Ilusi Penari Berdarah (Episode 16. Jalan lain Ningrum)
Sendiri. Pada sunyi yang kemudian membawa rindu, cukup lama Ningrum menatap langit-langit kamar.
Beberapa hal yang memenuhi otaknya mulai liar mendorong untuk disegerakan
Meski dianggap bagus, namun dari beberapa pagelaran tari yang ditampilkan, dirinya masih belum merasa puas.
Keganjilannya tentu masih seputaran lelaki yang sedang dekat dengan Else. Dia masih meyakini bahwa dialah lelaki tak bermoral itu, yang harus bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat.
Putar ulang kisah, kedatangannya ke Bu Arun adalah upaya nekat pencarian yang dilakukan penuh pengorbanan. Dirinya telah membulatkan niat untuk melakukan apa pun dengan caranya tanpa melibatkan orang lain.
Tak peduli Abinaya, tak peduli juga orang tua dan kehidupannya. Semua ditinggalkan demi mendekatkan diri dengan lingkungan di mana diyakininya akan dengan sangat mudah dirinya menemukan lelaki itu.
Dan benar saja sesuai hitung-hitungan taksirannya, kenyataaan belakangan, di tengah ambisi terhadap apa yang sedang diincar itu, bahkan sudah begitu dekat di mata, di waktu yang sama ketika sudah masuk dalam pusaran itu, ada hal tak direncanakan yang kemudian ikut menyertainya, fatalnya justru menyurutkan langkahnya.
Berubah pikiran dalam janji tentu tak akan dilakukannya, namun Else menjadi orang yang membuatnya meragu. Setiap mengingatnya dia akan merasa bimbang.
Mengulur waktu, menjadi jalannya untuk mempelajari lebih dalam, termasuk menimbang-nimbang kedekatannya dengan Else.
Sadar percobaan pertama gagal total, sejak itu Ningrum mulai menyusun strategi baru dan tak mau lagi terburu-buru.
*****
Setiap awal bulan sehabis gajian di butik, uang hasil mengajar les tari serta pagelaran mingguan, Ningrum menyimpan uangnya sebagian untuk kebutuhan sehari-hari, sisanya dia kirimkan ke rekening ibunya.
Dia selalu mengabarkan melalui pesan singkat. Jawaban dari balasan sms ibunya tentu dengan kalimat menyayat hati tapi tak membuatnya pulang.
Berulang ibunya mendesak Ningrum memberitahukan keberadaan, akan tetapi dengan keukeuh selalu saja dijawab "Aku baik-baik saja, suatu saat aku akan pulang."
Yang paling mengharukan, ternyata senja hati Ningrum mulai memerah, menghempaskan ego terumbu karangnya...
Birunya kisah memotong babak demi babak, yang menjadikan tangis Ibunya pecah, saat Ningrum bilang uang yang dikirim adalah untuk membeli susunya Abinaya.
Mengaduk rasa, rinai kian membasah
*****
Suatu ketika di purnama menyala, jalan yang dipilih Ningrum menyeretnya pada dunia lain.
Di hadapan nenek tua, beberapa batang dupa warna keabu-abuan di bakar...
Wangi khas menyeruak dan gerakan tangan nenek memutar di atas asap yang keluar dari ujung dupa...
"Pegang...." agak serak suara Nenek.
Sebuah boneka kecil berwarna putih berpindah ke tangan Ningrum. "Ucapkan dalam hati, atau lafalkan seperti nenek mengucapkannya. Ikuti Nenek..." perintahnya.
Terdengar sekilas kalimat, selanjutnya hanyalah suara seperti berbisik..."Niyat ingsun ngobong dupo... "
Dengan mata terpejam, Ningrum membaca mantra....
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jopa japu kanggo minangkani penjaluke si jabang....Top banget, sukses Pak Didno
Terima kasih pak...sukses
Waduh Ningrum pake dukun,, mengerikan nih.. Tapi membuat jadi makin penasaran.. hehe.. Lanjuuut. Sukses selalu abangku
Hehehe..terima kasih
Waduh, malah ke dukun?
Selalu menarik dan bikin penasaran
Terima kasih bu
Kesimpulan dari cerita ini balas dendam seorang wanita penari yang sudah menodai nya. Sok tau sedikit ga papa ya bang wkwkwk
Pemirsa mulai esteweeee....haha
Waduuhh...ngapain Ningrum, nang?
Next oma, yg hari ini udah publish..hehe
Owh..walah..dukun bertindak . Mantera terucap untuk merapat pada sasaran, lalu segera terbalaskan dendamku. Terbalaskan Lanjut Bang
Next bunda....lanjut..hehehe
Duh ..ada mantra ya juga...lanjut...
Dukun mulai bertindak. Makin seru ceritanya. Lanjut Pak.
Next...lanjut