Radinopianto

Alam ini seolah miniatur kehidupan masa depan, yang tak cukup dengan diam atau duduk santai sambil menyeruput kopi, Hidup ini bukan mimpi. Takkan sampai jika ta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ilusi Penari Berdarah (Episode 2)
Galeri Pribadi

Ilusi Penari Berdarah (Episode 2)

Ningrum sangat membenci malam yang merubung turun, keramahan gelita yang sejatinya menenangkan telah mengusik hidupnya. Dari gelap yang membentang bumi kehormatannya terenggut. Dari sunyi tangisan bayi merintih memecah kelam. Tiap kali menatap awang-awang, rembulan separuh tersenyum sinis mengejeknya.

Beriring rinai yang mulai tumpah, burung-burung malam hanya datang untuk menjadi pelengkap gundah, pengiring nada sedih yang bersekongkol dengan desau angin yang tak juga mau berhenti. Memaksanya merapatkan telinga rapat-rapat.

Perih dari fajar yang tak diinginkan, meninggalkan selaksa kidung menakutkan yang menghimpit tubuh lemahnya. Malam menjadi saksi bisu yang abadi.

Terbayang tiap kali senja menjauh, lalu cakrawala tak lagi berwarna, berulang terdengar menyayat suara tertahan dari bilik kecil Ningrum yang membanjiri bantal. Beragam suasana batin yang tak terbayangkan begitu menyesak, serta-merta menghadang laju nasibnya di depan.

Seiring waktu, ada maaf yang harusnya terjawab namun berjuta untaian nasihat tak mampu memadamkan kemarahan dari mendidihnya emosi meruap-ruap yang mengaliri tubuhnya. Tak lagi dihiraukannya mayapada yang juga sebetulnya berduka.

Sampai suatu ketika, anti klimaks dari kenyataan yang mencincangnya ini menumbuhkan perlawanan sengit.

Bodoh...kamu bodoh Ningrum jika menyerah

Mengapa harus berpasrah mengakhiri esokmu...

Kamu tidak lemah....

Hapus air matamu itu!!!!

Tangisan tidak akan mengembalikanmu pada keadaan sebelumnya. Perempuan itu kuat.

Lawaaaaaan....

Lawaaaaaan....

Menarilah,

Meski dunia tak berpihak, walau seantero semesta membabat habis hidupmu hingga tak lagi berbentuk, atau bahkan bumantara memperolok-olokmu dan bahkan seisi dunia tak lagi menjadi bagian yang dapat dipercaya. Angkatkah kepala sampai semuanya bertekuk lutut di bawah kerlingmu.

Pada banyak hal, cara memaknainya berbeda. Beragam provokasi negatif dari suara-suara liar yang membisiki, menguatkan Ningrum kian nekat mengelana dengan dunia yang tak sepantasnya. Menggenggam benci yang berlipat-lipat hingga mengalir jauh.

Ningrum tidak sekuat batu karang, tidak setangguh permukaan laut yang selalu berpasrah dihantam ombak, tidak juga laksana pohon kokoh menjulang langit meski pun tiap hari dihantam derasnya sang bayu.

Sisi lain, bapak dan ibunya tak menemukan cara efektif untuk sekadar menahan Ningrum supaya tetap tinggal bersama. Rasa malu telah begitu menghujam memenuhi langit kepala Ningrum hingga tak mampu menghadapi kenyataan. Jalan yang dipilihnya mencampakkan semuanya lalu menjauh.

Episode baru yang kemudian membawanya menyewa rumah petak, yang menjadi naungan untuk berteduh. Beruntungnya, meski menjadi penari bayaran yang akrab dengan colekan dan saweran namun Ningrum tidak sampai pada fase melacurkan diri.

*****

Semerbak kembang setaman yang direndam di bak mandi menebar kemana-mana. Perlahan dalam tiap siramannya, air bergerak menggerayangi tubuh Ningrum. Tiap kali membasahi badan sintalnya, bibir komat-kamit merapal mantra.

Dinding bergetar memantulkan alunan tembang-tembang horor yang menggidikkan bulu kuduk. Aura klenik tersaji terang benderang memanggil hawa mistis.

Di ujung hidungnya sudah tercium anyir yang berceceran. Ningrum seperti tak sabar menanti malam untuk berlenggak-lenggok.

Bersambung….

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semakin tercium aroma mistisnya lanjut bang

20 Jan
Balas

Siap mbak..lanjut

20 Jan

Sedikit merinding. Keren. Next.

21 Jan
Balas

Mksh bu..siap lanjut

21 Jan



search

New Post