DUA BUKU DALAM SATU BULAN, MUNGKINKAH?

(Oleh : Hj. R.A Endan Ratnawati)

Selama bulan Februari 2017 ada dua pelatihan menulis yang aku ikuti. Keseluruhan kegiatan bertujuan untuk mencoba memberi motivasi peserta agar mencoba menuangkan ide dan pemikirannya dalam sebuah hasil karya tulisan. Dengan harapan peserta dapat menghasilkan sebuah buku, dengan berbagai kategori pilihan yang mungkin dibuat. Membuat judul atau sinopsis sebuah tulisan mungkin tidak terlalu berat. Yang berat itu saat menulis naskahnya.

Barangkali sebagai penulis pemula, aku tidak perlu mencari ide nun jauh keluar sana, dengan masa perenungan yang membutuhkan waktu dan pemikiran khusus. Cukuplah pengalaman hidup yang telah kujalani sebagai sumber cerita. Begitu banyak yang terlintas di kepalaku saat ini, ternyata tak mudah diungkapkan dalam aksara bermakna. Aku masih miskin diksi, minim pengetahuan tatabahasa apalagi pengalaman. Yang ada hanya tekat, keberanian untuk berani mencoba. Kuputuskan tema hanya pada sebuah memoar.

Alasan mengapa memoar jadi pilihan, karena tidak perlu mencari data, mengadakan penelitian, observasi atau refrensi dari luar sana. Cerita bisa mengalir seirama dengan perjalanan hidupku. Memoar sepenggal kisah penuh sejarah yang tak akan terlupakan sepanjang hayat.

Sebagai langkah awal, tulisan seperti ini kurasa sudah cukup. Aku belum mampu menggambarkan sebuah kejadian yang sedang jadi sorotan luas diluar sana, seperti kisah Pak Budi, seorang guru muda yang sedang menapak masa depan, yang harus berakhir tragis memilukan kalbu, atau kasus heboh lainnya yang marak terjadi. Aku masih butuh banyak bimbingan, pelajaran atau pelatihan untuk dapat mengungkapkan segala penomena dalam sebuah tulisan.

Dalam satu bulan dua naskah buku harus dapat diselesaikan, mungkinkah? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Motivasi dan semangat tidak boleh padam. Kamus pantang menyerah harus terpatri kuat dalam dada. Luar biasa, mimpi yang harus jadi kenyataan. Harus, harus itu.