan nomor HP mu?". Ku balas semua chatnya tanpa pikir panjang, ibu pembuat konektor ini adalah sahabat baikku di masa duduk di bangku kuliah. Kita ambil jurusan yang sama meski beda kelas. Sahabat Seperjuangan, yang jelas seorang sahabat yang sangat baik. Di akhir-akhir semester, tahun 1998 bukanlah tahun yang mudah untuk menyelesaikan skripsi. Dimana Negara ini saat itu sedang carut marut. Demo di mana-mana, belum lagi kejadian lengsernya Presiden. Humairoh namanya, beliau sudah menjadi perempuan sukses. Memiliki karir yang bagus, dan keluarga yang lengkap. Dari dulu hingga sekarang, masih kreatif meski sudah memilki jabatan yang tinggi. Semua karya buatannya banyak di minati.

Sampai depan pintu rumah kurang lebih pukul 13.30, terlihat dua bingkisan. Dari Eroh sepertinya, sempat bingung kok secepat ini pengiriman sudah sampai. Yesss...teriakku tanpa sadar, kamu tidak pernah berubah masih Eroh yang dulu. Kreatif dan sempurna menurutku. Karena aku tidak sekreatif itu. Suvenir apapun yang Eroh buat selalu menarik dan tidak ketinggalan zaman. Nanti main ya ke Jogya bu guru?". Permintaan Eroh kepadaku. Ingin rasanya melepas rindu sebagai seorang sahabat yang dulu selalu bersama. Makan dan minum, aku sering menginap di tempat kosnya. Rindu sahabat yang selalu ada saat susah dan senang. Bahkan aku sempat menjadi mak comblang. Ada teman laki-laki yang diam-diam menaruh hati padanya. Ah...jadi terkumpul kembali semua kenangan. Memori saat berjuang di bangku kuliah. Gara-gara konektor, benda kecil ini bisa menyambungkan kembali, silaturahim persahabatan yang sempat terputus. Bukan karena lupa, tapi karena jarak dan kesibukkan cita dan cinta. Doaku selalu untuk sahabat terbaikku. (Bogor kota hujan_gubug bambu 8 Januari 2022)