raden agus Susianta

Aku guru swasta pinggiran samping Pondok Indah Jakarta Selatan. Sejak 2003 mengajar bahasa Indonesia. Tahun 2015 "nyambi" menjadi driver Go-jek....

Selengkapnya
Navigasi Web

Sepenggal bahagia

Biasanya kalau lewat tempat itu ketemu satpam yang selalu berjaga di pintu masuk karena macet yang panjang dari seberang Pasar sampai fly over Permata Hijau Hari ini berada di lantai 8 BINUS School Simprug. Walau sekilas jadi teringat waktu ikut ujian masuk BINUS School Serpong tetapi gagal sehingga harus kembali ke SMK MAKARYA 1 JAKARTA. Sekolah penerima KJP terbesar di Jakarta Selatan kata temanku.

Hanya sepuluh menit dari rumah di Gandaria, Kebayoran Lama Selatan. "Mau pelatihan guru,Maaf dimana ya Pak?" Tidak biasa ku tanya satpam depan pintu masuk yang bertahun-tahun ku lewati. "Oh di lantai delapan. Lurus lalu turun ke bawah. Parkiran di lantai UG1. Nanti naik lift ya Pak". "Terima kasih Pak." jawabku.

Setelah naik ke lantai delapan maka segera kulihst bentangan pemandangan apartemen dan ruko yang biasanya harus tengadah hari ini terlihat jelas. Masuk ruangan bertemu ruangan legs ber-AC dan sorotan LCD yang agak Samar. "Mungkin kurang pengaturan bright-nya"pikirku. Jadi teringat kalau ruang selebar itu butuh projector dengan lumens atau pixel yang tinggi.

Segera ku taruh tas dan memasang colokan carger laptop lalu mengobrol dengan teman sebelah yang ternyata sudah 200 buku terjual. "Masih sedikit" rasa bicara dalam hatiku muncul. Kalau 200 buku masih jauh dari buku cetakan karya Stephen King. Itulah mengapa sepertinya orang di sebelahku antusias ikut pelatihan lagi.

Setelah cukup mengobrol ku ambil kopi dan kudapan roti dan lontong. Tak lupa ku foto dan aku upload di Facebook dan instagram. Mantab kopinya.

Kembali ke meja lalu clingak-clinguk melihat perempuan yang aktif di Facebook dengan wajah teduh dan lebih teduh dari istriku, Ibu Yuli. Walau beberapa saat waktu baru muncul Ibu Istiqamah yang mahir menulis. Buku Bahasa Indonesia kelas 10 yang ku tenteng tiap hari di kelas ternyata lebih mudah dipahami darpada buku lama yang ditelaah profesorku, Pak Professor Rustono dari UNNES yang tinggi bahasanya. Mungkin memang apa yang diotak dosen berbeda dengan otak murid-muridku yang butuh kemudahan pemahaman. Lalu tragisnya buku bahasa Indonesia K-13 harus ditumpuk di gudang dan diganti dengan dengan Buku Bahasa Indonesia K-13 edisi revisi dari IBU haji. Hmm..mantab.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post