RADHIA FITMA

Call me, Dee. I'm a simple woman, a mom, a teacher and a wife. I'll do my best. In sha Allah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Telur Punya Ujian

Telur Punya Ujian

Saat musim pencurian ternak ayam (cuteryam), keluarga Emak tidak beternak ayam lagi. Kebetulan juga kandangnya rusak. Tidak heran kalau telur menjadi menu yang termasuk berkelas saat itu. Kalau ingin asupan protein tanpa merogoh dompet, Emak atau Bapak biasanya memancing ikan nila dan gurame di tobek. Tobek merupakan kolam ikan kecil yang sumber airnya dari sungai kecil di sekitar rumah.

Seperti biasa beberapa hari menjelang ujian catur wulan atau ujian kenaikan kelas, keempat anak Emak disuguhi menu yang agak elit. Salah satu menu tersebut telur goreng balado. Pertama, telur direbus, kemudian digoreng. Telur ini featuring ikan teri atau ikan asin dan ditemani singkong dipotong balok, selanjutnya diberi cabe yang telah digoreng.

“Den ndak ka ujien doh, lai bulih maken toluo?” (Aku ngga ikut ujian, boleh makan telur juga?) Bapak bertanya dengan muka serius.

“Pas nyo untuk anak-anak, awak maken teri jo ubi ajo” (telurnya pas untuk anak-anak saja, kita makan teri dan singkong saja) Emak menjawab dengan pandangan mohon pengertian dari Bapak. Kemudian Emak memanggil keempat anaknya untuk sarapan. Mereka menyantap sarapan dengan semangat, Emak juga telah meminjam uang tetangga. Uangnya untuk membeli sekotak susu. Empat gelas susu berbaris bak tentara baru selesai pendidikan.

“Enak Mak, kata Si Bungsu yang agak montok. Coba kalau ujian tiap bulan, pasti sedap terus masakan kita ya Mak!” Si Bungsu terkenal banyak makan, tubuhnya tampak sehat.

“Sebenarnya anak TK belum boleh makan telur, kan tidak ada ujian di sekolah,” kata Si Tengah berkelakar.

“Mak…Abang kok kayak gitu?” Si Bungsu mengadu

“Sshh…Abang becanda itu, Nak. Sekarang minum susunya. Emak menatap para penerusnya. Bapak makan dengan tenang dan lahap, persiapan energi sebelum berjuang di sawah. Sebentar lagi menuai harapan akan panen tahun ini.

Emak tersenyum bahagia melepas empat juniornya ke sekolah. Mereka adalah Si Sulung kelas V SD, Si Tengah kelas IV SD dan Si Gadis semata wayangnya kelas II SD. Si Bungsu masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Kata tetangga, 3 anak Emak yang sudah SD kekurangan gizi karena terlihat tinggi kurus. Ia tidak menampik. Emang kenyataan, kok! Namun Emak sangat bangga, setiap kali penerimaan rapor, ketiga anaknya selalu maju ke depan, mendapat juara kelas. Rangking anak Emak berkisar dari angka 1 s.d 3. Anak-anak Emak juga pintar mengaji. Emak tahu, orang yang mengatakan anaknya kurus itu berkemungkinan ada rasa iri. Orang itu malah dipanggil guru ke sekolah karena anaknya tidak naik kelas. Sementara Emak dipanggil kesekolah karena guru-guru ingin memastikan tiga jawaran sekolah tersebut adalah anak kandung!

Banyak yang bertanya mengapa anak Emak pintar semua? Apa resepnya? “Tidak ada, kata Emak. Kalau lagu ujian, anak jangan disuruh-suruh, jangan dimarah-marahin gara-gara berpanas-panasan atau suka main tanah.” Emak suka kalau anaknya cinta alam, tidak terlalu bersih dan peduli lingkungan.

Emak bersyukur ujian diadakan tiga kali setahun. Kalau dua kali seperti orang kuliah? Anaknya akan lebih kurang gizi lagi. Setelah pembagian rapor, Emak dan Bapak mengajak anak-anak ke rumah makan Padang terkenal di kota. Anak-anak bebas memilih menu dengan syarat: hanya mengambil satu lauk. Anak-anak sangat senang makan di di rumah makan. Mereka memilih makan di lantai dua. Dunia seakan milik mereka. Itulah wisata kuliner a la keluarga Emak.

Emak tersenyum mengenang masa 30 tahun lalu. Sampai saat ini Bapak masih suka bertanya “yang nggak ikut ujian boleh makan telur?” Alhamdulillah, ya Rabb. Mata Emak berkaca-kaca, anak Emak sudah berhasil semuanya. Ada yang menjadi pegawai BUMN, juga PNS, dan wiraswasta. Mata Bapak juga ada kristalnya, tetapi bukan karena memori akan telur. Bapak terharu nonton Semen Padang FC VS Bali United, waktu striker Semen Padang bikin sebuah gol. Goooli…goooll!

Dee Pocahontas

Taram, 11 Maret 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wahhh... keren bun say. Memory lama yg sayang terlewatkan. Cerita masa lalu yg kurang lebih sama. Salam literasi...

12 Mar
Balas

Terima kasih Bu Noerhayati. Salam literasi

09 Apr



search

New Post