R.A ENDAN RATNAWATI

HJ.R.A ENDAN RATNAWATI, S.Pd, M.Si, mengajar di SMAN 1 Pasir Penyu Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Mengajar mata pelajaran Matema...

Selengkapnya
Navigasi Web

IMAJINASI ZAMAN NOW

IMAJINASI ZAMAN NOW

Oleh : Hj. R.A Endan Ratnawati, S.Pd, M.Si

(Guru SMAN 1 Pasir Penyu – Indragiri Hulu – Riau)

Pagi-pagi setelah sholat Subuh, aku sudah berada di depan Laptop. Aku berniat akan menulis sesuatu. Udara masih sangat sejuk, suasana sekeliling masih hening, lengang, dan masih sepi. Belum terdengar aktifitas dari tetangga kiri dan kanan rumahku. Masih nyenyak tidur mereka barangkali. Apa lagi sepanjang malam kotaku diguyur hujan, memang tidak terlalu lebat, namun angin yang bertiup membuat mata tambah mengantuk. Udara yang dingin membuat orang ingin menarik selimut kembali. Sampai subuh, hujan belum juga reda.

Waktu untuk berangkat kesekolah masih ada sekitar 2 jam lagi. Mudah-mudahan ada sesuatu yang bisa kutulis. Biarlah segala urusan rumah tangga dan keperluan sekolah anak-anakku dikerjakan Si Mbok dulu. Aku ingin berkonsentrasi menulis dulu, mumpung sedang ada kemauan, mumpung sedang dapat ide.

Bismillahhirrohmanirrohiim, aku tenangkan hati, mulai mencoba menulis. Huruf demi huruf, kata demi kata kurangkai menjadi sebuah kalimat. Antara kalimat yang satu beranjak pada kalimat berikutnya. Begitu seterusnya, sehingga kudapatkan satu paragraf. Paragraf semakin bertambah, tak terasa sudah penuh satu halaman kertas.

Sebelum beranjak kehalaman berikutnya, aku terdiam sejenak, kuamati tulisan yang kubuat, kubaca perlahan, kubaca dengan seksama, ternyata masih banyak kesalahan kejanggalan yang kutemui. Banyak kesalahan pada huruf-huruf, tanda baca, dan ejaan yang kupakai. Bagaimana ini? Aku sudah lupa semua itu, sudah lama sekali tidak mengulang pelajaran Bahasa Indonesia.

Mau membaca buku tentang kaidah penulisan atau penggunaan bahasa rasanya sudah tak sempat, sudah taka da waktu. Mau bertanya kepada teman yang lain, juga malu. Malu ditertawakan, malu banyak kesalahan, dan malu ketahuan. Ah,..sudahlah, yang penting nulis saja dulu. Dari pada imajinasi yang sudah ada di kepala hilang begitu saja.

Kubaca dan kecermati tulisan yang sudah kurangkai, tapi rasanya antara paragraph yang satu dengan yang lain, kok tak nyambung. Tidak saling berhubungan satu sama lain. Sepertinya setiap paragraph punya cerita sendiri-sendiri. Bagaimana caranya agar setiap paragraph menjadi satu kesatuan yang utuh. Rasanya sulit sekali untuk membuat sebuah cerita.

Kucoba menata kembali kalimat-kalimat yang telah kubuat. Yang tidak cocok langsung dihapus. Nampak ada kalimat yang tak berkaitan, kalimat yang salah, hapus lagi, hapus lagi. Sampai akhirnya tulisanku yang sudah satu halaman, hanya tinggal satu paragraph saja lagi. Ternyata tidak mudah menuangkan buah fikiran yang ada dikepalaku dalam bentuk sebuah tulisan.

Kucoba konsentrasi kembali, mencoba focus, jangan fikirkan yang lain. Urusan rumah sudah ada Si Mbok yang ngurus.

“Tidak boleh putus asa, ayo di coba lagi. Aku pasti bisa”. Demikian aku mencoba memotivasi diri, agar tidak menyerah. Kuhela nafas dalam-dalam, kembali ku rangkai kata demi kata, terus kucoba mengungkapkan apa yang ada dibenakku. Ternyata masih sama seperti yang tadi. Setelah kuperiksa kembali, disana sini masih tak seperti yang kuinginkan. Hapus sana, hapus sini, akhirnya yang tertinggal dalam tulisanku, hanya satu paragraph dengan kalimat seperti ini :

“Hari ini aku bangun pukul 03.30 wib terus sholat sunat. Pukul 05.00 aku solat Subuh. Habis itu aku membereskan rumah dibantu sama Si Mbok. Pukul 05.30 semua penghuni rumah sudah harus bangun. Setelah selesai membereskan rumah, aku dan Si Mbok menyiapkan segala keperluan anak-anak dan suami. Pukul 06.30, semua harus sudah selesai. Kemudian aku dan suamiku berangkat kerja, dan anak-anakku pergi sekolah”. Itulah sebuah cerita yang tersisa.

“Kalau hanya tulisan seperti ini, anakku juga bisa, kurasa. Itukan kegiatan aku dari bangun tidur sampai berangkat kerja. Kok tak ada indahnya ya? kok taka da pemanis kalimatnya? Masak tulisan rata saja seperti itu” aku berkomentar dalam hati.

“Kalau seperti itu ceritanya, siapa yang mau baca? Aku membayangkan mana ada yang mau membaca, apa lagi membeli bukunya, kalau ceritanya seperti itu kalimatnya. Masih lumayan membaca tulisan ilmiah, walaupun kalimat dan susunannya sudah baku, masih ada nilai tambahnya. Fakta tersaji dengan jelas dan sistematis.

Ternyata apa yang ku harapkan belum mampu tertuang dalam tulisanku. Imajinasiku masih mentok. Semua jadi terhenti, hanya sampai satu paragraph saja. Tak bisa lebih, imajinasi mendadak buntu. Imajinasiku masih hanya sebatas di kepala. Hanya aku yang mengetahuinya.

Sekarang di waktu dan posisi yang sama, aku mencoba kembali ingin menulis sebuah cerita tentang kegiatan yang beberapa waktu yang lalu sudah kutinggalkan. Apa yang telah ku tulis beberapa hari yang lalu masih ku ingat. Sekarang ku coba menulis dengan berbekal pengetahuan di pelatihan menulis di Pekanbaru. Ilmu yang hanya kudapatkan selama dua hari, ya,…hanya dua hari. Waktu yang sangat singkat sekali.

“Hari masih malam, alam disekelilingku masih gelap gulita, masih sunyi, masih sepi sekali. Yang terdengar hanya bunyi kokok ayam tetangga yang saling bersahutan, pertanda waktu subuh sudah mendekat. Kulihat jam yang tergantung di dinding kamarku, waktu sudah menunjukkan pukul 03.30. Memang mata masih terasa mengantuk. Maunya mata ini terpejam lagi, karena waktu solat asubuh belum tiba.

Rasa kantuk ini tak boleh kubiarkan. Saat dan waktu ini tidak boleh berlalu begitu saja. Bukankah saat ini waktu yang tepat untuk bermunajat kepadaNya? bukankah ini waktunya semua doa akan dihijabahNya? Bukankah saat ini para malaikat sedang bertebaran di muka bumi untuk menyampaikan rahmatNya? Aku tak boleh melewatkan kesempatan ini. Rasa kantuk harus kulawan.

Dinginnya air Wudhu yang membasuh wajah, terasa begitu sejuk, begitu nikmat. Mataku yang tadinya ingin tidur terus, sekarang sudah terang benderang. Rasa kantuk sirna sudah. Kuhadapkan seluruh tubuh, jiwa dan ragaku kehadiratNya. Diatas sejadah hitam, kubersujud dan berdoa. Kutumpahkan segala asa dan harapan kepadaNya. Rasa syukur dan pujian hanya milikNya.

Dari kejauhan terdengar sayup-sayup bunyi seruan azan berkumandang. Jam di kamarku sudah menunjukkan pukul 05.00. Saatnya Allah memanggil umatnya untuk menunaikan kewajibannya. Saat ini terjadinya pergantian antara malaikat penjaga malam dan siang. Untuk melaporkan semua pekerjaan hambaNya sepanjang malam ini. Aku ingin tercatat sebagai hamba yang mengakhiri waktu malam dengan bersujud kepadaNya. dan aku juga ingin tercatat sebagai hamba yang mengawali hari dengan bersujud kepadaNya.

Seisi rumah kubangunkan, suami, anak dan Si Mbok juga. Suara azan mengharuskan semua bangun untuk menghadap kepadaNya. Terasa begitu nikmat dihati mengawali pagi dengan rahmatNya. Aku dan Si Mbok berbagi tugas, agar semua keperluan suami dan anaku dapat terpenuhi. Rumah dirapikan dan dibersihkan, sarapan pagipun terhidang di atas meja makan.

Pagi ini dilalui dengan indah, suasana keluargaku begitu menyenangkan. Kami sekeluarga masih sempat bercerita di meja makan, sebelum masing-masing akan sibuk dengan aktifitasnya. Aku dan suamiku harus bekerja, dan anakku akan menghabiskan harinya di sekolah. Seperti biasa pukul 06.30 semua sudah meninggalkan rumah. Hanya tinggal Si Mbok yang menjaga dan membersihkan rumah.”

Itulah hasil ungkapan imajinasiku setelah mengikuti pelatihan menulis yang hanya dua hari. Sangat luar biasa, kegiatan yang tadinya hanya diceritakan satu paragraph, ternyata bisa tersusun indah dan menarik menjadi lebih dari satu halaman.

Ilmu yang hanya dua hari telah mampu melahirkan tulisan dari sebuah imajinasi masa kini.”Imajinasi zaman now” terimakasih kuucapkan kepada seluruh instruktur dan teman-teman yang telah rela berbagi ilmu, berbagi pengalaman. Semoga dengan berbekal ilmu selama 2 hari, akan lahir penulis-penulis dengan imajinasi zaman now. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post