REKAH
REKAH
Oleh: Radinopianto
Lalu aku terdiam di hadapan penikmat kemegahan
Sembiluan menusuk lara
Mengendap di ceruk-ceruk kecil
Hampir saja hujan di hati ini membasah
Meski tak sampai menggelora namun perlahan memadamkan asa
Kenyataan berputar mempertegas jarak
Seribu cinta meluruh
Di persimpangan
Seketika itu, jalanan tak berujung ini berbelah.
(Rumah Cinta, 17 Maret 2022)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi diksi tingkat dewa. Pembaca harus cerdas memaknai setiap kata yang tertuang. Sukses selalu
Terima kasih bunda...aamiin
Betul sekali bunda Fairuz, saya kadang membaca puisi pujangga satu ini sulit untuk mengartikan kalimat yang tertuang dalam puisi ini. Makanya ga berani komentar di puisinya khawatir salah mengartikan hehehe
Hehehe